Mohon tunggu...
Diana Rimayani
Diana Rimayani Mohon Tunggu... Mahasiswa - حسبنا الله ونعم الوكيل

Fresh Graduate | Bachelor of Islamic Communication and Broadcasting | Proficient in Arabic Language | Interested in Communication, Language Education, and Media

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saudah binti Zam'ah Radhiyallahu 'Anha yang Memiliki Teladan Baik

23 Maret 2022   18:11 Diperbarui: 23 Maret 2022   18:20 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pada tahun 10 kenabian Khadijah wafat, yakni pada bulan Ramadhan. Setelah ditinggal wafat oleh Khadijah tentu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengalami kesedihan yang luar biasa, apalagi wafatnya Khadijah Radhiyallahu 'Anha berdekatan dengan wafatnya seorang yang sangat disayang oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, paman beliau yaitu Abu Thalib. Maka terkenal di kalangan para sejarawan bahwa pada tahun itu (10 kenabian) terkenal dengan istilah 'Amul Huzni' (tahun duka cita atau belasungkawa). Apalagi saat ditinggal oleh Khadijah Radhiyallahu 'Anha, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memiliki anak, dan seluruh putra putri beliau atau rata-rata putra dan putri dari pernikahan beliau dengan Khadijah Radhiyallahu 'Anha, sehingga Rasul Shallallahu 'Alaihi Wasallam saat itu terlihat sekali bersedih.

Yang biasa membela beliau di luaran sana yakni paman beliau, Abu Thalib meninggal dunia. Yang biasa membela, mendukung Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam rumah yaitu Khadijah Radhiyalllahu 'Anha juga meninggal dunia, anak-anak yang masih kecil-kecil di rumah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak ada yang merawat, maka kesedihan itu bertumpuk-tumpuk. Pada saat itu para sahabat merasakan kesedihan yang dialami oleh Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam, empati mereka itu sudah terasah, maka begitu melihat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersedih mereka tidak ingin Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkepanjangan dalam kesedihannya, maka mereka mengutus seorang shahabiyah, muslimah di saat itu yang bernama Khaulah binti Hakim Radhiyallahu 'Anha diutus oleh para sahabat untuk melobi Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam agar beliau berkenan untuk menikah lagi, dalam rangka untuk menghibur Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, karena bagaimanapun juga laki-laki ketika ditinggal oleh istrinya sulit untuk tinggal sendirian, berbeda dengan sebagian wanita, makanya tidak jarang ada yang mengatakan saya ditinggal oleh suami saya dan saya ingin tetap sendiri sampai kapanpun.

Pada saat itu usia Nabi adalah 50 tahun, diutusnya Khaulah untuk melamar Saudah Radhiyallahu 'Anha, Khaulah jugalah yang melamarkan untuk Nabi, Khadijah Radhiyallahu 'Anha Itu juga termasuk amal sholeh karena membahagiakan orang lain, apalagi memabahagiakan manusia yang istimewa, Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

 Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah ditanya dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani, dalam kitab beliau al mu'jamul awasath, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya oleh seseorang :

,

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ditanya dengan 2 pertanyaan sekaligus, pertanyaan pertama : wahai Rasul manusia yang seperti apa yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu Wata'ala ? dan yang kedua : amalan apa yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu Wata'ala ? Maka Rasul menjawab : manusia yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu Wata'ala  adalah manusia yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain, yang paling banyak manfaatnya. Kemudian jawaban kedua : membahagiakan seorang muslim.

Saudah bint Zam'ah ibn Qais ibn Abd Syams al-Qurasyiyyah al-Amiriyyah Radhiyallahu 'Anha merupakan wanita pertama yang dinikahi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam sesudah Khadijah Radhiyallahu 'Anha.

Saudah Radhiyallahu 'Anha adalah teladan yang langka dalam hal keindahan pelayanan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan kedua putri beliau yang saat itu belum berkeluarga, Ummu Kulsum dan Fatimah. Saudah Radhiyallahu 'Anha memelihara mereka berdua dengan keikhlasan. Saudah Radhiyallahu 'Anha  hidup berumah tangga dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tanpa kehadiran istri Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wasallam  yang lain selama tiga tahun. Ia menjadi ibu rumah tangga tunggal sampai Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahi Aisyah Radhiyallahu 'Anha. Saudah Radhiyallahu 'Anha juga termasuk salah seorang wanita yang utama. Karakter istimewa Saudah Radhiyallahu 'Anha. yakni : Saudah Radhiyallahu 'Anha sangat dermawan, beliau sangat rajin bersedekah, bahkan ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam meninggal pun beliau tetap rajin bersedekah.

Selain karakter yang disebutkan di atas, berikut beberapa karakter istimewa lainnya yang dimiliki oleh Saudah Radhiyallahu 'Anha :

Saudah Radhiyallahu 'Anha adalah sosok yang pemberani

Saudah Radhiyallahu 'Anha adalah salah seorang yang tergolong pertama kali beriman kepada Allah Subhanahu Wata'ala dan Rasul-Nya. Saudah Radhiyallahu 'Anha memeluk agama Islam bersama suaminya, Sakran. Ia lebih mementingkan keimanannya meski saat itu ia harus memikul beban berat, berkorban, dan memperoleh tekanan dari ayah, saudara lelaki, dan pemuka Quraisy lainnya. tetapi Saudah Radhiyallahu 'Anha juga tidak membiarkan rasa takut menghentikan langkahnya untuk menegaskan kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun