Mohon tunggu...
Dian Amalia
Dian Amalia Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belanja Online, Kebutuhan atau Gaya Hidup?

28 Desember 2018   08:00 Diperbarui: 28 Desember 2018   09:54 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan berbelanja merupakan suatu kegiatan yang lumrah dilakukan oleh pria maupun wanita. Kegiatan berbelanja ditujukan untuk membeli/memakai/memilih berbagai produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. 

Kegiatan berbelanja telah berkembang selaras dengan kemajuan tekhnologi yang ada. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai aplikasi e-commerce yang telah menyediakan bermacam-macam produk. Tren ini kemudian kian berkembang dan saat ini Kita kenal sebagai 'Belanja Online'.

Kesibukan atau tidak adanya waktu luang untuk belanja 'on the spot', menjadi salah satu alasan mengapa belanja online sangat digandrungi akhir-akhir ini. Kegiatan belanja telah dipermudah, dimana seseorang tidak perlu lagi pergi ke toko. 

Cukup dengan bermodalkan gadget, seseorang hampir dapat membeli/memilih barang yang ia inginkan. Berbagai macam produk saat ini telah tersedia di 'lapak-lapak' aplikasi online, sehingga konsumen lebih bebas memilih dan menyesuaikan dengan budget yang dimiliki. Lebih lanjut lagi, saat ini telah banyak 'toko-toko online' yang terpercaya dan menjanjikan pengiriman barang/jasa yang lebih aman,praktis dan cepat. 

Sumber : tangkapan gampar/dokpri
Sumber : tangkapan gampar/dokpri
Perkembangan berbelanja tidak berhenti sampai di situ saja. Dewasa ini kegiatan berbelanja bukan lagi soal bagaimana seseorang membeli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun telah beralih menjadi suatu 'gaya hidup'. Bagaimana tidak, toko-toko online saat ini seperti berlomba-lomba untuk menggaet para konsumen untuk berbelanja. 

Mulai dari muncul istilah 'HARBOLNAS' atau beberapa event dirayakan dengan memberikan diskon besar-besaran kepada konsumen. Berbagai brand terkenal pun saat ini telah banyak membuka 'lapak' di berbagai toko online, sehingga tingkat kepercayaan konsumen semakin meningkat. 

Sumber : twitter/soraya
Sumber : twitter/soraya
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 terdapat 82.2 juta orang mengakses konten belanja online. Riset lainnya menunjukkan bahwa keranjang online 3.5 kali lebih banyak dari pada keranjang offline. 

Lebih lanjut lagi, konsumen lebih membeli kategori/item yang unik pada saat belanja online (Harahap dan Amanah 2018). Tren belanja online yang tidak disikapi dengan bijak tentunya memicu timbulnya berbagai masalah, seperti munculnya perilaku konsumtif dalam masyarakat.

Hal ini juga diperparah dengan adanya perilaku pemborosan akibat terlalu sering atau karena terlalu memikmati proses kemudahan bertransaksi secara online. Bahkan saat ini gangguan akibat seseorang yang tidak mampu menahan keinginannya untuk berbelanja  sehingga menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk berbelanja meskipun barang yang dibelinya tidak selalu dibutuhkan sudah dinyatakan sebagai gangguan mental yang disebut SHOPAHOLIC.

Sumber : winnetnews.com
Sumber : winnetnews.com
Untuk itu, kegiatan berbelanja harusnya berada pada tujuan utamanya yakni untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Diperlukan seni atau kemampuan untuk dapat mengatur keuangan dengan baik, sehingga kita tetap mampu berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesenangan dalam batas yang wajar. 

Jangan sampai kita menjadi seseorang yang menghabiskan uang yang telah didapatkan dengan kerja keras hanya untuk membeli barang yang tidak diinginkan, untuk memberikan kesan kepada orang yang tidak disukai (Will Rogers).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun