Mohon tunggu...
Tasya Diana
Tasya Diana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Edelweiss

24 Maret 2017   17:23 Diperbarui: 24 Maret 2017   17:32 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekelompok arkeolog sedang melakukan penelitian terhadap keberadaan Dinasti Song, Kekaisaran Tiongkok. Selama beberapa minggu melakukan penelitian, mereka menemukan beberapa benda kuno pusaka yang diyakini sebagai harta peninggalan Dinasti Song. Salah satu penemuannya adalah sebuah lukisan seorang lelaki gagah memakai baju khas kerajaan, dan diyakini bahwa seorang dalam lukisan tersebut adalah Kaisar Song Taizu atau kaisar pertama yang memimpinn Dinasti Song.

Lukisan tersebut masih sangat terjaga sehingga wajah sang kaisar pun masih terlihat dengan jelas. Salah satu dari arkeolog yang meneliti adalah seorang wanita yang sangat cantik dengan tubuh tinggi semampai. Dia termasuk arkeolog termuda dan paling pintar. Namanya, Mei Xiu Jiaying.

Suatu malam, ia sedang lembur dan melanjutkan penelitian untuk menggali informasi mengenai Dinasti Song. Namun, ia mengantuk dan tidur tertelungkup di meja kerjanya. Tiba – tiba, ada seseorang yang menepuk pundaknya dan seketika itu juga ia terbangun. Betapa terkejutnya Meme ketika ia melihat orang yang menepuknya memakai baju kerajaan, dan ia merasa bahwa orang tersebut sangat mirip dengan Kaisar Song yang terdapat dalam lukisan. Sambil terus menatap orang tersebut, ia melirik ke arah lukisan dan ternyata lukisan tersebut kosong hanya tersisa kanvas. Kemudian pria itu berkata, “Istriku” Meme melihat sekeliling untuk memastikan dengan siapa pria tersebut berbicara, namun di ruangan itu hanya tinggal Meme sendiri. Pria tersebut kembali berkata, “Istriku” “Istrimu? Siapa istrimu? Aku?” balasku. 

Dengan mata berlinang, pria tersebut memeluk Meme dan berkata,”Istriku, sudah lama aku mencarimu, aku merindukanmu.” Sontak Meme melepaskan pelukannya dan berkata dengan nada tinggi, “Tidak! Aku bukan istrimu. Lagipula, siapa kau? Aku tidak mengenalmu!” “Aku Song, Song Taizu suamimu.” Sahutnya. Meme tak sanggup lagi bicara, kakinya bergetar karena ketakutan, bagaimana bisa seseorang dalam lukisan keluar begitu saja. Si pria tersebut masih terus mengejar Meme, sampai akhirnya Meme berteriak dan Meme menyalakan alarm darurat. Pria tersebut berlari dan masuk kembali ke dalam lukisan.

Para petugas keamanan datang dengan segera dan sudah mendapati Meme menangis histeris di sudut ruangan. Namun ketika para petugas keamanan menanyai apa yang terjadi, Meme hanya diam dan tidak mau menceritakan semua kejadian yang barusan ia alami. Keesokan harinya, Meme kerja seperti biasanya dan kemudian ia teringat akan apa yang ia alami semalam. 

Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tak lama kemudian, seorang asisten arkeolog berlari dan membawa gulungan, gulunngan tersebut adalah sebuah lukisan. Meme membukanya, namun kondisinya sudah sangat buruk tertutup debu dan kotoran serangga, akhirnya Meme membersihkannya dengan cairan khusus. 

Setelah menunggu beberapa saat, ia perlahan membentangkan lukisan tersebut dan ternyata apa yang ia lihat. Lukisan tersebut adalah lukisan seorang wanita dengan wajah yang sangat mirip dengannya, Meme sangat terkejut melihatnya. Sampai ia berkali – kali memastikan bahwa lukisan tersebut memang mirip denganya. Kemudian ia sadar bahwa lukisan tersebut adalah potongan dari lukisan yang ditemukan pertama kali ketika ia menyatukan huruf mandarin kunonya dan itu terhubung.

Itu membuat Meme semakin penasaran, apa hubungannya kejadian kemarin malam dengan lukisan ini. Akhirnya ia mencari tahu tentang data keluarga Kaisar Song dari dokumen – dokumen sebelumnya. Disitu tertulis bahwa Kaisar Song memiliki seorang istri dan empat orang anak, namun tidak ditulis dengan jelas siapa nama istrinya. 

Namun jika dilihat dari baju yang dikenakan Kaisar Song dan perempuan tersebut, itu adalah baju pernikahan keluarga kerajaan kuno. Ia menghela napas dan kembali berasumsi, apakah benar ia memang benar – benar mirip dengan istri Kaisar Song sehingga Kaisar Song sampai keluar dari lukisan hanya untuk menemuinya. Meme semakin takut setelah mengetahui semua fakta itu. Sejak saat itu ia sudah tidak berani kerja lembur, Meme berusaha menganggap bahwa apa yang dialaminya saat ini hanyalah angin lalu. 

Ia menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada Chen Junjie kekasihnya, kemudian kekasihnya menyarankan untuk berhenti bergabung untuk penelitian itu supaya Meme tidak terganggu. Meme merasa berat untuk menentukan, namun akhirnya ia pilih untuk mengundurkan diri saja. Keesokan harinya, Meme mengajukan surat pengunduran diri dari penelitan tersebut kepada ketua penelitian bapak Nianzu.

Setelah ia mengundurkan diri, ia memilih untuk istirahat selama beberapa minggu untuk menenangkan dirinya. Suatu ketika ia sedang pergi berbelanja ke sebuah supermarket, dalam perjalanan ia merasa bahwa ada seseorang yang mengikuti dia dari belakang. Ya, ternyata benar, ada seorang anak laki – laki kecil dengan dandanan sangat memprihatinkan sedang mengikuti dia. Meme berhenti dan memanggil anak tersebut, kemudian Meme bertanya, “Mengapa kau terus saja menguntitku?” Anak laki – laki itu hanya diam dan merunduk, kemudian Meme bertanya nama anak tersebut,, “Nama saya Xiaodan.” Jawabnya. 

Meme bingung apa yang harus ia lakukan terhadap anak tersebut, akhirnya Meme mengajak anak tersebut makan bersama dia. Anak tersebut makan dengan sangat lahap sampai Meme heran, “Kamu makan lahap sekali, seperti orang yang tidak pernah makan selama 900 tahun saja.” Ungkapnya sambil tertawa, namun anak tersebut memberikan jawaban yang tidak lazim, “Ya, memang benar aku tidak makan selama 900 tahun.” “Hah? Yang benar saja, kamu ini suka sekali becanda.” Sangkalnya sambil tertawa semakin keras, anak tersebut terus melanjutkan makannya.

Ketika makan tersebut sudah habis, Meme bertanya dimana rumah anak tersebut, anak tersebut berkata, “Aku tidak tahu dimana rumahku, tapi aku tahu dimana tempatnya.” “Baiklah, mari aku antar, tidak baik jika seorang anak kecil berjalan sendiri malam – malam,” ujar Meme, anak tersebut mengangguk dan tersenyum. 

Kemudian mereka naik ke dalam mobil dan anak tersebut menuntun jalan sampai ke rumahnya, Meme merasa heran ketika ia menyadari bahwa rumah si anak tersebut ternyata di dalam kuburan kuno. Xiaodan mengajak Meme masuk ke rumah kecilnya, dan menyambut hangat Meme dengan teh. “Silahkan diminum.” Ujar si anak kecil tersebut, karena Meme merasa kehausan, ia meminum teh tersebut tanpa pikir panjang. Setelah itu Meme merasa pusing dan tak lama kemudian ia tak sadarkan diri.

Ketika Meme membuka matanya, ia sudah tahu dirinya dalam keadaan terikat di kursi dan di dalam ruangan gelap. Kemudian ia berteriak – teriak dan memanggil nama Xiaodan, namun tidak ada respon. Kemudian terdengar derap langkah yang mendekatinya sambil berkata “Kau sudah sadar istriku?”. Meme mencari – cari asal suara yang tak asing tersebut, wushh.. tiba – tiba muncul sesosok wajah lelaki tepat di depan mata Meme. Meme sangat terkejut setelah mengetahui suara yang tidak asing tersebut ternyata berasal dari pria yang sama dengan malam itu. “Istriku, kemana saja kau ini? Sudah lama aku mencarimu” ujarnya, Meme terus memberontak “Lepaskan! Lepaskan aku! Aku tidak kenal kamu!” “Apa? Kau tidak mengenalku? Bagaimana bisa istriku?” “Kau pasti bukan istriku yang sebenarnya! Pasti ada roh jahat yang mengendalikan istriku sehingga bisa seperti ini!” sahut pria tersebut sambil menggoyang – goyang badan Meme. 

“Tidak! Aku memang bukan istrimu! Lepaskan aku! Aku ingin puang!” Meme masih terus berusaha melepaskan diri, namun hasilnya nihil karena ikatannya sangat kuat. Pria tersebut masih terus bersikeras, dan malah memukuli Meme sambil membaca – baca mantra tidak jelas. Meme berteriak kesakitan, seluruh tubuhnya dilumuri darah bekas cambukan. 

Melihat Meme menangis dan berteriak kesakitan, si pria tersebut bukan malah berhenti tapi malah semakin keras memukul. Sampai akhirnya ketika energi Meme sudah tinggal sedikit dan napas yang terengah – engah, Meme mengatakan “Aku bukanlah istrimu yang sebenarnya, aku hanyalah mirip dengannya. Istrimu yang sebenarnya terjebak dalam potongan lukisamu. Carilah di tasku.” 

Pria tersebut berlari dan meraih tas Meme, ternyata benar, ada lukisan istrinya. Pria tersebut atau Kaisar Song menangis kemudian beberapa saat keluarlah seorang wanita yang sangat mirip dengan Meme, Kaisar Song langsung memeluknya. Di lain sisi, Meme sedang bertaruh dengan hidup dan matinya. Ia sudah merasa tidak kuat lagi menahan semua kesakitan di badannya. Kemudian ia berkata, “Kaisar Song, bila aku boleh terlahir kembali sepertimu nantinya, aku berharap aku bisa bertemu lagi dengan Chen Junjie kekasihku. 

Dan katakan padanya, aku mencintainya.” Kemudian Meme menghembuskan napas terakhinya dan sontak Kaisar Song menangis histeris karena ia merasa bersalah karena telah membunuh orang yang tidak bersalah, bahkan Meme lah yang membuat dia dan istrinya bersatu. Kaisar Song tidak bisa melakukan apa – apa lagi karena dia tidak punya kekuatan untuk menghidupkan Meme, kemudian ia dan istrinya menguburkan Meme di dekat situ. Dan yang mencengangkan adalah, tanah tempat Meme dikuburkan berubah menjadi padang bunga edelweiss yang harum baunya. “Mungkin inilah yang dilakukan Tuhan untuk orang yang sudah melakukan sebuah kebajikan pengorbanan kepada orang lain.” Ungkap Kaisar Song.

-SELESAI-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun