Mohon tunggu...
Diana Ayu Arini
Diana Ayu Arini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Welcome :)

Banker sekaligus mahasiswa yang suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Money

Upaya Mencapai Produksi Minyak 1 Juta Barrel Per Hari dan Gas 12 BSCFD, Harapan dan Tantangan

2 Mei 2021   12:03 Diperbarui: 2 Mei 2021   12:05 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Source youtube: https://www.youtube.com/watch?v=bO7KjT6KN6g

Upaya Mencapai Produksi Minyak 1 Juta Barrel Per Hari dan Gas 12 Bscfd -- Harapan dan Tantangan By Widhyawan Prawiraatmadja

Outline

  • Harapan atas produksi minyak 1 juta barrel per hari dan 12 gas bscfd adalah harapan semua stakeholder
  • Prinsip produksi migas adalah investasi. Inestasi harus ada return apakah itu memberikan sesuatu yang cukup
  • Perbandingan di beberapa negara yang dapat menaikan produksi setelah mengalami penurunan jadi rebound
  • Industri migas yang berkelanjutan berakar dan kegiatan eksplorasi, target merupakan target tapi yang terpenting kelanjutannya.
  • Tantangan bagi Indonesia
  • Perubahan paradigma dan perilaku yang dibutuhkan
  • Penutup

Harapan Stakeholders

  • Indonesia mencapai produksi 1 juta barrel per hari dan 12 gas bscfd adalah harapan semua stakeholders
    • Pemerintah -- Pusat dan Daerah, Otoritas Keuangan, Reguator, dll.
    • Pelaku usaha migas -- BUMN, Swasta Nasional, PMA
    • Pelaku usaha pendukung industry migas -- BUMN, Swasta Nasional, PMA
    • Industri dalam negeri, khususnya pengguna/konsumen energi/migas
    • Masyarakat luas

Kalau bisa lebih cepat dari tahun 2030 untuk pencapaiannya.

  • Yang diharapkan tentunya bukan hanya 1 juta dan 12 BSCFD tetapi bahkan lebih dari angka (psikologis) tersebut, secara berkelanjutan

Tantangannya memang tidak mudah. Gatenya sangat besar karena kalau tidak dijalankan maka produksi akan turun terus menerus  jadi harus ada cadangan baru yang ditemukan dan diproduksi sehingga memperoleh angka yang diinginkan dan akuisisi dari perusahaan nasional sehingga bukan hanya impor tetapi keuntungan impor dari perusahaan itu bisa untuk diperbaiki current account.

Prinsip Dasar Produksi Migas

  • Yang akan memproduksi migas adalah Pelaku Usaha, yaitu Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang melakukan investasi dengan ekspetasi pengambilan atas investasi

Apapun yang dibilang oleh pemerintah maupun regulator yang akan melalukan pelaku usaha. Perencanaan perusahaan dieksekusi mengeluarkan uang yang disebut capital expenditure. Capital expenditure harus ada ketentuannya dikarenakan bertanggung jawab pada pemegang saham. Sehingga jika ada pekerjaan yang tidak memenuhi dasar perekonomian maka tidak bisa dilaksanakan.

  • KKKS melakukan operasinya di Indonesia dengan mengikuti seluruh aturan/regulasi yang ada -- dimulai dari perolehan Wilayah Kerja (WK) sampai ke pengakhirannya
  • KKKS dapat memproduksi migas jika telah memperoleh cadangan terbukti dari hasil kegiatan eksplorasi, dimana kelanjutan proses pengembangannya dilakukan melalui persetujuan SKK Migas, atas dasar keekonomian
  • Dengan demikian , volume migas yang dihasilkan adalah konsekuensi dari kegiatan investasi yang memberikan imbal hasil yang memadai bagi KKKS.
  • Negara dan pelaku usaha (pada umunya) tidak mendasarkan atas keputusan bisnis yang sesaat -- melainkan, berkelanjutan menjadi dasar kebijakan dan pengambilan keputusan karena dilihat dari jangka waktu 30 tahun kedepan.
  • Kondisi lingkungan usaha yang menjadi pertimbangan merupakan fungsi dari faktor, yang sebagian diantaranya berubah secara dinamis, yaitu
    •  Prospek (penemuan) sumber daya beserta skalanya
    • Kebijakan fiskal khususnya yang menentukan "risk-vs-rewards" usaha eksplorasi dan eksploitasi migas
    • (Konsistensi) kebijakan/regulasi/aturan pemerintah lainnya, yang akan menentukan: iklim investasi dan kemudahan berusaha
    • Perbandingan ketiga aspek diatas dengan negara produsen migas lain yang juga membutuhkan investasi dari luar.
    • Kesemua faktor diatas dilihat dari perspektif pasar migas, khususnya harga minyak (mentah)
  • Keberlanjutan di industri migas merupakan representasi dan keberhasilan mencapai kegiatan usaha yang dapat mengembalikan tingkat cadangan secara positif - reserves replacement ratio > 0, baik dari sudut pandang negara produsen maupun  pelaku usaha; untuk sumberdaya yang tidak terbarukan hal ini jelas tidak mudah karena ada natural decline
  • Di industri migas ada pameo:
    • Easy oil is found first
    • Cheap oil is produced first

Yang artinya prospek sumberdaya penting, tapi ujung-ujungnya adalah masalah keekonomian (atas dasar keberlanjutan kegiatan usaha)

Oil Production Rebound is Possible

- Indonesia pernah mengalaminya (antara 1983 - 1991) ditunjang oleh Enhanced Oil Recovery (EOR) yang sangat berhasil untuk minyak mentah Blok Rokan. Hal ini ditunjang oleh cadangan yang besar sehingga membuat skala ekonomis yang baik

- Di negara lain, beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain (dan kombinasinya)

  • Mengandalkan teknologi
  • Meramah ke lokasi frontier
  • Memperbaiki kebijakan fiskal
  • Membuka diri pada PMA/FDI
  • Memperbaiki iklim usaha secara terpadu

- Untuk keseluruhan upaya di atas, (ekspetasi) harga minyak menjadi penting.

tangkapan layar
tangkapan layar
Ini Volume Produksi Indonesia pernah mencapai di 1,7 di tahun sebelum 1980 dan puncak keduanya di tahun 1991. Dan project kedepannya sebelum tahun 2030 diharapkan naik terus menerus. Perbedaan di Amerika mengandalkan teknologi

tangkapan layar
tangkapan layar
Jenis sumberdaya yang non konvensional bisa ditemukan dan diproduksikan secara ekonomis sehingga bisa mencapai lebih dari 100 US.

tangkapan layar
tangkapan layar
Walaupun sempat terkena dampak covid, tetapi secara keseluruhan Russia naik terus

tangkapan layar
tangkapan layar
Kisah Sukses Eksplorasi
  • Prospek sumbersaya yang baik (walaupun lokasi menantang lokasi frontier)
  • Kebijakan fiskal yang menunjang “risk-vs-reward”, khususnya bagi perusahaan migas internasional yang bonafid
  • Ada korelasi antara jumlah dana yang dikeluarkan (capex spending) dengan volume cadangan yang didapat (discoveries)
  • Terbukti sukses di beberapa negara yang selama ini tidak pernah terdengar sebagai produksi migas sebelumnya. Untuk jangka Panjang, kenaikan produksi yang berkelanjutan hanya bisa dicapai melalui kegiatan eksplorasi yang berkesinambungan
  • Keberhasilan eksporasi akan mengundang kegiatan eksplorasi berikutnya

Top Global Discoveries

tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
tangkapan layar
  • Tantangan dan Peluang
    • Jangka Pendek.Menengah
    • Ditengah ketidak pastian Covid – 19 yang berimbas pada harga minyak, pengaruh Transisi Energi (akselerasi energi terbarukan untuk mengganti energi fosil):
      • Akselerasi monetisasi cadangan yang telah ditemukan, khususnya yang keekonomiannya marginal – melalui pemberian insentif, dengan mengambil momentum pemilihan ekonomi nasional
      • Memfasilitasi dan mengakselerasi program Plan of Development (POD)
  • Jangka Panjang
    • Eksplorasi
      • Keberhasilan penawaran wilayah kerja baru menjadi kunci, ditengah sentiment kenaikan investasi eksplorasi oleh internasional oil companies

Perubahan Mendasar Diperlukan

  • Indonesia membutuhkan pelaku usaha (bukan sebaliknya), khususnya KSS yang bonafid. Jika produksi ingin naik, perubahan paradigma diperlukan – it is no longer a business-as-usual
  • Regulator dan SKK migas yang lebih mendengar, tidak merasa benar sendiri apalagi memaksakan kehendak
  • KKKS adalah mitra, jika mereka tidak bisa atau berani menyampaikan masalah secara apa adanya, berarti ada yang salah dengan hubungan kemitraan
  • Perencanaan tidak bisa atas interpretasi sepihak
  • It is time to construct a “co-creation” policy and approach

Penutup

  • Kegaiatan hulu migas sangat penting untuk Indonesia, menganalisa dampak berganda yang sangat signifikan dari kegiatan ekonomi yang terkait – upward and downwoard linkages
  • Kegiatan bisnis hulu migas yang berkembang baik (thriving) mencerminkan iklim investasi sehat dan sekaligus akan menjadi pembuktian bagi sumber daya migas Indonesia yang belum terksplorasi
  • Cerita sukses di negara lain sudah cukup jelas dan dapat dijadikan contoh, jika Indonesia mau berubah
  • Kegiatan hulu migas yang berkembang secara berkelanjutan hanya dapat terjadi dengan kegiatan eksplorasi yang berkesinambungan
  • Tidak cukup berkembangnya kegiatan eksplorasi di Indonesia menunjukan bahwa iklim investasi hulu migas tidak kompeten disbanding dengan tujuan investasi di negara lain
  • Untuk cekungan yang belum cukup tereksplorasi, pendekatannya harus sama dengan di negara frontier yang kegiatan eksplorasinya sukses baru-baru ini. Kebijakan frontier harus berbeda dengan kebijakan bagi hasil yang ada saat ini
  • Investasi dari perusahaan asing yang bonafid hanya akan terjadi jika konsep “risk-vs-reward” terpenuhi
  • Seluruh kebijakan dan aturan/regulasi secara konsisten perlu mencerminkan kebutuhan investasi di atas.
  • Indonesia perlu mengambil momentum pemulihan ekonomi kondisi Covid=19. Ini saatnya untuk merubah pendekatan dan kebijakan untuk mengembalikan Indonesia menjadi tujuan investasi hulu migas. Keberanian melakukan terobosan menjadi kunci.
  • Energi transisi adalah keniscayaan. Hal ini menyiratkan kesempatan (window of opportunity) yang tidak akan berumur Panjang, sehingga waktunya adalah sekarang
  • Penawaran wilayah kerja baru menjadi tantangan di depan mata yang perlu dimanfaatkan. Perubahan pendekatan perlu diperkuat dengan konsistensi aturan, dimulai dari UU Migas yang perlu diselesaikan negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun