Desa Banyumeneng (16/09/21) -- Tim Program Holistik Pembinaan dan Pengembangan Desa (PHP2D) BEM FKM Undip melakukkan sosialisasi dan pelatihan pembuatan sempol jamur tiram beserta kandungan gizi kepada kelompok masyarakat Desa Banyumeneng. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan mengembangkan potensi jamur tiram di Desa Banyumeneng melalui pengolahan dan penjualan produk sempol jamut tiram, meningkatkan peran masyarakat yang terdampak pandemi dalam pemulihan ekonomi desa, mengurangi angka pengangguran masyarakat Desa Banyumeneng di masa pandemi Covid-19 dan mengembangkan pengetahuan masyarakat terkiat manfaat sempol jamur tiram bagi kesehatan.
Adanya potensi alam jamur tiram di Desa Banyumeneng, para petani mengharapkan adanya inovasi untuk olahan produk jamur tiram dari hasil pertanian yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Salah satu inovasi yang bisa dikembangkan yaitu sempol jamur tiram yang merupakan makanan yang digemari oleh semua kalangan. Saat ini sempol yang banyak beredar dipasaran adalah sempol ayam, maka dari itu untuk menambah variasi jenis semol terciptalah sempol jamur tiram yang kaya akan nutrisi karena mengandung vitamin B kompleks.
Salah satu mahasiswa FKM Undip, Diana Kusuma yang merupakan Tim PHP2D BEM FKM Undip 2021 memberikan solusi atas permasalahan yang ada dengan membuat produk olahan sempol jamur tiram yang memiliki citra rasa tinggi dan bernilai ekonomis. Meskipun tidak terbuat dari bahan baku ayam, sempol jamur tiram ini tetap memiliki nurtrisi yang tinggi.Â
Sosialisasi dan pelatihan pembuatan sempol jamur tiram dilakukan secara langsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang sasarannya adalan Kelompok Berkah Kesumo. Program ini  diawali dengan pelaksanaan sosialisasi dan pemberian modul sebagai panduan membuatan sempol dan kandungan gizinya, setelah pemaparan materi telah selesai dilanjut dengan praktek pengolahan produk sempol jamur tiram. Bahan dan alat yang diperlukan dalam pengolahan ini sangat mudah dan bersifat ekonomis. Pengemasan dilakukan pada akhir kegiatan disertai dengan menempelan label stiker.
Solialisasi dan pelatihan pembuatan sempol jamur tiram ini disambut baik oleh masyarakat yang terlihat dari antusias dari ibu-ibu dalam program ini. Olahan ini belum pernah dilakukan sebelumnya, masyarakat hanya mengetahui sempol yang terbuat dari ayam. Sempol jamur tiram memiliki cita rasa yang khas, bernilai ekonomis dan mudah dibuat. "Ternyata pembuatan sempol jamur tiram sangat mudah, bahan yang digunakan pun tidak banyak, sepertinya ini bisa jadi peluang besar untuk dijadikan bisnis makanan", ujar Ibu Rina yang merupakan ketua dari Kelompok Berkah Kesumo.
Dengan adanya program ini diharapkan masyarakat Desa Banyumeneng, khususnya Kelompok Berkah Kesumo mampu memproduksi sempol jamur tiram secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Banyumeneng.
Penulis: Diana Kusuma (25000119120014) / Fakultas Kesehatan Masyarakat / Universitas Diponegoro
Dosen Pembimbing : dr. Sri Winarni, M.Kes
Editor : Nikie Astorina Yunita D, SKM., M.Kes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H