Â
Mahasiswa dari Universitas Airlangga sedang melaksanakan program kerja di bidang ekonomi sebagai bagian dari kegiatan KKN-BBK 4 di Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi.Â
Dalam kegiatan ini, kami mengunjungi dua perkebunan buah naga yang terletak di Dusun Kopen dan Dusun Perangan. Tujuan kunjungan tersebut adalah untuk mendokumentasikan perkebunan buah naga dalam bentuk video yang kemudian akan diunggah ke media sosial dengan tujuan memperkenalkan potensi hasil bumi Desa Kradenan, khususnya buah naga.
Persiapan lahan untuk menanam buah naga tidak memerlukan benih khusus. Tanaman buah naga dapat tumbuh dengan baik hanya dengan distek di berbagai inang yang menunjukkan kemudahan dalam proses penanamannya. Penggunaan pestisida dan insektisida pada tanaman buah naga tidak memiliki pengaruh yang signifikan karena hama dan serangga bukanlah ancaman utama bagi tanaman ini.Â
Ancaman yang lebih serius adalah serangan jamur, yang dapat menyebabkan pembusukan buah. Tanaman buah naga mengandung air sebanyak 80%, sehingga sangat rentan terinfeksi jamur. Oleh karena itu, penggunaan fungisida sangat penting untuk mengeliminasi jamur yang dapat menyerang batang tanaman dan menyebabkan pembusukan buah.
Frekuensi penyiraman tanaman buah naga tidak dapat dihitung dengan pasti karena kualitas tanah bervariasi di setiap daerah. Oleh karena itu, penyiraman harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman buah naga. Meskipun termasuk jenis kaktus, buah naga memiliki kebutuhan air yang tinggi dan dapat tumbuh di berbagai lingkungan, termasuk daerah kering.
Untuk memaksimalkan hasil panen buah naga, penting untuk memperhatikan beberapa faktor, termasuk struktur tanah, pemupukan, dan penyiraman. Keseimbangan dalam penyiraman sangat krusial, karena kekurangan maupun kelebihan air dapat berdampak negatif pada kesehatan tanaman dan hasil panen.
Buah naga merupakan tanaman yang relatif ekonomis dalam hal biaya perawatan dibandingkan dengan tanaman lainnya. Para petani buah naga umumnya menerapkan metode trial and error dalam perawatan tanaman mereka, salah satunya adalah penggunaan pencahayaan tambahan pada malam hari yang diadopsi dari saran para ahli tanaman.
Petani seringkali menghadapi tantangan terkait penjualan dan distribusi buah naga sebelum masa panen. Selain itu, di lahan, tidak semua buah naga yang dipetik berwarna merah, menunjukkan adanya variasi dalam tingkat kematangan buah yang dipanen. Hal tersebut dilakukan agar hasil panen buah naga dapat didistribusikan secara merata ke seluruh daerah.
Produksi buah naga di Banyuwangi melimpah selama musim panen. Harga buah naga saat ini relatif stabil karena petani di Banyuwangi memiliki metode khusus untuk memastikan ketersediaan buah naga sepanjang tahun, yaitu dengan memberi penerangan menggunakan lampu di kebun buah naga pada malam hari.Â
Hal itu bertujuan untuk membantu proses penyerbukan pada tanaman. Dengan cara ini, pasokan buah naga tetap terjaga dan harga dapat stabil sepanjang tahun, menghindari kelebihan pasokan pada waktu-waktu tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H