Mengetahui tidak cukup, kita harus menerapkan. Kemauan saja tidak cukup, kita harus melakukan
(Bruce Lee)
Tujuan Pembelajaran Khusus:
CGP dapat mendemonstrasikan pemahaman tentang implementasi pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional dala RPP.Â
Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat:Â
- Memahami, menghayati, dan  mengelola emosi  (kesadaran diri)
- Menetapkan dan mencapai tujuan positif  (pengelolaan diri)
- Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)
- Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
5 Kompetensi Sosial dan Emosional tersebut berhubungan erat dengan  6 (enam) dimensi  Profil Pelajar Pancasila.  Sebagai contoh,  ketika seorang murid perlu mengeluarkan ide yang baru dan orisinil untuk memecahkan masalah  (dimensi kreatif)  diperlukan juga kemampuan bernalar kritis  untuk melihat permasalahan yang ada. Dalam situasi tersebut, murid tersebut menerapkan kesadaran diri dan manajemen diri. Selanjutnya, solusi yang dihasilkannya juga perlu mempertimbangkan akhlak kepada makhluk hidup lain yang dapat dimunculkan dari dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dalam situasi tersebut, ia menerapkan KSE kesadaran sosial dan keterampilan berelasi. Dalam mewujudkan solusinya, ia pun perlu melibatkan orang lain dengan tetap menghargai keragaman latar belakang yang dimiliki (dimensi gotong royong dan berkebhinekaan global). Dalam tahap ini, ia menerapkan KSE kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran Sosial dan Emosional berupaya menciptakan lingkungan dan pengalaman belajar yang menumbuhkan  5 kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.Â
Pembelajaran  5 KSE tersebut akan dapat  menghasilkan murid-murid  yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora.  Semua ini selaras dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi dalam Standar Nasional Pendidikan.
Untuk dapat menerapkan aspek Kompetensi Sosial Emosional tersebut dibutuhkan Kesadaran Penuh (Mindfulness). Kesadaran penuh (Mindfulnes) adalah kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang. Penting bagi kita untuk mengambil jeda menyadari emosi yang tidak nyaman agar tidak membelenggu kita dalam memandang dan merespon rang lain, baik dalam sebuah interaksi, pekerjaan, hingga keputusan-keputusan hidup yang diambil.
Praktik kesadaran penuh merupakan aktivitas yang kita lakukan secara sadar. Praktik paling dasar dan sederhana adalah melatih dan menyadari napas. Salah satunya adalah teknik STOP. Yaitu Stop (berhenti sejenak), Take a breath (Ambil napas dalam), Observe (Amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran, dan lingkungan), dan Proceed (selesai dan lanjutkan).
Ada teknik lain untuk mengelola emosi kita, yaitu:
- Amati berbagai perasaan-perasaan yang muncul
- Ungkapkan rasa terima tentang 3 hal yang Anda syukuri
- Fokus pada 3 hal yang dapat Anda lihat, dengar, dan rasakan
- Dengarkan atau mainkan alat musik. Rasakan bunyi dan suara yang terdengar
- Menggambar, membuat coretan, atau mewarnai. Fokus pada prosesnya bukan hasil akhirnya
- jurnal ; tuliskan apapun pikiran dan perasaan yang muncul saat itu tanpa menilainya.
Terdapat 4 indikator dalam Pembelajaran Sosial dan Emosional tersebut, yaitu:
- Pengajaran eksplisit
- Integrasi dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik
- Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah
- Penguatan Kompetensi Sosial dan Emosonal pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) di sekolah.
Berdasarkan hal tersebut, baiklah kiranya aspek Kompetensi Sosial dan Emosional tersebut diterapkan di kelas dan direncanakan dalam sebuah dokumen yang dinamakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk diintegrasikan dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik.
RPP Hakikat Sains yang berintegrasi dengan KSE
Demikian pemaparan tugas demonstrasi kontekstual modul 2.2 ini. Semoga bermanfaat.
Terimakasih saya ucapkan kepada @irfanhidayat yang telah share ilmunya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H