Yah, begitulah lakon diantara dua, tiga hingga empat, melingkar dan merapat. Berkerumun dan membaur samar-samar di sudut ruangan tertutupi dengan kepulan asap, dihisap dan dikeluarkan aromanya membuat tenggorokan ikut tersendak. Datang yang menjamu kopi hitam kental. Tersenyum menyuguhkan.
 "Monggo di minum".
Kepulan asap mulai bertambah memenuhi ruangan. Menyesakan. Satu diantaranya berkata.
"Bagaimana ini tentang tanggung jawab bersama?"  dua, tiga, dan empat  menjawab
"Buat ini-itu  pak kebutuhan Tetek Mbengek" Sebutnya dalam daftar tulisan.
Dua, tiga dan empat agensi  pemegang kendali dengan struktur  peran menjadi pusat dan paling tertinggi. Mereka hanya pelayan raja  dari kesatuan. Katanya. Hitungan, raja yang tinggal dipinggiran, keterbelakangan, keterbatasan.
Betapa malangnya dua, tiga dan empat berhianat!
Haruslah cinta abdi  untuk pembangunan, kelayakan, kesejahteraan kepercayaan meningkat dari pembuktian bukan pembualan.
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H