Penentuan sub pusat semisal seperti wilayah A sebagai titik bahan pangan komoditas sayuran atau buah yang cocok sebagaimana kondisi wilayah. Wilayah B, pusat kota sebagai pusat pelayanan dan jasa. Wilayah C, semisal untuk komoditas tembakau. Wilayah D untuk sub pusat perikanan. Serta wilayah E untuk komoditas bahan pangan. Wilayah-wilayah tersebut tetap saling berhubungan. Adanya keunggulan setiap daerah membantu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang nantinya mengurangi angka kemiskinan.
Tidak hanya sektor pertanian yang dapat dijadikan keunggulan dalam pembangunan wilayah. Tempat wisata juga dapat dijadikan sektor untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Daerah pesisir, yaitu pantai bisa dikembangkan melalui penataan tempat yang baik. Dalam penataannya mempertimbangkan kebutuhan yang diperlukan wisatawan. Dari lahan parkir, ruang khusus ibadah dan kamar mandi, maupun ruang publik, yaitu restoran dan tempat berteduh. Tempat wisata ini dapat dijadikan aktivitas ekonomi, jika dikelola dengan baik dan mempertimbangkan kondisi lingkungan sekitar.
Dalam pembangunan ekonomi untuk mengatasi kemiskinan perlu distribusi yang memadai dengan mengedepankan kepentingan bersama. Agar satu wilayah dengan wilayah lainnya terhubung, hal tersebut sangat memerlukan fasilitas jalan yang memadai. Maka perlu diperhatikan bagaimana jalur transportasi yang baik. Memperbaiki kondisi jalan juga sangat perlu untuk mendukung dalam kegiatan distribusi. Â Hal ini semakin baik lagi jika ada alternatif jalan baru atau jalan yang lebih dekat.
Pembangunan infrastruktur merupakan faktor penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam mengatasi kemiskinan. Pemerintah perlu secara bertahap menyediakan fasilitas-fasilitas publik yang berhubungan dengan masalah optimalisasi distribusi pendapatan. Seperti sekolah, rumah sakit, lapangan pekerjaan, jalan, jembatan, dan lain sebagainya.
Disamping hal itu semua, SDM (Sumber Daya Manusia) menjadi faktor utama untuk menggerakkan segala upaya dalam mengatasi kemiskinan. Dengan demikian, dibutuhkan pemberdayaan bagi SDM (Sumber Daya Manusia). Â Hal tersebut, berbasis pemberdayaan masyarakat dengan program perluasan dan pengembangan kesempatan bekerja, berbasis program pendukung lainnya, seperti literasi keuangan maupun pengenalan teknologi dan informasi, serta berbasis pemberdayaan usaha ekonomi dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau Kredit Usaha Bersama (KUBE).
Peningkatan jumlah penduduk miskin di Jember untuk mengatasinya perlu kebijakan jangka panjang dari pemerintah. Hal tersebut melalui pembangunan ekonomi dengan mengembangkan spesialisasi komoditas unggulan pada setiap wilayah. Adanya komoditas unggulan membantu peningkatan pendapatan, memperluas kesempatan kerja sehingga mengurangi angka kemiskinan. Hal ini perlu didukung oleh distribusi dan infrastruktur yang baik karena dua hal tersebut yang dapat menghubungkan antar satu wilayah ke wilayah lainnya untuk mencapai keseimbangan dan mencegah ketimpangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H