Mohon tunggu...
Diandra Mayla Valiza
Diandra Mayla Valiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Efek Lemahnya Peran Kontrol Keluarga Menjadi Pemicu Perilaku Tawuran Pada Remaja di Perkotaan

2 April 2024   01:56 Diperbarui: 2 April 2024   02:21 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menurut Kapolres Metro Tangerang Kota, terdapat kenaikan aksi tawuran pada tahun 2023 di kota Tangerang. Polisi menyebutkan bahwa salah satu faktor terjadinya tawuran antar pelajar adalah peran orang tua. "Jumlah kejadian tawuran mengalami peningkatan sebesar 36%. Pada tahun 2022 terdapat 14 insiden, sedangkan pada tahun 2023 jumlahnya meningkat menjadi 19 insiden," ucap Komisaris Besar Polisi Zain Dwi Nugroho.

Ketika peran kontrol keluarga melemah, terlalu dimanjakan, atau justru malah terlalu mengekang, maka remaja akan mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Misal peran kontrol keluarga yang terlalu membebaskan tanpa adanya peran kontrol yang jelas, kemungkinan besar seorang remaja akan mudah masuk ke dalam pergaulan bebas, sebab keluarganya tidak memberi batasan dalam berteman dan tidak memperhatikan lingkungan pertemanan anaknya. Remaja  akan mudah terkena pandangan dogmatis yang salah dari teman-temannya sepeti "kalau tidak ikut tawuran tidak keren, tidak jantan, pecundang" dan skeptis lainnya yang di buat oleh para remaja.

Selain faktor lingkungan keluarga, faktor internal dan eksternal lainnya yang dapat memicu remaja terjerat dalam kasus tawuran, antara lain:

a. Faktor internal, meliputi:

  • Mendapatkan krisis identitas (identity crisis)

Biasanya pada usia ini, remaja rentan mengidentifikasi pengarahan yang baik dan benar, nilai-nilai di dalam lingkungan sosial, dan figur yang menjadi contoh mereka untuk membentuk kepribadiannya. Remaja peru dituntun dan diarahkan kejalan yang benar oleh lingkungan sosialnya. Sebab itu, lingkungan sosial (pertemanan, keluarga, pendidikan) sangat berperan penting dalam membentuk kepribadian remaja agar terjauh dari masalah penyimpangan sosial

  • Mempunyai kontrol diri yang lemah (weakness of self control)

Remaja yang memiliki kontrol diri yang lemah akan sulit mengendalikan diri dengan baik sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku. Akibatnya remaja itu akan mudah terpancing emosi, marah, kesal, dan tidak peka terhadap lingkungannya. Ia akan cenderung melarikan diri dari masalah tersebut atau menyalahkan orang lain. 

Namun ketika ia berani menghadapi suatu  masalah, mereka cenderung mencari jalan instan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Itulah mengapa remaja yang memiliki kontrol diri yang lemah akan mudah terpengaruh untuk ikut aksi tawuran.

  • Kurang mampu menyesuaikan diri (self mal adjustment)

Remaja yang kurang mampu menyesuaikan diri, biasanya mereka mengalami kesulitan dalam beradabtasi dengan lingkungan yang beragam budaya, ekonomi, kelas sosial, dan kompleksitas perbedaan lainnya.

b. Faktor ekstenal, antara lain:

  • Lingkungan sekolah

Kualitas sekolah juga mempengaruhi karakter para pelajar. Sekolah yang kegiatan belajarnya terlalu monoton, yang kurang memberikan ruang bereksprsi bagi pelajarnya (misalnya ekstrakulikuler), ketegasan peraturan sekolah yang lemah, atau perilaku guru yang kurang  relevan saat mengajar (misalnya suka marah-marah atau acuh dengan siswa) dapat memicu siswa untuk lebih senang berkegiatan di luar atau berperilaku seperti mencontohi sikap gurunya.

  • Lingkungan pertemanan

Lingkungan pertemanan adalah cerminan karakter individu. Para remaja membentuk kelompok yang berisikan orang-orang dengan perasaan yang senasib dan satu frekuensi. Rasa solidaritas pun ternaman di dalam diri mereka. Mereka yang tidak bisa memenuhi kesamaan atau tuntutan dalam kelompok tidak bisa masuk ke dalam kelompok itu. Itu sebabnya terkadang berpesta minuman, memakai narkoba, maupun ikut  tawuran bukan hanya sekedar eksperimen saja. Tujuannya untuk menunjukan jati diri individu sebagai rasa solidaritas dan eksistensi kelompok tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun