Mohon tunggu...
Dian Eka Aprilia
Dian Eka Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PIAUD Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Banyak Orang Baik, Jika Belum Menemukan Maka Jadilah Salah Satunya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Benteng Moral, Melindungi Anak Usia Dini dari Berbagai Pengaruh Negatif

7 Desember 2024   12:20 Diperbarui: 7 Desember 2024   12:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan dunia tanpa batas bagi anak-anak kita, di mana pengaruh negatif mengintai di setiap sudut, dari konten daring yang tidak terfilter hingga pergaulan yang tidak terkontrol.  Bagaimana kita melindungi mereka?  Masa anak usia dini (AUD) merupakan periode krusial dalam pembentukan karakter dan moralitas.  

Pada tahap ini, anak-anak sangat rentan terhadap berbagai pengaruh negatif, menyerap informasi dan perilaku seperti spons, membentuk pondasi nilai dan prinsip yang akan membimbing mereka di masa mendatang.  

Oleh karena itu, membangun benteng moral yang kuat menjadi sebuah keharusan untuk melindungi AUD dari dampak buruk pengaruh negatif dan membimbing mereka menuju perkembangan yang sehat dan berintegritas.  Esai ini akan membahas realitas sosial yang dihadapi AUD, menganalisisnya melalui teori perkembangan moral, dan menawarkan solusi aplikatif untuk membangun benteng moral yang kokoh.

Realitas sosial yang dihadapi AUD saat ini semakin kompleks dan menantang.  Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memicu ledakan akses terhadap konten daring, yang tidak semuanya positif.  Kekerasan, pornografi, dan ujaran kebencian mudah diakses,  mempengaruhi perkembangan moral anak-anak. 

 Selain itu,  perubahan struktur keluarga,  tingginya mobilitas sosial, dan kurangnya pengawasan orangtua juga berkontribusi pada meningkatnya risiko paparan pengaruh negatif.  

Di lingkungan sekitar,  AUD mungkin menyaksikan ketidakadilan,  konflik,  atau perilaku anti-sosial yang dapat memengaruhi perkembangan moral mereka.  Kurangnya pendidikan karakter yang terintegrasi di berbagai lingkungan -- rumah, sekolah, dan masyarakat -- juga memperparah masalah ini.

Berbagai teori perkembangan moral dapat digunakan untuk menganalisis tantangan yang dihadapi AUD.  Teori Kohlberg, misalnya, menjelaskan perkembangan moral melalui tahapan kognitif, di mana anak-anak berkembang dari moralitas heteronom (berorientasi pada hukuman dan imbalan) menuju moralitas otonom (berorientasi pada prinsip-prinsip moral universal).  

Teori Bandura menekankan pentingnya pembelajaran sosial, di mana anak-anak belajar melalui observasi dan imitasi.  Teori-teori ini menunjukkan bahwa perkembangan moral AUD dipengaruhi oleh faktor kognitif, sosial, dan lingkungan.  Pengaruh negatif dapat menghambat perkembangan ke tahap moral yang lebih tinggi,  mengakibatkan perilaku yang tidak etis dan anti-sosial.  

Oleh karena itu, intervensi yang tepat perlu dirancang untuk mendukung perkembangan moral AUD sesuai dengan tahapan perkembangan mereka. Kaitan Teori Perkembangan Moral dengan Al-Quran

Teori perkembangan moral seperti Kohlberg dan Bandura memberikan kerangka untuk memahami bagaimana anak-anak mengembangkan nilai dan prinsip moral.  Al-Quran, sebagai kitab suci Islam, juga memberikan panduan yang komprehensif tentang perkembangan moral manusia, khususnya anak-anak.  Berikut adalah kaitan antara teori-teori tersebut dengan ajaran Islam dalam Al-Quran:

Tahapan Moralitas dalam Al-Quran :

Moralitas Heteronom :  Al-Quran mengajarkan bahwa anak-anak pada awalnya berada dalam tahap moralitas heteronom,  di mana mereka berorientasi pada hukuman dan imbalan.  Hal ini tercermin dalam banyak ayat yang menekankan pentingnya ketaatan kepada Allah dan orang tua,  serta ancaman hukuman bagi yang melanggar aturan.  Contohnya,  surat Luqman ayat 13-14:

"Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

" Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."

Membangun benteng moral untuk AUD membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pihak.  Pertama,  orangtua perlu menjadi model peran yang baik,  menunjukkan perilaku moral yang konsisten dan positif.  Komunikasi yang terbuka dan penuh kasih sayang sangat penting untuk membangun ikatan emosional yang kuat. 

Kedua,  pendidikan karakter harus diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah dan PAUD,  menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif.  Ketiga,  masyarakat perlu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung,  di mana anak-anak dapat berinteraksi dengan orang-orang yang bermoral dan bertanggung jawab.  

Keempat,  pengawasan dan pembatasan akses terhadap konten daring yang tidak pantas sangat penting.  Kelima,  pemberdayaan orangtua dan pendidik melalui pelatihan dan edukasi tentang perkembangan moral anak-anak juga perlu dilakukan.

Melindungi anak usia dini dari pengaruh negatif membutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak.  Membangun "benteng moral" yang kokoh bukanlah sekadar tugas, melainkan investasi untuk masa depan bangsa.  

Dengan menggabungkan pemahaman teori perkembangan moral dengan solusi aplikatif yang terintegrasi,  kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi AUD untuk tumbuh menjadi individu yang bermoral,  bertanggung jawab, dan berintegritas.  Peran orangtua, pendidik, dan masyarakat sangat krusial dalam membentuk generasi muda yang kuat dan berkarakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun