Pertemuan ketiga dan keempat merupakan proses produksi. Pertemuan ini merupakan implementasi dari perencanaan produksi pada pertemuan kedua. Siswa membuat kerajinan dengan inspirasi artefak/objek budaya lokal dan material dari daerah dengan menggunakan beberapa media dan teknik sesuai dengan hasil diskusi mereka. Ada yang menggunakan media telenan, sepatu, totte bag dan pouch bag. Siswa terlihat antusias dan senang, selama proses produksi mereka belajar banyak hal. Guru mengamati dan membimbing siswa selama proses produksi.Â
Menyenangkan dan menantang
Pembelajaran berdiferensiasi mungkin bukan hal yang baru yang dilakukan guru, seringkali guru melakukan hal tersebut. Namun apabila dikaji lebih dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini memberikan "nyawa" terhadap pembelajaran, baik guru maupun siswa secara tidak langsung akan belajar sesuai dengan peran masing-masing. Beberapa simpulan yang dapat diambil dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi:
- Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memperhatikan  perbedaan individual dan kebutuhan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.
- Terdapat empat langkah dalam penerapan Pebe diantaranya memetakan kebutuhan belajar siswa, mencari referensi sumber belajar, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdiferensiasi dan mengevaluasi pelaksanaan RPP pembelajaran berdiferensiasi.
- Penerapan Pebe membuat siswa bersemangat dan antusias dalam pembelajaran sehingga hal ini berpengaruh pada motivasi belajar mereka. Peningkatan motivasi belajar ini terlihat dari pengumpulan tugas sesuai dengan tenggat waktu dan sesuai dengan tema (on point) yang telah disepakati
Tantangan dalam penerapan PeBe(Pembelajaran Berdiferensiasi) antara lain (1) keterbatasan sumber belajar dalam bentuk murni audiotori, (2) ada dua siswa yang teridentifikasi gaya belajar kinestetik, belum menemukan konten yang sesuai dengan profil belajar mereka. Selain kedua hal tersebut terkadang muncul keraguan, apakah langkah yang diakukan sudah sesuai?, apakah ini sudah benar?. Namun perasaan itu perlahan memudar ketika melihat antusias dan keaktifan siswa pada saat Pebe(Pembelajaran Diferensiasi) ini diterapkan. Mereka nampak bersemangat dan menikmati pembelajaran.
Memang pada awal penerapan PeBe (Pembelajaran Berdiferensiasi) ada kebingungan pada siswa, ada perubahan ritme belajar. Hal ini dikarenakan mereka belum terbiasa dengan penerapan PeBe. Yang saya rasakan ketika PeBe ini diterapkan anak-anak terlihat bersemangat dan berperan aktif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat pengumpulan tugas sesuai dengan tenggat waktu dan sesuai dengan tema (on point) yang telah disepakati.
Refleksi dan Tindak lanjut Penerapan PeBe
Setelah menerapkan pembelajaran PeBe maka dapat saya simpulkan :
1. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memperhatikan perbedaan perbedaan individual dan kebutuhan siswa. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap siswa.
2. Terdapat empat langkah dalam penerapan Pebe diantaranya memetakan kebutuhan belajar siswa, mencari referensi sumber belajar, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdiferensiasi dan mengevaluasi pelaksanaan RPP pembelajaran berdiferensiasi.
3. Penerapan Pebe membuat siswa bersemangat dan antusias dalam pembelajaran sehingga hal ini berpengaruh pada motivasi belajar mereka. Peningkatan motivasi belajar ini terlihat dari pengumpulan tugas sesuai dengan tenggat waktu dan sesuai dengan tema (on point) yang telah disepakati.
Untuk perbaikan penerapan PeBe (Pembelajaran Berdiferensiasi) diperlukan dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat, dan siswa. Kepala sekolah memberikan arahan atau supervisi terhadap RPP berdiferensiasi. Kepala sekolah diharapkan memiliki instrumen yang dapat memotret diferensiasi produk pembelajaran. Sehingga pada akhirnya penugasan ini membantu kepala sekolah menyusun instrumen supervisi akademik dalam konsep pembelajaran berdiferensiasi secara konkrit.(Hariyati et al., 2021). Rekan sejawat dan siswa memberikan motivasi dalam penerapan PeBe. Guru memegang peranan yang amat penting dalam proses pembelajaran differensiasi dalam mengarahkan potensi siswa, oleh karenannya pentinguntuk mempelihatkan peranannya dalam usaha membantu siswa. Salah satu peran penting guru dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah dengan begitu prestasi siswa akan melejit sesuai dengan bakat, minat dan potensinya.