Mohon tunggu...
Tasya Diana
Tasya Diana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Edelweiss

24 Maret 2017   17:23 Diperbarui: 24 Maret 2017   17:32 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meme bingung apa yang harus ia lakukan terhadap anak tersebut, akhirnya Meme mengajak anak tersebut makan bersama dia. Anak tersebut makan dengan sangat lahap sampai Meme heran, “Kamu makan lahap sekali, seperti orang yang tidak pernah makan selama 900 tahun saja.” Ungkapnya sambil tertawa, namun anak tersebut memberikan jawaban yang tidak lazim, “Ya, memang benar aku tidak makan selama 900 tahun.” “Hah? Yang benar saja, kamu ini suka sekali becanda.” Sangkalnya sambil tertawa semakin keras, anak tersebut terus melanjutkan makannya.

Ketika makan tersebut sudah habis, Meme bertanya dimana rumah anak tersebut, anak tersebut berkata, “Aku tidak tahu dimana rumahku, tapi aku tahu dimana tempatnya.” “Baiklah, mari aku antar, tidak baik jika seorang anak kecil berjalan sendiri malam – malam,” ujar Meme, anak tersebut mengangguk dan tersenyum. 

Kemudian mereka naik ke dalam mobil dan anak tersebut menuntun jalan sampai ke rumahnya, Meme merasa heran ketika ia menyadari bahwa rumah si anak tersebut ternyata di dalam kuburan kuno. Xiaodan mengajak Meme masuk ke rumah kecilnya, dan menyambut hangat Meme dengan teh. “Silahkan diminum.” Ujar si anak kecil tersebut, karena Meme merasa kehausan, ia meminum teh tersebut tanpa pikir panjang. Setelah itu Meme merasa pusing dan tak lama kemudian ia tak sadarkan diri.

Ketika Meme membuka matanya, ia sudah tahu dirinya dalam keadaan terikat di kursi dan di dalam ruangan gelap. Kemudian ia berteriak – teriak dan memanggil nama Xiaodan, namun tidak ada respon. Kemudian terdengar derap langkah yang mendekatinya sambil berkata “Kau sudah sadar istriku?”. Meme mencari – cari asal suara yang tak asing tersebut, wushh.. tiba – tiba muncul sesosok wajah lelaki tepat di depan mata Meme. Meme sangat terkejut setelah mengetahui suara yang tidak asing tersebut ternyata berasal dari pria yang sama dengan malam itu. “Istriku, kemana saja kau ini? Sudah lama aku mencarimu” ujarnya, Meme terus memberontak “Lepaskan! Lepaskan aku! Aku tidak kenal kamu!” “Apa? Kau tidak mengenalku? Bagaimana bisa istriku?” “Kau pasti bukan istriku yang sebenarnya! Pasti ada roh jahat yang mengendalikan istriku sehingga bisa seperti ini!” sahut pria tersebut sambil menggoyang – goyang badan Meme. 

“Tidak! Aku memang bukan istrimu! Lepaskan aku! Aku ingin puang!” Meme masih terus berusaha melepaskan diri, namun hasilnya nihil karena ikatannya sangat kuat. Pria tersebut masih terus bersikeras, dan malah memukuli Meme sambil membaca – baca mantra tidak jelas. Meme berteriak kesakitan, seluruh tubuhnya dilumuri darah bekas cambukan. 

Melihat Meme menangis dan berteriak kesakitan, si pria tersebut bukan malah berhenti tapi malah semakin keras memukul. Sampai akhirnya ketika energi Meme sudah tinggal sedikit dan napas yang terengah – engah, Meme mengatakan “Aku bukanlah istrimu yang sebenarnya, aku hanyalah mirip dengannya. Istrimu yang sebenarnya terjebak dalam potongan lukisamu. Carilah di tasku.” 

Pria tersebut berlari dan meraih tas Meme, ternyata benar, ada lukisan istrinya. Pria tersebut atau Kaisar Song menangis kemudian beberapa saat keluarlah seorang wanita yang sangat mirip dengan Meme, Kaisar Song langsung memeluknya. Di lain sisi, Meme sedang bertaruh dengan hidup dan matinya. Ia sudah merasa tidak kuat lagi menahan semua kesakitan di badannya. Kemudian ia berkata, “Kaisar Song, bila aku boleh terlahir kembali sepertimu nantinya, aku berharap aku bisa bertemu lagi dengan Chen Junjie kekasihku. 

Dan katakan padanya, aku mencintainya.” Kemudian Meme menghembuskan napas terakhinya dan sontak Kaisar Song menangis histeris karena ia merasa bersalah karena telah membunuh orang yang tidak bersalah, bahkan Meme lah yang membuat dia dan istrinya bersatu. Kaisar Song tidak bisa melakukan apa – apa lagi karena dia tidak punya kekuatan untuk menghidupkan Meme, kemudian ia dan istrinya menguburkan Meme di dekat situ. Dan yang mencengangkan adalah, tanah tempat Meme dikuburkan berubah menjadi padang bunga edelweiss yang harum baunya. “Mungkin inilah yang dilakukan Tuhan untuk orang yang sudah melakukan sebuah kebajikan pengorbanan kepada orang lain.” Ungkap Kaisar Song.

-SELESAI-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun