Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) merupakan salah satu jalur untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) akademik, vokasi, dan Perguruan Tinggi Keagamaan agama Islam Negeri (PTKIN). Tak mudah memang untuk memperjuangkan dan berkompetisi dalam seleksi ini, jadi tak heran kalau pengumuman kelulusan SNBT ini sangat dinantikan para siswa yang mengikuti.
Ada sekitar 14% yang dinyatakan tidak lulus dalam seleksi UTBK SNBT 2023. Tak sedikit dari mereka yang sedih dan kecewa, karena merasa perjuangan dan semua persiapannya percuma. Kenapa bisa begitu? Yaa karena mereka sudah mati-matian belajar selama kurang lebih 6 bulan, tapi dibuat down dengan pengumuman yang tidak mengenakkan di satu hari itu. Mereka merasa perjuangannya tidak sepadan dengan apa yang diperolehnya dan hasil kerja kerasnya tidak sesuai dengan yang diharapkannya.
Tidak lulus SNBT 2023 bukan berarti akhir dari perjalanan kita.
Tapi ada satu konteks yang menyimpang dari pernyataan sebelumnya, dilansir dari laman tiktok bernama @istin040. Dia meng-upload sebuah video yang menunjukkan dirinya yang tengah dihajar oleh orang tuanya. Dilihat dari caption-nya, konteks dari kontennya adalah orang tua yang tidak merestui kalau dia akan kuliah setelah mendapatkan pengumuman bahwa dia dinyatakan lulus SNBT pada tahun ini.
Yang lain dibikin sedih karena belum lulus tahun ini, eh dia malah dibikin sedih karena lulus.
Memang karakter orang itu berbeda-beda, bisa jadi karena memang bawaannya atau adanya keadaan yang bisa membuat dirinya begitu.
Namun dari video kontennya yang terbaru, si anak ini mengatakan kalau yang menghajarnya itu bukan orang tua dia, melainkan saudara dari orang tua atau wali dia yang katanya mau membiayai kuliahnya. Awalnya si anak ini dinyatakan lulus SNBT 2023 di PTN yang lokasinya berada di kota walinya. Kemudian dia memutuskan untuk tinggal di rumah walinya itu. Tapi apa yang dia dapat? Dia malah kena hajar oleh walinya itu perkara dinyatakan lulus SNBT 2023 ini. Tidak tahu pasti alasan yang menyebabkan si walinya marah dan menghajar anak itu. Mungkin ada permasalahan ekonomi atau apa yang sedang dia hadapi. Tapi dengan alasan apa pun sebenarnya tidak harus ada kekerasan, apalagi dia bukan anak kandung darinya. Seharusnya di hari itu dia happy karena telah diterimanya dia di suatu PTN yang mungkin jadi impiannya, tapi malah sebaliknya.
Akhirnya dia memutuskan pulang ke kampungnya setelah dia mendapati perilaku yang kurang mengenakkan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H