Mohon tunggu...
Diana Rigel Centaurus
Diana Rigel Centaurus Mohon Tunggu... -

Aku terlahir dari debu yang tumbuh bersama angin, dibesarkan bersama awan dan akan kembali bersama hujan, turun ke bumi dan menjadi tanah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gede Mountain

13 Agustus 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:51 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

July 23th 2010 ”Die ke Gede yuk...” celetuk si Jamie waktu itu. Udah sering si bilang ke dia, kalau gw pengin mendaki gunung. Dan pas di sebut Gede, beneran gw nggak tahu kalau ternyata ada yang namanya Gunung Gede, bahkan tuh Gunung letaknya dimana aja gw gak tahu hehe…kebiasaan. “Ayuk…” “Tapi cari orang dulu, tanyain yang laen pada mau nggak, kalau bisa si anak sekelas kita aja….” Awalnya…Cuma ajakan iseng kali yah….tapi akhirnya terkumpul 13 orang dan beneran cuy kita mendaki gunung Gede, dengan ketinggian 2958 Mdpl.  13 Orang itu……siapa aja yach?? Masih inget gak yah…Gw, Ulie, Fitri, Helen, sama Rina (team cewenya neh), Jamie, Ical, Wawan, Mattohir, Boy, Wahyudi, Budi, Heri (team cowonya). Alhamdulillah kawan aku masih inget dan tak melupakan kalian hehe…… awal pendakian gw belum kenal loh ama mereka semua, bahkan ada yang namanya belum tahu, kayak si Mattohir, tapi akhirnya dengan pendakian ini kita jadi lebih mengenal satu sama laen. Para Pendaki Pertama (Bocoran neh…jangan bilang-bilang yak….gw baru tahu singkatan mdpl tu Meter Diatas Permukaan Laut itu setelah gw mendaki beberapa gunung lowh. Wkwkwkkwk ketahuan deh noraknya) Yup ... bisa dibilang ini pendakian pertama, klo acara jalan ke kawah ratu-nya salak akhir 2008 kemaren cuma dianggap hiking. Gunung Gede atau lebih terkenalnya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)  terletak dimana ya….yah soalnya diantara tiga kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Jadi kalau gw bilang Gunung Gede di Bogor nanti Cianjur ama Sukabumi marah lagi wkwkkwkkwk…

Pangrango Mountain taken From Gede Iya…pokoknya diantar tiga kabupaten itu deh terserah mau masuk dari  jalur yang mana, kalau bingung bisa buka di situs resmi di www.gedepangrango.org disitu lengkap deh sekalian cara daftar onlinenya. BTW ngomongin masalah pendaftaran, kayaknya Gunung Gede Pangrango itu gunung yang paling rame dan paling terorganisir deh dibanding gunung-gunung yang laen. Pendakian masal juga kayaknya paling rame diadakan di kedua gunung ini. Mungkin selain karena Gunung ini Indah, juga karena gunung Gede tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan gunung-gunung yang lain.
Penunjuk jalan di jalur putri Dari sekian banyak jalur, kami memilih naik dari Jalur Gunung Putri – Cianjur, dan turun lewat jalur Cibodas. Kayaknya jalur ini jalur favorit deh, masalahnya kalau berangkat kan masih seger jadi dikasih jalur putrid yang nanjak terus juga OK, nah berhubung pulang pastinya dah pada loyo…jalur cibodas yang lebih landai emang pas buat kaki yang mulai capek. Berhubung ini pendakian kita yang sebagian besar bin notabene adalah pendaki pemula semua kecuali Jamie sama Boy (sepertinya mereka sudah ada pengalaman sebelumnya), jadi hasil terakhir adalah yach terlalu banyak bawaan yang nggak penting, terlalu banyak logistic yang akhirnya lebih, dan terlalu banyak baju ganti, kayak mau pindahan deh. Gak tau neh anggapan pendaki-pendaki laen yang lihat kelompok kita, mungkin dikira mau ke mall kali yah hehehe…whatever…sekali-kali norak gak apa-apa.
Norak dot com
Rigel Pengalaman membuktikan, kalau gw tuh gak jago bikin berita acara, jadi gw Cuma mau kasih tahu sebagian kecilnya saja. Kita start waktu itu janjian kumpul di tempatnya Budi Movic di deket Taman Sentosa, Cikarang jam 08.00 malem tapi akhirnya demi nungguin  seorang Mattohir, kita cabut sekitar jam 10.00 malem.
Perjalanan dimulai Nyarter elf sampe ke kampung rambutan, dan ini diselingi adegan si supir pake nyasar masuk ke jalan tol yang arah Cibubur wkwkkwk wal hasil muter-muter deh. Turun dari elf kita naek bis ke cianjur dan turun di mana yah…gw lupa tempatnya, pokoknya pertigaan yang mau naek ke basecamp putrid. Nyampe disini, kita ngegelandang dulu, tiduran depan masjid (sampingnya ada rumah makan padang kalo gak salah) ya ampyun…… jam 02.00 pagi disini dinginnya serasa di kutub utara hehe…walaupun gw belum sampe ke kutub utara, tapi buat perbandingan boleh kan??
Indahnya kebersamaan Udah lagi bawa jaket Cuma 1, sleeping bag juga gak punya ya sudah terima saja nasibku…
Ical, Boedy, Rigel, Ulie
At Alun Alun Surya Kencana
Best Friend
Indahnya kebersamaan Sehabis subuh dengan menaiki mobil pick up terbuka kita menuju basecamp putri, nyampe di basecamp sekitar jam 06.00, Wow…baru jalan segitu dah pada ngep ngepan, sempet nanya juga, kuat gak neh pada nyampe ke puncak ??? disini kita melakukan registrasi ulang, dan gw sempet ditegor gara-gara pake sandal, bukannya pake sepatu. “emangnya mau ke mall?, kalau nanti kesleo gimana?” gitu si ucap rangernya, dan gw Cuma bisa jawab dalam hati, “ya udah si biarin, kesleo juga gak minta tolong sama lu” (anak bandel). Setelah semua urusan tetek bengek kelar kita mulai pelan-pelan berjalan ber iringan merayapi gunung gede, singkatnya dengan kerjasama dan kekompakan team (dikompak-kompakin) kita nyampe di alun-alun surya kencana dan mendikirkan tenda sekitar jam 04.00 sore. Dari awal keberangkatan sih ada yang niat maen remi or kartu apalah, yang kalah bakalan buka baju de el el, tapi begitu nyampe sini? Boro boro buka baju, begitu tenda berdiri semua langsung masuk sleeping bag masing-masing. Bahkan yang nyiapin makan Cuma si Fitri sama Jamie (disini mereka berperan sebagai nyokap ama bokap neh), so atas pengorbanan dan ke ikhlasannya berdingin-dingin ria di luar tenda, saya pribadi mau mengucapkan terimakasih sama kalian berdua, pokoknya kalian the best lah disini hehe.
Jamie n Fitrie (Bokap ma Nyokap di Gede) Abis kenyang makan mie, semua tidur lelap dibalik sleeping bag masing-masing, dan sepertinya yang masih aja nggak bisa merem ampe malam tiba, Cuma gw deh. Gw gak bawa sleeping bag, gak bawa jaket hangat, Cuma jaket biasa dan kebagian tenda yang covernya udah gak ada, ditambah lagi posisi tidur dipinggir dari arah yang kena angin huaaaaaaaaaaaaaaa…… bisa bayangin kan dinginnya gunung gede di musim kemarau gini?? Gigi gw ampe gemeletuk, tangan ampe tebel rasanya. Sempet terpikir, neh gw besok masih idup gak ya?????
Menu Favorite - Teriiiiiiii
Makan gak makan asal kumpul “Bangun oi…bangun….” Ya elah…jam 03.00 pagi si ical udah goyang-goyangin tenda kecil gw, gw yang di dalem waktu itu bertiga sama Uli sama Rina sontak kebangun, n maki-maki ical saking keselnya. Gimana nggak kesel, tenda kita nggak ada cover, embun aja udah rembes ditambah digoyang-goyangin gitu aer kan jadinya masuk semuaaaaaaaaaaa…… Rencana kita mau muncak jam 04.00 pagi karena menurut saudara Jamie, dari tempat kita ngecamp ke atas paling sekitar 30 menit, tapi ucapan ranger or senior kadang-kadang emang menipu, jarak tempuh masih berjam-jam demi menyemangati juniornya dibilang tinggal 15 menit lagi huft. Untungnya si Jamie gak menipu-menipu amat, berangkat jam 04.00 pagi, tanpa membawa apa-apa kecuali senter sama minum, kita nyampe puncak gunung gede sekitar jam 05.00 pagi. Dua orang Ulie dan Helen, tidak ikut naek dan lebih memilih melanjutkan tidur dan mimpi indah di tenda, “toh nanti kita pulang lewat situ juga”, begitu prinsipnya. Namun sayang…seribu sayang….acara muncak kali ini, matahari tertutup kabut, jadi….gunung pangrango yang seharusnya jadi background cantik saat nyampe puncak gunung gede hanya terlihat sebentar, dan tertutup lagi oleh sang kabut.
“Thanks God, for bring me to one of the beautiful place in this earth” (July 25th 2010) Singkat kata singkat cerita kita turun dari puncak ke tempat ngecamp dan sekitar jam 08.00 kita sudah bersiap-siap turun gunung tapi karena rutenya lewat jalur Cibodas itu berarti kita harus naek lagi ke puncak gunung baru menuju kearah kiri, ke rute pendakian cibodas, melewati track pasir yang sempet membuat si heri ketakutan. Di jalur puncak menuju kandang badak (pos pertemuan antara rute gunung gede dan gunung pangrango), kita akan melewati tanjakan curam yang sering disebut sebagai tanjakan setan (ngeri ya namanya) tapi waktu itu kebetulan kelompok terpecah jadi dua, aku dan beberapa orang melewati jalur baru, jadi tidak bertemu jalur tersebut, bisa dibilang untung nggak lewat situ, tapi juga sedikit menyesal, jalur enak gitu nggak dicobain kan sayang.
Kandang Badak – Kandang Batu – Air Panas – Pos Penyangcangan dan yuk break dulu ke Curug Cibeurem, maen aer bentar, poto-poto, dan pulang deh menuju basecamp bawah di pos terakhir, laporan, bersih-bersih badan, yang mau mandi, mandilah, yang mau makan, makanlah bla bla bla……… Setelah  beres semua … kita balik deh ke Cikarang nyampe jam 12.00 malam dengan sejuta cerita ditangan. C U in the Next Adventure
Eidelweisnya Gede Salam Lestari ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun