Pada hari Minggu, 15 Oktober 2017, saya bersama teman-teman pergi ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah) untuk melakukan wawancara guna menyelesaikan tugas reportase IBD (Ilmu Budaya Dasar). Sebenarnya ini merupakan tugas individu, namun kami sepakat untuk melakukan tugas ini bersama-sama.
Setelah sampai saya pun bingung mencari pagelaran yang ingin saya kunjungi, namun pada akhirnya ada satu pagelaran yang menurut saya unik, yaitu Pagelaran Kesenian Jawa Timur. Pagelaran tersebut menampilkan tari daerah, musik campursari, Reog Ponorogo, dan seni pertunjukkan cerita "Sawung Asmoro". Disana saya mewawancarai Pak Narno selaku penyelenggara Pagelaran Jawa Timur ini. Beliau menjelaskan bahwa setiap hari Minggu kantor penghubung daerah Provinsi Jawa Timur selalu menampilkan budaya Jawa Timur. Acara ini diselenggarakan di Anjungan Jawa Timur itu sendiri tentunya. Dan acara dimulai pada pukul 10:00 s/d 13:00. Â Â Â Â Â Â
Pak Narno juga menjelaskan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mempromosikan, melestarikan, dan memperkenalkan kebudayaan daerah khususnya Jawa Timur kepada publik. Publik yang dimaksud tidak harus orang dari Jawa Timur, melainkan paling tidak publik itu mencakup tingkat nasional maupun internasional.
Kebetulan sewaktu saya dan teman-teman yang lain kesana, pelakon pagelaran Jawa Timur ini didatangkan langsung dari Ponorogo. Karena memang menurut giliran, minggu ini merupakan jatah dari warga Ponorogo untuk menampilkan kesenian budaya Jawa Timur.
Pak Narno menjelaskan semua itu dengan sangat semangat, beliau menjelaskan bahwa di Jakarta ini ada yang namanya PAWARTA JATIM (Paguyuban Warga Jakarta dari Jawa Timur). Tidak hanya itu, ternyata ada pula paguyuban Ponorogo,dll. Pokoknya semua paguyuban yang ada di kabupaten Jawa Timur lengkap ada di Jakarta. Oleh karena itu, setiap ada pementasan disini, para penyelenggara selalu mengundang warga Jawa Timur yang ada di Jakarta. Seperti sekarang, kita mengundang warga Ponorogo yang ada di Jakarta. Semua ini bertujuan agar kita bisa saling bersilahturahmi. Â Â
Beliau juga berpesan agar kami para generasi muda dapat mencintai budayanya. Karena budaya itu timbul sejak manusia dilahirkan, dan kalau kita tidak mencintai budaya, berarti kita tidak menghormati warisan leluhur, nenek moyang, dan orang tua. Oleh sebab itu, Â sampai kapan pun budaya harus tetap dilestarikan.
Sekian informasi yang saya dapatkan dari Pak Narno selaku penyelenggara Pagelaran Kesenian Jawa Timur. Dan mohon maaf jika masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya.
