Rudi tertawa. "Ah, kau kan sekarang seorang ustadz. Kau betah juga di sana. Apa karena dia ...." Rudi menggoda temannya.
"Astaghfirullah, Rud. Jaga bicaramu. Aku hanya ingin lebih dekat dengan Allah. Itu saja, sekalian mengamalkan ilmu."
"Iya, aku tahu." Rudi membenarkan posisi pecinya. "Lama-lama santri idola perempuan ini akan jadi menantu Ustadz Ahmad."
"Rudi!" Ustadz Agus tersipu malu, tapi kesal.
"Ya sudah, afwan. Oya, besok teman yang kuceritakan kepadamu akan datang. Tolong kau bantu dia, ya?"
"Alhamdulillah. Baiklah kalau begitu, datang saja kemari. Insya Allah, akan ana bantu," kata Ustadz Agus.
"Nah, sudah dulu. Assalamu'alaikum, akhi. Salam untuk gadis yang kau tunggu itu." Rudi tertawa menutup telepon.
"Wa'alaikumussalam. Astaghfirullah, Rudi ...." Ustadz Ahmad menggerutu. "Kau tidak berubah."
Bersambung ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H