Mohon tunggu...
dian equanti
dian equanti Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar Geografi

Menggemari isu Lingkungan, dan Kependudukan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serial Upin Ipin dan Pengkayaan Kosakata asal Bahasa Melayu

17 Maret 2017   16:22 Diperbarui: 18 Maret 2017   00:53 4226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu saya masih kuliah di Kota Yogya, orang-orang sekitar yang mengetahui asal saya dari Pontianak seringkali bertanya seperti apa kiranya bahasa sehari-hari yang kami gunakan kampung halaman. Secara singkat saya sering menjawab, mirip orang Malaysia. Hingga pertengahan tahun 2000-an itu tayangan televisi made in Negeri Jiran belum sebanyak sekarang. Untuk mengira-ira logat bahasa Melayu Malaysia, tayangan hiburan menyuguhkan sejumlah artis yang dikenal khas dengan logat mirip Malaysia, seperti Cut Mini dan Rina Nose. Kini, lewat serial Upin Ipin, masyarakat Indonesia secara luas memperoleh gambaran bagaimana Bahasa Malaysia digunakan oleh penutur aslinya. 

Bahasa Melayu konon adalah asal bahasa nusantara. Bahasa yang dipakai mulai dari Kepulauan Riau sebagian besar wilayah Semenanjung Malaka, hingga kepulauan-kepulauan Indonesia. Luasnya penggunaan Bahasa Melayu menjadikannya lingua franca dari bahasa persatuan (bahasa yang menyatukan) kita yaitu Bahasa Indonesia. Setidaknya beberapa alasan adopsi Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia adalah penggunaannya yang mudah, tidak mengenal tingkatan bahasa sehingga lebih egaliter sebagai bahasa pergaulan, serta keluwesannya untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti luas.

Persinggungan dengan budaya-budaya yang masuk ke Indonesia, turut memberi warna pada kekayaan kosakata bahasa Indonesia. Akulturasi itu menghasilkan kata-kata serapan yang melimpah dalam khasanah bahasa nasional.  

Sebagai daerah dengan bahasa melayu 

Tayangan yang rutin, bahkan dengan frekuensi 2 kali sehari, pagi dan malam hari 

Kini, serial Upin Ipin metayangan rutin setiap hari. Mengisi kekosongan tayangan anak-anak, Upin Ipin adalah hadir 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun