Mohon tunggu...
dian equanti
dian equanti Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Geografi

Menggemari isu Lingkungan, dan Kependudukan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korelasi Maju Negaranya, Bahagia Warganya

3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Instrumen lain yang digunakan untuk menentukan kemajuan negara adalah HDI (Human Development Index). Komponen HDI atau dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia merupakan komposit dari indikator angka harapan hidup saat lahir (Life expectancy at birth), lama sekolah yang diharapkan (Expected years of schooling), dan pendapatan nasional per kapita (Gross National Income per Capita).  Dengan nilai antara 0 hingga 1, semakin maju suatu negara, nilai HDI akan semakin mendekati angka 1 (satu), demikian pula sebaliknya. Sebagai informasi, sebagian besar negara maju meraih nilai HDI di atas 0,8. Negara-negara maju dengan nilai HDI di atas 0,8 di antaranya terdapat Jerman (0,92), Perancis (0,89), Belanda (0,92), Norwegia (0,94), Korea Selatan (0,89), Swedia (0,9), Australia (0,93), Kanada (0,91), Finlandia (0,89), Islandia (0,92), Denmark (0,92), Switzerland (0,94)dan New Zealand (0,91).

Tampaknya negara maju memang berpeluang membahagiakan warganya. Di antara deretan negara dengan HDI di atas 0,8 tersebut, ada Norwegia, Denmark, Islandia, Switzerland  dan Finlandia yang termasuk 5 besar negara paling bahagia di dunia. Membandingkan indikator HDI dengan indeks kebahagiaan, memang ada sudut pandang berbeda pada keduanya dalam memandang keberhasilan pembangunan.  Penggunaan parameter lama sekolah memunculkan kritik terhadap HDI yang tidak mengakomodasi kebebasan masing-masing warga dalam membuat berbagai pilihan tentang pendidikan formal. Warga negara yang memilih untuk tidak menempuh pendidikan tinggi, secara kasar jatuh pada kelompok sosial yang lebih rendah dibanding mereka yang bersekolah lebih lama.

Juni 2016 menandai komitmen OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) untuk mendefinisikan ulang makna pertumbuhan ekonomi dengan mengetengahkan kesejahteraan penduduk sebagai perhatian utama upaya pemerintah. Demikian pula pemimpin UNDP dalam pidatonya menegaskan bahwa kualitas lebih penting daripada pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Perhatian lebih pada kebahagiaan haruslah menjadi bagian dari upaya bersama mewujudkan pembangunan manusia yang berkelanjutan.

Mewujudkan warga bahagia tentu membutuhkan upaya keras semua pihak, baik pemerintahan hingga masyarakatnya sendiri. Tidak hanya bertujuan meningkatkan citra positif persepsi korupsi, mengingat aspek kebahagiaan mencakup berbagai aspek hingga urusan perlindungan hak menjalankan pilihan. Kita sebagai warga masyarakat pun punya peran dalam menyebarkan perasaan nyaman, dan peduli lewat kedermawanan dan menciptakan perasaan positif itu dalam keseharian.

Salam Bahagia

Pontianak, 19 Oktober 2017.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun