Pendahuluan
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek kerohanian manusia yang selanjutnya menimbulkan kebaikan akhlak mulia. Pembersihan aspek rohani manusia selanjutnya dikenal sebagai dimensi esoterik dari diri manusia. Melalaui tasawuf seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkannya, dan tampil sebagai manusia yang dapat mengendalikan dirinya, dapat menjaga kejujuran hatinya, keikhlasan dan tanggung jawab.
Timbulnya tasawuf dalam Islam bersamaan dengan kelahiran agama islam itu sendiri, yaitu semenjak Muhammad SAW diutus Rasulullah untuk segenap ummat manusia dan seluruh alam semesta. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pribadi Muhammad sebelum diangkat menjadi Rasul telah berulang kali melakukan tahannuts dan khalwat di Gua Hira disamping untuk mengasingkan diri dari masyarakat kota Mekkah yang sedang mabuk memperturutkan hawa nafsu keduniaan. Juga Muhammad berusaha mencari jalan untuk membersihkan hati dan mensucikan jiwa noda-noda yang menghingapi masyarakat pada waktu itu.
Tahannuts dan khalwat yang dilakukan Muhammad SAW bertujuan untuk mencari ketenangan jiwa dan kebersihan hati dalam menempuh liku-liku problema hidup yang beraneka ragam ini, berusaha memperoleh petunjuk dan hidayah dari pencipta alam semesta ini, mencari hakikat kebenaran yang dapat mengatur segala-galanya dengan baik. Dalam situasi yang sedemikianlah Muhammad Menerima wahyu dari Allah SWT yang penuh berisi ajaran-ajaran dan peraturan-peraturan sebagai pedoman untuk ummat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
 Dengan turunnya wahyu yang pertama pada tanggal 17 Ramadhan atau 16 Agustus 571 M, berarti nabi Muhammad SAW telah diangkat dan diutus menjadi Rasul untuk mengembangkan amanat Allah dan menyelamatkan ummat manusia dari lembah kejahilan dan kesesatan dalam mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Demikian juga wahyu yang diturunkan itu Rasulullah dapat membenahi masyarakat Arab Jahiliyah menjadi masyarakat yang maju sesuai dengan perkembangan peradaban dan kebudayaan manusia.
 Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa sumber dan landasan tasawuf adalah islam itu sendiri, tetapi dalam perkembangan selanjutnya mendapat pengaruh dari luar islam. Tasawuf Islam itu dalam perkembangannya mempunyai dua unsur yaitu unsur yang dekat dan unsur yang jauh. Unsur yang dekat ialah Al-Quran, Hadist, Sirah Nabi, Sirah Khulafaurrasyidin, Struktur 3 Sosial dan Firqah-firqah sedangkan unsur jauh ialah pengaruh agama Nasrani, yahudi, budha dan Persia.
Pembahasan
 Istilah tasawuf dapat dipandangan dari dua sisi, baik secara etimologi maupun terminologi. Secara etimologi, istilah tasawuf berasal dari kata suffah ( tempat di masjid Nabawi), sifat (dengan alasan para sufi mengaplikasikan sifat-sifat Allah), sufah (selembar bulu), shofia (bijaksana), as-safa (suci), suf (bulu domba).2 Implikasi dari teori tasawuf secara kebahasaan di atas diambil dari sudut pandang perilaku para sufi dan pakaian lahiriah maupun bathiniyahnya. Secara terminologi, istilah tasawuf dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Imam Junaid Al-Baghdadi: taswuf ialah Allah mematikanmu, Allah menghidupkanmu, dan kamu bersama Allah tanpa perantara.
b. Usman Al-Maki: tasawuf adalah keadaan seseorang yang setiap waktu melaksanakan sesuatu perbuatan yang lebih baik dari waktu sebelumnya.
c. Sirri As-Saqati: tasawuf ialah suatu nama bagi tiga makna; yakni nur makrifatnya tidak memadamkan cahaya kewaraannya, tidak berbicara ilmu batin yang bertentangan dengan Alquran dan Assunnah, serta tidak terbawa oleh karomahnya untuk melanggar larangan allah.