Mohon tunggu...
Diana Nur Khasanah
Diana Nur Khasanah Mohon Tunggu... Guru - Be a good people and Independent Women.

Sometimes depressed, stresset but still well dresses. My standartds are high, just like my heels. "Money can't buy happiness, but i can buy makeup!"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi & Argumen Kritis Menuntun dalam Proses Pendidikan Anak

9 Juli 2024   11:34 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Refeleksi & Argumen Kritis

Anda telah membaca tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan untuk membangun argumen kritis tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pada tahap ini, Anda akan menulis argumen kritis Anda dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik sebagai berikut:

Apa makna kata 'menuntun' dalam proses pendidikan anak bagi saya?

Ki Hadjar Dewantara menjelaskan dasar Pendidikan dan tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota Masyarakat.

Perspekstif saya dalam memaknai "Menuntun" dalam proses Pendidikan yakni sebagai pendidik memiliki kebebasan dalam mendidik anak, namun harus mampu menjadi "Pamong" dalam artiannya mampu memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya dan anak dapat menemukan kemerdekaanya dalam belajar.

Dalam prosesnya "menuntun" pendidik harus memiliki keterbukaan namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Membuka diri untuk hal-hal yang bermanfaat untuk diri dan peserta didik yang dapat menambahkan kekayaan kita dalam hal kultur lahir dan bantin tetapi tidak melupakan potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran.

Setiap anak yang lahir memiliki kodrat dan takdir masing-masing. Anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat mereka yang tertulis. Sebagai pendidik kita tidak boleh merubah kodrat mereka. Tugas kita hanyalah menuntun dan mendampingi tumbuhnya anak-anak sesuai kodrat yang mereka miliki.

KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. 

Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. 

Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta 'tangan dingin' pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.

Menurut saya sebagai seorang guru menuntun dalam proses pendidikan anak merupakan cara memahami dan mengamati setiap perkembangan anak sesuai dengan fasenya selama proses pendidikan berlangsung. Guru memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi potensi dan minatnya dalam proses pendidikan anak. Guru juga memberikan pemahaman batas-batas agar dapat memfilter bahwa bebas namun tetap bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun