Mohon tunggu...
Dian Dewantoro
Dian Dewantoro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semangat Perjuangan Apa di Rumah Polonia?

23 Mei 2014   22:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1400834276832664306

[caption id="attachment_325249" align="aligncenter" width="448" caption="http://siarnusa.com/politik/rumah-tempat-prabowo-hatta-deklarasi-milik-ketum-majelis-dzikir-nurussalam"][/caption]

Rumah  Polonia menjadi saksi sejarah atas ‘curhat’ presiden pertama RI, Soekarno mengenai berbagai kisah tentang rencana penggulingan dirinya dari kursi presiden di pertengahan dekade ’60-an, kepada Yurike Sanger. Yurike Sanger sendiri merupakan salah satu isteri dari Soekarno (yang keberapa, saya tidak hapal). Dalam buku Percintaan Bung Karno dengan Anak SMA karya Kadjat Adrai, Yurike Sanger disebutkan tinggal di Rumah Polonia itu.

Lucunya beberapa waktu lalu saat Deklarasi Capres dari koalisi Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, & PG, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Hari Wibowo mengatakan, bahwa alasan pemilihan Rumah Polonia merupakan bagian dari "semangat dan jiwa perjuangan Bung Karno."

Padahal semangat dan jiwa perjuangan Soekarno yang mana, saat Soekarno secara rutin bertandang ke rumah tersebut dengan selalu dalam penyamaran, dengan mengendarai mobil VW kodok

Rumah Polonia awalnya merupakan gedung inventaris dari Bataafsche Petroleum Maatschappaij, perusahaan minyak Belanda yang kemudian dinasionalisasi pemerintah Indonesia, menjadi cikal-bakal Pertamina. Gedung itu berdiri di lahan yang luas, bahkan ada lapangan tenis di halaman belakang, berbatasan dengan kampung Kebon Nanas. Pagar tembok depannya tinggi. Pintu gerbang selalu tertutup.

Apakah rumah Polonia memang kepunyaan Soekarno? Punya uangkah presiden pertama Indonesia itu untuk membeli rumah sebesar dan seluas itu di tahun 1960-an? Setahu saya Soekarno terkenal sebagai presiden yang miskin, tidak meninggalkan apa-apa ketika meninggal? Meski memang bisa saja ada pihak yang membelikannya untuk Soekarno.

Jadi bagaimana mungkin ada sejarah yang bisa menjadi cermin bahwa Rumah Polonia memberikan “semangat dan jiwa perjuangan Soekarno” pada rumah itu. Hanya orang-orang yang buta sejarah saja yang mengaitkan rumah Polonia itu dengan ‘semangat dan jiwa perjuangan’ Soekarno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun