Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Pancasakti Tegal kelompok IPA-B telah melaksanakan program kerja untuk mata kuliah projek kepemimpinan. Mahasiswa menggandeng Panti Asuhan Aisyiyah Puteri Slawi sebagai mitra. Latar belakang projek ini berawal dari keresahan mahasiswa karena timbulan sampah harian di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mencapai prestasi fantastis yaitu 705,29 ton.Â
Sampah ini meliputi sisa makanan, sampah organik, kertas bekas, kardus, kemasan plastik, botol dan kaleng bekas. Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup seperti kulit buah dan sayur.Â
Biasanya sampah organik hanya dibuang di tempat sampah kemudian diangkut petugas sampah dan berujung menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA). Meskipun sampah organik dapat membusuk dan terurai secara alami di lingkungan, tetapi banyaknya timbunan sampah organik di TPA ini menjadi masalah baru untuk lingkungan sekitar.
Sampah di TPA juga menghasilkan cairan leachate yang berbahaya bagi air dan tanah. Tumpukan sampah organik menghasilkan gas metana (CH4) yang berkontribusi dalam pemanasan global. Ketika penimbunan sampah organik bergabung dengan sampah lain yang mudah terbakar, ditambah angin kencang serta kemarau yang panjang maka memungkinkan terjadi ledakan, bahkan menimbulkan kebakaran di wilayah TPA.Â
Seperti peristiwa kebakaran di TPA Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng pada 26 Juni 2023 dan TPA Desa Darmasuci, Kecamatan Pangkah pada 27 Juni 2023. Ledakan TPA ini juga kerap terjadi di beberapa TPA di wilayah Indonesia.
Merespon berbagai peristiwa kebakaran TPA, terutama di kabupaten Tegal. Maka ini menjadi masalah bersama yang penanganannya tidak hanya dilakukan oleh dinas lingkungan hidup dan kebersihan saja. Akan tetapi, setiap individu harus bersama-sama menerapkan pengurangan atau pengolahan sampah dari sumber organik.Â
Dengan langkah-langkah kecil yang dilakukan secara berkelanjutan, diharapkan peristiwa kebakaran TPA tidak akan terulang kembali. Salah satu kontribusi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa PPG adalah mengadakan pelatihan dan mengajak anak-anak panti asuhan mengolah sampah organik menjadi eco enzyme.Â
Alasan memilih sasaran yaitu anak-anak di panti karena mereka masih tergolong usia remaja, ini adalah usia yang produktif untuk belajar hal baru. Mereka juga memiliki semangat yang tinggi sehingga harapannya semangat ini dapat ditularkan kepada keluarganya ketika liburan dan masyarakat luas bagaimana pentingnya mengolah sampah organik. Program ini juga mendukung tercapainya visi panti.