Mohon tunggu...
Diana Hijri Nursyahbani
Diana Hijri Nursyahbani Mohon Tunggu... Jurnalis - "Ikatlah Ilmu Dengan Menulis"

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hasil Interview dari Seorang Perempuan yang Menggeluti Dunia Politik

18 Mei 2015   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Buta terburuk adalah buta politik. Orang yang buta politik tidak sadar bahwa biaya hidup, harga makanan, harga rumah, harga obat, semuanya bergantung keputusan politik. Kemudian dia membanggakan sikap anti politiknya, membusungkan dada dan berkoar ‘Aku benci politik’ sungguh bodoh dia, yang tak mengetahui bahwa karena dia tidak mau tahu politik, akibatnya adalah pelacuran, anak terlantar, perampokan, dan yang terburuk, korupsi dan perusahaan multinasional yang menguras kekayaan negeri”

– BERTOLT BRECHT-



1.Menurut pandangan Ibu, apa yang menjadi daya tarik dari politik?

Politik seolah-olah seperti magnet, yang memiliki daya tarik sehingga banyak orang yang berlomba-lomba untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia perpolitikan. Mereka berangkat dari niat yang berbeda-beda, tak bisa dinafikan bahwa masih ada diantara mereka yang motivasinya hanya untuk mencari kekayaan dan jabatan saja.Namun, tak sedikit juga yang dengan tulus memiliki visi dan misi sebagai wakil rakyat untuk menyampaikan dan berupaya merealisasikan aspirasi dari masyarakat. “Karena sejatinya politik merupakan sarana atau alat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam suatu negara,” ungkap mantan Ketua Bidang Da’wah Nasyiatul Aisyiyah.

2. Apa motivasi Ibu untuk menggeluti dunia politik?

“Setelah saya membaca buku Adabul Ma’rafin Islam, saya merasa memiliki potensi serta motivasi yang besar untuk membawa misi Aisyiah dalam melakukan dakwah dan tentunya membawa nama baik Muhammadiyah sendiri sebagai organisasi masyarakat yang berdasarkan pada nilai-nilai agama Islam dalam berpolitik,” ujar mantan anggota DPRD Propinsi DIY periode 2009-2014. Beliau juga menyampaikan bahwabegitu banyak rintangan yang dihadapinya saat Ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, salah satunya adalah money politic yang marak dijadikan cara oleh lawan untuk mendapatkan suara. Namun dampak dari masalah ini adalah ternyata masyarakat menjadi terbiasa dan berpikir pragmatis sehingga banyak dari mereka yang terlena dan ikut menikmatinya

3. Bagaimana kinerja para pejabat politik di DIY?

Berbicara tentang kinerja para pejabat politik di DIY, beliau menyatakan bahwa kinerja dari mereka bisa dikatakan seimbang, artinya 50% baik dan 50% lagi masih belum memuaskan. Sebenarnya ini bisa dinilai dan berpengaruh pada motivasi mereka saat memutuskan untuk menjadi wakil rakyat. Jika memang berangkat dari niat yang tulus maka hasilnya pasti sesuai dengan harapan masyarakat. Namun, jika sebaliknya maka kinerja yang diberikan juga pasti melenceng dari harapan.

4.Apa pesan Ibu terhadap mahasiswa dalam memandang politik di dunia kampus?

Sebelum mengakhiri obrolan, beliau tak lupa menyampaikan pesannya yang ditujukan kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya di fakultas hukum. “Kita harus menyadari bahwa kampus kita ini merupakan perguruan tinggi swasta yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, maka mahasiswa UMY diharapkan untuk selalu menjaga kesantunannya dalam berpolitik di kampus, bukan berarti mahasiswa kemudian menjadi seseorang yang anti terhadap politik namun yang perlu dihindari adalah jangan sampai segala cara dihalalkan untuk memenuhi kepentingan sendiri atau sekelompok orang,” jelas seorang perempuan yang pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi PAN Anggota Komisi D periode 2009-2014. Karena kita sebagai mahasiswa hukum dan umat islam juga harus menyadari bahwa segala sesuatunya sudah memiliki standar atau batasannya masing-masing yang terutama tidak keluar dari ajaran agama islam.

Data Pribadi Narasumber

Nama

:

Istianah ZA, SH M.Hum

Status

:

Menikah

Agama

:

Islam

Tempat/ Tgl. Lahir

:

Pemalang, 24 Mei 1963

Alamat Rumah

:

Tundan RT 04/DK IV Ngrame, Tamantirto, Kasihan, Bantul

Alamat Kantor

:

Jl. Malioboro

Jabatan

:

Anggota DPRD Propinsi DIY Komisi D

Partai

:

PAN

No Telp

:

-

Oleh : Diana Hijri Nursyahbani (Kader IMM Fakultas Hukum Angk.2014)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun