Mohon tunggu...
DIANA MARETA2023
DIANA MARETA2023 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Topik Mengenai Ilmu Administrasi Negara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Kunci Masyarakat Sipil dalam Membangun Masyarakat yang Berkelanjutan

5 Desember 2023   13:27 Diperbarui: 5 Desember 2023   13:28 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Proses pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri disebut pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga komponen utama: ekonomi, sosial, dan lingkungan.Masyarakat sipil sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan karena mereka memiliki kemampuan untuk mengontrol masyarakat, mendukung pembangunan, dan mendorongnya (Hadi,2010).Karena mereka adalah bagian penting dari suatu negara, masyarakat sipil memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan mengarahkan masyarakat ke arah keberlanjutan. Membangun masyarakat yang berkelanjutan memerlukan partisipasi masyarakat sipil. Dalam berbagai aspek pembangunan, seperti pembangunan ekonomi,sosial, dan lingkungan, partisipasi masyarakat sipil sangat penting. Dalam dunia modern, berbagai negara menghadapi tantangan pembangunan yang semakin kompleks, termasuk kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, dan kerusakan lingkungan (Razy & Fedryansyah, 2020). Akibatnya, peran masyarakat sipil semakin penting dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.Kebijakan pembangunan yang berkelanjutan memerlukan pemahaman dan partisipasi masyarakat sipil. Dalam memahami istilah "masyarakat sipil", kita harus mempertimbangkan bahwa masyarakat sipil terdiri dari berbagai pihak non-pemerintah yang memiliki peran dan kepentingan yang berbeda dalam membentuk masyarakat. Masyarakat sipil adalah kelompok orang, organisasi nirlaba, kelompok advokasi, dan lembaga swadaya masyarakat yang bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat sipil memastikan prinsip dasar dalam pembangunan berkelanjutan, membantu masyarakat terlibat dalam proses pengambilan keputusan, dan mendukung kebijakan yang mendukung keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam hal pembangunan berkelanjutan, masyarakat sipil memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai kontrol sosial. Mereka memiliki kemampuan untuk mengawasi kinerja pemerintah dan perusahaan dalam hal pembangunan berkelanjutan, dan mereka juga memiliki kemampuan untuk memberikan kritik dan masukan terhadap kebijakan pembangunan yang tidak berkelanjutan. Selain itu, masyarakat sipil memiliki kemampuan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan(Rahmadani & Samsuri, 2019). Mereka memiliki kemampuan untuk mengkampanyekan dan mendorong kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan, dan mereka juga dapat membantu kelompok rentan dalam memperoleh akses ke pembangunan berkelanjutan. Masyarakat sipil memiliki kemampuan untuk menggerakkan pembangunan. Mereka dapat mengajarkan dan mendidik masyarakat tentang pembangunan berkelanjutan dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan. Pengawasan pemerintahan adalah tugas penting masyarakat sipil dalam mencapai pembangunan berkelanjutan (Alatas, 2014). Dengan berfungsi sebagai mata dan telinga masyarakat, masyarakat sipil menjaga agar pemerintah bertanggung jawab atas kebijakan dan tindakan yang mereka ambil. Mekanisme pengawasan ini membantu mencegah kebijakan yang merusak lingkungan atau masyarakat.Studi empiris menunjukkan bahwa pemerintahan yang transparan dan tingkat korupsi yang lebih rendah terkait dengan masyarakat sipil yang kuat (Januarti, 2013). Masyarakat sipil dapat menunjukkan ketidaksesuaian dan menekan pemerintah untuk bertanggung jawab atas setiap kebijakan yang dibuat dengan memantau pengeluaran publik, memberikan laporan independen, dan berpartisipasi dalam proses audit. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat umum dihubungkan oleh masyarakat sipil sebagai wadah aspirasi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat sipil dapat memberikan suara kepada mereka yang mungkin tidak dapat berpartisipasi secara langsung dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat sipil membantu dalam pembuatan kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan berbagai pandangan dan kepentingan (Wuliyanti & Laksmono,2022).

Sebagai bagian penting dari masyarakat, masyarakat sipil memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam upaya mencapai pembangunan berkelanjutan yang seimbang dan berkelanjutan, karena pembangunan berkelanjutan melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai pemangku kepentingan. Artikel ini akan membahas peran penting masyarakat sipil dalam membentuk dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan, serta tantangan dan peluang yang dihadapinya. Ini karena masyarakat sipil membantu memperkuat demokrasi, mendukung hak asasi manusia, mengawasi pemerintah, dan berpartisipasi dalam kebijakan publik.

Pembahasan

Masyarakat sipil memainkan peran penting dalam membentuk dan menjamin pembangunan masyarakat yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, masyarakat sipil bertanggung jawab untuk mengawasi pemerintahan, bertindak sebagai agen perubahan sosial, dan aktif berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Namun, masyarakat sipil menghadapi banyak masalah saat melakukan tugas ini, seperti tekanan politik dan keterbatasan sumber daya. Artikel ini akan membahas peran penting masyarakat sipil, masalah yang dihadapinya, dan bagaimana bekerja sama dengan pemerintah dan sektor swasta dapat membuat pembangunan berkelanjutan lebih efektif.

Masyarakat sipil sangat penting untuk mengawasi pemerintahan untuk menjaga akuntabilitas dan transparansi. Masyarakat sipil memainkan peran penting dalam menjaga prinsip-prinsip demokratis dan memastikan bahwa pemerintah bertindak sesuai dengan kepentingan umum. Dalam hal ini, indeks seperti Worldwide Governance Indicators (Bayan & Sumampao, 2022) menyajikan bukti empiris yang menunjukkan hubungan yang positif antara keberadaan masyarakat sipil yang kuat dan tingkat pemerintahan yang lebih baik dan tingkat korupsi yang lebih rendah.

Pemantauan kebijakan, audit pengeluaran publik, dan penilaian kinerja pemerintah adalah contoh partisipasi masyarakat sipil dalam pengawasan pemerintahan. Misalnya, organisasi masyarakat sipil sering kali berperan dalam membongkar penyalahgunaan kekuasaan atau korupsi yang merugikan masyarakat(Epakartika et al, 2019). Oleh karena itu, masyarakat sipil berperan sebagai garda terdepan dalam menjamin integritas dan akuntabilitas pemerintahan. Kemampuan masyarakat sipil untuk menemukan dan mengatasi tantangan sosial menunjukkan peran mereka dalam melakukan perubahan sosial. Seringkali, organisasi masyarakat sipil mendorong perubahan dengan memperjuangkan hak asasi manusia, kesetaraan gender, dan masalah lingkungan. Contohnya, gerakan hak sipil telah berhasil mengubah undang-undang dan kebijakan yang mendukung diskriminasi rasial dan gender di berbagai negara (Supriatna, 2023).

Masyarakat sipil sangat penting dalam pembentukan agenda pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Mereka tidak hanya memiliki kemampuan untuk menawarkan solusi kreatif, tetapi mereka juga memiliki kemampuan untuk memaksa pemerintah dan sektor swasta untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan bekerja sama dengan sektor bisnis dan masyarakat sipil, inovasi baru dapat dihasilkan yang mendukung pembangunan berkelanjutan (Rahman et al, 2023).

Pembangunan berkelanjutan bergantung pada partisipasi masyarakat sipil dalam proses pengambilan keputusan. Orang-orang yang aktif terlibat dalam proses ini memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana kebijakan memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan bukan hanya menghasilkan kebijakan yang lebih baik, tetapi juga meningkatkan rasa memiliki dan dukungan masyarakat terhadap kebijakan tersebut (Wadu et al, 2019).

Konsultasi publik, forum diskusi, dan kelompok kerja bersama antara pemerintah dan masyarakat sipil adalah beberapa contoh mekanisme partisipatif yang dapat memberikan kesempatan bagi semua orang untuk berkontribusi. Dalam situasi ini, masyarakat sipil memberikan suara kepada kelompok yang mungkin tidak memiliki perwakilan langsung dalam arena kebijakan.Meskipun peran masyarakat sipil sangat penting, aktor-aktor ini masih menghadapi beberapa masalah penting. Salah satunya adalah sumber daya yang terbatas. Banyak organisasi masyarakat sipil menghadapi masalah mendapatkan dana yang cukup untuk mendukung program dan proyek mereka. Ini dapat menghambat mereka untuk bekerja secara efektif dan mandiri. Oleh karena itu, untuk menjamin keberlanjutan upaya masyarakat sipil, diperlukan bantuan keuangan yang berkelanjutan dari sektor swasta, lembaga donor, dan pemerintah.

Selain itu, masyarakat sipil menghadapi tekanan politik yang signifikan. Aktivis masyarakat sipil dan kelompoknya dapat diancam, ditindas, atau dibatasi dalam beberapa negara (Ngoyo, 2015). Untuk memastikan bahwa masyarakat sipil dapat berfungsi tanpa hambatan dan menyuarakan pendapat kritis mereka tanpa takut represi, penting untuk memperkuat hak-hak sipil dan kebebasan berserikat.Sangat penting untuk bekerja sama dengan sektor swasta dan pemerintah untuk mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat sipil. Sektor swasta dapat berpartisipasi dalam menyediakan sumber daya keuangan dan teknis untuk mendukung inisiatif masyarakat sipil, sedangkan pemerintah dapat menyediakan dukungan kelembagaan dan memfasilitasi partisipasi.

Selain itu, kerja sama ini dapat menghasilkan sinergi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Misalnya, melibatkan sektor swasta dalam inisiatif pembangunan berkelanjutan dapat menghasilkan investasi dan inovasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. melindungi dan mendorong aktivitas masyarakat sipil yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan. Namun, untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sipil harus ditingkatkan (Berliandaldo et al 2021). Ini karena ketidaksesuaian antara agenda pemerintah dan kepentingan masyarakat sipil dapat menyebabkan tantangan. Masyarakat sipil menghadapi tantangan besar karena keterbatasan sumber daya, baik sumber daya finansial maupun manusia. Meskipun ada keinginan dan keinginan untuk berkontribusi, ketidakmampuan untuk mendapatkan sumber daya yang cukup dapat menyebabkan peran masyarakat sipil menjadi kurang efektif. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat sipil memerlukan peningkatan inisiatif dan program, termasuk penyediaan dana yang memadai dan pelatihan (Ghufron, 2018). Di antara kelompok-kelompok masyarakat sipil sendiri, perbedaan pendapat dapat menjadi hambatan. Ada kemungkinan bahwa organisasi masyarakat sipil tidak dapat bekerja sama dan bekerja sama jika mereka memiliki pandangan yang berbeda bentang metode dan tujuan pembangunan berkelanjutan. Akibatnya, untuk mencapai konsensus dan bekerja sama dalam upaya pembangunan berkelanjutan, diperlukan diskusi terbuka dan mekanisme koordinasi yang efektif.

Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, masyarakat sipil sangat penting. Masyarakat sipil dapat menjadi kekuatan positif yang mengarahkan pembangunan menuju keberlanjutan melalui advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan komunitas. Namun, untuk meningkatkan fungsi masyarakat sipil, masalah seperti ketidaksepakatan, sumber daya yang terbatas, dan dukungan pemerintah harus diatasi. Pemerintah dapat membantu melalui kebijakan, perlindungan hukum, dan insentif untuk mendorong peran masyarakat sipil (Golding,2014). Meningkatkan akses masyarakat sipil terhadap dana dan pelatihan yang diperlukan dapat membantu mengatasi masalah sumber daya. Selain itu, berbicara dan bekerja sama dengan baik dengan organisasi masyarakat sipil dapat mengurangi perbedaan pendapat dan menghasilkan kolaborasi yang lebih baik. Masyarakat sipil memainkan peran penting dalam berbagai aspek pembangunan masyarakat yang berkelanjutan karena mereka berfungsi sebagai pemandu utama dalam membangun masyarakat yang seimbang, harmonis, dan berkelanjutan (Firdaus, 2014). Pertama-tama, dalam pemerintahan, masyarakat sipil adalah pemangku kepentingan yang terlibat dalam tugas sehari-hari, seperti menyediakan layanan publik, melakukan pemeliharaan, dan menjaga kebersihan.Secara keseluruhan, masyarakat sipil adalah mitra yang tak tergantikan dalam mengejar tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam memastikan keberlanjutan lingkungan dan membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Upaya bersama antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta akan sangat penting untuk mencapai visi pembangunan berkelanjutan.

Kesimpulan

Masyarakat sipil memegang peran vital dalam pembangunan berkelanjutan, mengawasi pemerintahan, menjadi agen perubahan sosial, dan aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Meskipun menghadapi tantangan seperti tekanan politik dan keterbatasan sumber daya, peran masyarakat sipil dalam menjaga akuntabilitas, memperjuangkan perubahan sosial, dan mengadvokasi pembangunan berkelanjutan sangat penting. Dukungan finansial, perlindungan hak-hak sipil, dan kolaborasi dengan pemerintah serta sektor swasta diperlukan untuk meningkatkan efektivitas mereka. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, peran kunci masyarakat sipil harus diakui dan diperkuat melalui upaya bersama.

Daftar Referensi

Alatas, S. F. (2014). Islam, Ilmu-Ilmu Sosial, dan Masyarakat Sipil. Antropologi Indonesia.

Bayan, A., Rachman, I., & Sumampow, I. (2022). Fungsi Pendamping Desa Dalam

Mengawasi Kebijakan Pemerintah Tentang Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

Di Desa Soa-Sio Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara.GOVERNANCE, 2(1).

Berliandaldo, M., Chodiq, A., & Fryantoni, D. (2021). Kolaborasi dan Sinergitas

Antar Stakeholder dalam Pembangunan Berkelanjutan Sektor Pariwisata Di

Kebun Raya Cibinong. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia,4(2), 221-234.

Epakartika, E., Murnawan, R. N., & Budiono, A. (2019). Peran masyarakat sipil

dalam pemberantasan korupsi: pembelajaran dari gerakan nasional penyelamatan

sumber daya alam (GNPSDA). Integritas: Jurnal Antikorupsi, 5(2-2), 93-106.

Firdaus, N. (2014). Pengentasan kemiskinan melalui pendekatan kewirausahaan sosial.

Jurnal Ekonomi Pembangunan LIPI, 22(1), 69-81.

Ghufron, G. (2018, September). Revolusi Industri 4.0: Tantangan, Peluang, dan solusi

bagi dunia pendidikan. In Seminar Nasional Dan Diskusi Panel Multidisiplin Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2018 (Vol. 1, No. 1).

Golding, S., Kohonen, M., McGauran, K., McNair, D., & Powell, S. (2014). Advokasi

Pajak Berkeadilan Alat Bantu untuk Masyarakat Sipil (Full Chapter).

Hadi, O. H. (2010). Peran masyarakat sipil dalam proses demokratisasi. Makara Human Behavior Studies in Asia, 14(2), 117-129.

Januarti, N. E. (2013). Integrasi Organisasi Masyarakat Sipil (Civil Social

Organization) di Lingkungan Sekolah. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1).

Januarti, N. E. (2013). Integrasi Organisasi Masyarakat Sipil (Civil Social

Organization) di Lingkungan Sekolah. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1).

Ngoyo, M. F. (2015). Mengawal sustainable development goals (SDGs); meluruskan

orientasi pembangunan yang berkeadilan. SOSIORELIGIUS: JURNAL ILMIAH SOSIOLOGI AGAMA, 1(1).

Rahman, A., Wasistiono, S., Riyani, O., & Tahir, I. (2023). Peran Organisasi

Masyarakat (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarat (LSM) dalam

Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business, 7(2), 1461-1471.

Rahmandani, F., & Samsuri, S. (2019). Hak dan Kewajiban Sebagai Dasar Nilai

Intrinsik Warga Negara dalam Membentuk Masyarakat Sipil. Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya, 4(1), 113-128.

Razy, M. F., & Fedryansyah, M. (2020). Konflik Gerakan Masyarakat Sipil dan

Pemerintah dalam Proses Penyusunan Rancangan Undang-Undang Omnibus Law.

Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(2), 74-85.

Supriatna, E. (2023). Inisiatif partisipasi sosial dalam mengatasi anak putus sekolah:

Studi kasus pada jaringan kerja dan kolaborasi antara lembaga pemerintah, LSM, dan masyarakat sipil di Indonesia. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, 17(3), 1828-1848.

Wadu, L. B., Ladamay, I., & Jama, S. R. (2019). Keterlibatan Warga Negara Dalam

Pembangunan Berkelanjutan Melalui Kegiatan Karang Taruna. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 9(2), 1-8.

Wuliyanti, S. N., & Laksmono, B. S. (2022). Kepemimpinan dan Keberhasilan

Keberlanjutan Organisasi Masyarakat Sipil: Aliansi Demokrasi untuk Papua

(ALDP) di Jayapura, Papua. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 114-134.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun