Selain itu, program yang didanai oleh MuhammadiyahAID ini juga berhasil membentuk village committee monthly meeting, di mana para perangkat desa dapat saling berkumpul dan saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan masalah terutama yang menimpa kedua etnis.
Ases terhadap bangunan pendidikan, adanya kebijakan yang melarang etnis Rohingya untuk dapat melanjutkan ke jenjang universitas dari tahun 2017 hingga awal tahun 2020 lalu. MuhammadiyahAID membantu memastikan bahwa kaum-kaum marjinal termasuk etnis Rohingya dapat memiliki modal dasar untuk mengenyam pendidikan formal ataupun non-formal untuk usia berapapun dan dalam keadaan apapun. Dengan pembangunan dua gedung yang sudah disebutkan di atas, harapannya etnis Rohingya dapat mengejar ketertinggalannya dalam bidang pendidikan dan ekonomi di lingkungan masyarakat di Rakhine State.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H