Mohon tunggu...
Dian Aulia Salsabila
Dian Aulia Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Mahasiswa yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Wilayah: Pengembangan Wilayah Melalui Potensi Sektor Ekonomi pada Kabupaten Jember

5 September 2023   22:50 Diperbarui: 5 September 2023   22:54 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diartho (2019)

Ekonomi wilayah atau ekonomi regional merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang memasukkan unsur lokasi atau struktur ruang sehingga analisis ekonomi akan lebih konkret sesuai dengan kondisi wilayah sesungguhnya yang berbeda-beda. Alasan mengapa ekonomi wilayah perlu dipelajari dikarenakan ilmu ekonomi yang lazim terlalu menyederhanakan permasalahan tanpa melihat ada aspek lain yang dapat mempengaruhi teori dan metodologi dari analisis ilmu ekonomi. Oleh sebab itu, ilmu kewilayahan atau geografi menjadi aspek yang perlu diperhatikan, dengan demikian munculah ekonomi wilayah.

Ekonomi wilayah akan membahas dinamika masalah yang ada di spasial, seperti sosial, budaya, politik, dan demografi sehingga muncul ilmu ekonomi yang lebih realistis. Unsur wilayah dalam ilmu ekonomi ini akan menjawab permasalahan apa, siapa, kapan, dimana terkait produksi sehingga tercipta efisiensi produksi dan distribusi. Secara sederhana, unsur lokasi dan ruang dalam ilmu ekonomi wilayah akan membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan bisnis.

Sebelumnya, analisis ekonomi kuno tidak memiliki kekuatan dalam menentukan cara efektif untuk menciptakan pertumbuhan baru yang mandiri. Ilmu ekonomi wilayah hadir untuk menawarkan paradigma parsial dalam rangka kebutuhan pengembangan wilayah. Oleh sebab itu, ilmu ekonomi wilayah cocok untuk daerah-daerah yang berkembang, salah satunya Kabupaten Jember.

Kabupaten Jember adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas lahan sebesar 3.293,34 km2 yang terdiri dari 31 kecamatan. Kecamatan Tempurejo menjadi kecamatan yang memiliki luas lahan terbesar dengan luas sebesar 524,46 km2 atau setara dengan 15,9% dari total luas wilayah Kabupaten Jember.  Sementara itu, Kecamatan Sumbersari menjadi kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi sebanyak 126.279 jiwa. Luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar membuat Kabupaten Jember memiliki potensi dalam sektor ekonomi.

Pada pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Jember memiliki tiga sektor yang berkontribusi paling besar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yaitu pertanian, perdagangan dan jasa, serta industri. Ketiga sektor tersebut membantu dalam pengembangan dan perencanaan pembangunan daerah di Kabupaten Jember. Sementara itu, beberapa sektor lain yang mempunyai potensi untuk berkembang, yaitu sektor keuangan, sewa dan jasa Perusahaan, pengangkutan, dan ekonomi. Namun, tidak semua kecamatan di Kabupaten Jember memiliki potensi sektor perekonomian yang besar. Oleh sebab itu, ilmu ekonomi wilayah dapat membantu dalam analisis ekonomi untuk meningkatkan pemerataan dalam pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi wilayah disini berperan menciptakan rangsangan pada daerah yang tidak berkembang sehingga dapat membantu sektor lain yang masih belum tampak untuk semakin berkembang dan daerah yang memiliki potensi lebih besar dapat menjadi perangsang sehingga pertumbuhan ekonomi melalui sektor ekonomi akan lebih meningkat. Apabila sektor perekonomian dalam suatu wilayah tidak berpotensi tetapi ada wilayah lain yang memiliki potensi dominan, maka pembangunan daerah yang terjadi diharapkan ada pemerataan perkembangan di seluruh sektor perekonomian pada suatu daerah.

Pemerintah Kabupaten Jember pada tahun 2018 memutuskan untuk membuat Rencana kerja pembangunan daerah (RKPD).  RKPD dibuat untuk mengatasi permasalahan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan pendapatan kecamatan yang rendah sehingga diterbitkanlah kebijakan. Kebijakan terkait RKPD bertujuan untuk meningkatkan presentase angka pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu dalam mengembangkan potensi dari wilayah-wilayah yang belum optimal sehingga hal ini akan mampu merangsang investor luas untuk menanamkan modal pada wilayah-wilayah tersebut.  

Analisis ekonomi wilayah dalam sektor perekonomian Kabupaten Jember dengan menggunakan tipologi klasen yang berfungsi untuk mengelompokkan struktur perekonomian pada kecamatan-kecamatan di Kabupaten Jember yang diklasifikasikan menjadi beberapa kuadran, yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV. Kuadran I menyatakan daerah maju dan tumbuh cepat, kuadran II menyatakan daerah maju tetapi tertekan, kuadran III menyatakan daerah berkembang cepat, dan kuadran IV menyatakan daerah tertinggal. Pengelompokkan tersebut melalui indeks dari laju pertumbuhan sektor ekonomi di kecamatan sehingga diperlukan data rata-rata laju pertumbuhan PDRB kecamatan dan PDRB Kabupaten Jember.

Pada Kabupaten Jember telah diketahui ada 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Sumbersari, Kecamatan Kaliwates, Kecamatan Patrang, Kecamatan Puger, Kecamatan Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kecamatan Bangsalsari, Kecamatan Sumberbaru, dan Kecamatan Tanggul termasuk dalam kategori kuadran 1. Sementara itu, ada 21 kecamatan termasuk dalam kategori kuadran II diantaranya, Kecamatan Semboro, Kecamatan Mumbulsari, Kecamatan Sumberjambe, Kecamatan Ledokombo, Kecamatan Sukowono, Kecamatan  Ajung, Kecamatan Tempurejo, Kecamatan Kalisat, Kecamatan Umbulsari, Kecamatan Arjasa, Kecamatan Pakusari, Kecamatan Jelbuk, Kecamatan Kencong, Kecamatan Jenggawah, Kecamatan Gumukmas, Kecamatan Balung, Kecamatan Rambipuji, Kecamatan Silo, Kecamatan Jombang, Kecamatan Mayang, Kecamatan  Sukorambi. Namun, ada satu kecamatan di Kabupaten Jember yang termasuk dalam kategori kuadran IV, yaitu Kecamatan Panti.

Berdasarkan ilmu ekonomi wilayah dengan analisis SSEM, terdapat 9 spesialisasi potensi sektor ekonomi pada kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Jember, antara lain: (1) pertanian; (2) pertambangan dan penggalian; (3) industri pengelolaan; (4) listrik, gas, dan air bersih; (5) bangunan; (6) perdagangan, hotel, dan restoran; (7) pengangkutan dan komunikasi; (8) keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; (9) jasa-jasa. Setiap kecamatan-kecamatan di Kabupaten Jember memiliki keunggulan kompetitif antara 2-7 spesialisasi. Kecamatan Jombang memiliki keunggulan terbanyak, yaitu pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, listrik, gas, air bersih, bangunan, pengangkutan, komunikasi, dan jasa-jasa.

Sumber: Diartho (2019)
Sumber: Diartho (2019)

Melalui hasil dari analisis ekonomi wilayah maka dapat terlihat daerah yang memiliki potensi besar sehingga dapat menjadi perangsang untuk meningkatkan perekonomian pada daerah lain yang belum berkembang. Misalnya, kecamatan-kecamatan di Kabupaten Jember yang berada di kelompok kuadran I dapat merangsang kecamatan lain yang ada di kuadran II dan kuadran IV, ataupun kecamatan pada kelompok kuadran II dapat merangsang pertumbuhan ekonomi pada kecamatan lain yang tergolong dalam kelompok kuadran IV.

Selain itu, penggolongan spesialisasi keunggulan pada setiap kecamatan dapat menjadi potensi bagi wilayah yang belum berkembang, seperti Kecamatan Panti. Berdasarkan hasil analisis, Kecamatan Panti memiliki potensi dalam sektor ekonomi, yaitu industri, bangunan, perdagangan, hotel, restoran, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Dengan demikian, keunggulan pada spesialisasi tersebut dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kecamatan Panti yang awalnya berada dalam kelompok kuadran IV untuk dapat tumbuh dan lebih berkembang.

Secara keseluruhan, ekonomi wilayah mampu mengatasi permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu ekonomi pada umumnya. Hal ini dikarenakan lokasi dan struktur ikut berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Aspek ruang tersebut dalam ekonomi wilayah muncul dalam bentuk luas area, lokasi, ketimpangan pembangunan antar wilayah, dan analisis pusat pertumbuhan. Dengan demikian, konsep wilayah yang ada bermanfaat dalam penentuan sektor basis perekonomian yang sesuai dengan keunggulan atau potensi utama yang dimiliki. Selain itu, pengembangan pola kebijakan yang tepat dapat disesuaikan dengan permasalahan dari setiap wilayah yang ada.

Penerapan dari ekonomi wilayah tidak hanya dapat diterapkan di Kabupaten Jember. Akan tetapi, wilayah lain utamanya daerah-daerah yang berkembang. Di Indonesia sendiri masih banyak wilayah dalam kategori masih berkembang karena pendapatan daerah yang masih tergolong belum optimal. Oleh sebab itu, ekonomi wilayah dapat menjadi ilmu untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi sesuai dengan kondisi faktual.

Sumber: Herman Cahyo Diartho  dalam Ekonomi Regional : Tipologi dan Sektor Potensial Dalam Pengembangan Wilayah (Studi Pada Wilayah Kecamatan di Kabupaten Jember), 2019. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun