Mohon tunggu...
diana kamila dewi
diana kamila dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru yang selalu mencari informasi terbaru untuk memperbaharui dan memperbaiki ilmu yang telah saya miliki

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi_Budaya Positif

20 Juli 2023   12:15 Diperbarui: 20 Juli 2023   12:25 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Diane Gossen dalam bukunya "Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau ulang penerapan disiplin di dalam ruang kelas mereka selama ini. Apakah efektif? Apakah berpusat pada memerdekakan? Apakah memandirikan murid?. Menurut teori kontrol Dr. William Glasser, terdapat 5 posisi kontrol yang dapat diterapkan guru dan orangtua, yaitu Penghukum, Pembuat Merasa Bersalah, Teman, Pemantau, dan Manajer.  

Pada posisi penghukum, guru senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat menekan murid-murid lebih dalam lagi, bisa menggunakan hukuman fisik maupun hukuman verbal, guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia, hukuman yang diberikan terkadang tidak sesuai dengan kesalahan yang dilakukan murid. Pada posisi pembuat merasa bersalah biasanya guru bersuara lebih lembut, menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa bersalah atau rendah diri, murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, tidak berharga, dan merasa telah mengecewakan orang-orang yang disayanginya. Pada posisi teman guru tidak akan menyakiti murid, namun tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif, positif disini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid, namun hal negatifnya dari posisi teman ini adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu murid akan merasa kecewa dan tidak mau lagi berusaha, dan mungkin hanya bertindak untuk guru tersebut saja. Pada posisi pemantau, guru memantau berdasarkan pada peraturan-peraturan dan konsekuensi, sangat mengandalkan perhitungan, catatan, dan data yang dapat dijadikan bukti atas perilaku murid.

Posisi kontrol yang direkomendasikan dalam proses budaya disiplin yaitu posisi kontrol sebagai Manajer. Kontrol Manajer memberikan kebebasan kepada siswa untuk menemukan diri sendiri, bertanggung jawab atas masalah yang mereka hadapi dan menemukan solusi terbaik.Sehingga nilai-nilai guru seperti kemandirian, inovasi, kolaborasi, kreatifitas, dan berpihak pada siswa sangat sesuai dalam mendukung dengan posisi kontrol manajer. Guru dengan kualitas manajerial berarti dapat menerapkan nilai dan peran guru yang baik di kelas, sekolah, atau masyarakat.

Untuk memantapkan diri dalam posisi kontrol manajer guru juga diharapkan mampu memahami berbagai kebutuhan dasar manusia, yaitu bertahan hidup (survival), merasa diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan penguasaan (power). Dengan memahami kebutuhan manusia, maka guru akan mampu memberikan langkah-langkah yang mudah untuk melakukan pembimbingan kepada murid karena setiap murid memiliki kebutuhan yang berbeda.

Guru sebagai pendidik juga diharapkan mampu menggunakan segitiga restitusi saat menghadapi siswa yang melakukan pelanggaran. Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi juga adalah proses kolaboratif yang mengajarkan murid tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka  harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996). Restitusi membantu murid menjadi lebih memiliki tujuan, disiplin positif dan memulihkan dirinya setelah berbuat salah. Penekanannya bukanlah pada bagaimana berperilaku untuk menyenangkan oranglain atau menghindari ketidaknyamanan, namun tujuannya adalah menjadi orang yang menghargai nilai-nilai kebajikan yang mereka percayai.

Melalui restitusi, ketika murid melakukan kesalahan maka guru akan menanggapi dengan cara yang memungkinkan murid untuk melakukan evaluasi diri tentang apa yang dapat mereka lakukan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan mendapatkan kembali harga dirinya. Restitusi menguntungkan korban, tetapi juga menguntungkan pelaku (orang yang berbuat salah). Ini sesuai dengan prinsip teori kontrol William Glaser tentang win-win solution (solusi menang-menang).

Ada peluang luar biasa bagi murid untuk bertumbuh ketika mereka melakukan kesalahan, bukankah pada hakikatnya begitulah cara kita belajar?. Murid perlu diberi tanggung jawab atas perilaku yang mereka pilih, namun mereka juga dapat memilih untuk belajar dari pengalaman dan membuat pilihan yang lebih baik di masa yang akan datang. Ketika guru membantu mereka memecahkan masalah perilaku mereka, maka murid akan kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan berharga untuk hidup mereka.

Hal yang menarik ketika mempelajari materi ini adalah mengenai hukuman dan penghargaan. Saya perlu meninjau ulang tentang hukuman yang saya lakukan hanya karena alasan kedisiplinan, dan saya perlu lebih bijaksana dalam menggunakan penghargaan berupa nilai keaktifan kepada siswa di kelas. Saat saya merefleksikan disi saya, sejauh ini saya masih cenderung pada kontrol teman atau pemantau. Saya harus berusaha untuk menerapkan peran manajer.

Perubahan.

Setelah mempelajari modul ini saya mempelajari cara memunculkan motivasi ntrinsik siswa saat mengajar di dalam kelas. Sebelumnya saya seringkali memberikan penghargaan kepada murid ketika mereka aktif di dalam kelas, dan memberikan hukuman jika melakukan pelanggaran (tidak mengerjakan tugas). Namun saat ini saya mencoba memberikan pengertian dan menumbuhkan kayakinan bahwa ketika mereka mampu menjawab setiap pertanyaan yang saya lontarkan atau aktif di dalam kelas mereka akan mendapatkan ilmu yang lebih bermanfaat untuk hidup mereka dan lebih percaya diri. Sedangkan jika mereka melakukan pelanggaran maka mereka harus mengerti bahwa ada banyak orang yang merasa dirugikan dan melemahkan nilai-nilai kebajikan yang dimiliki dalam diri.

Perubahan berikutnya adalah cara saya mengajar, saya harus berupaya lebih mementingkan kebutuhan murid daripada kebutuhan saya sebagai guru. Memberikan kebebasan dan menuntunnya dalam cara mencari informasi dan cara mengolahnya. Hingga tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai dengan rasa aman, nyaman, dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun