Mohon tunggu...
Dian agashie
Dian agashie Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Waktu Merindu

15 Agustus 2023   01:35 Diperbarui: 15 Agustus 2023   02:15 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlintas di benakku waktu hari ini yang akan segera berakhir. Dua jam lagi suamiku akan ngorok di tempat tidur. Lagi lagi aku ga dapat waktu buat pacaran sama dia. Dan lagi lagi hal ini bikin aku kesel. Pokoknya karena sudah nunggu lama lebih dari seminggu dan selalu ga dapat jadi bikin kesel kesel kesel pake banget. Aku banting saringan westafel cuci piring dengan keras. Tiba tiba suamiku datang dari arah kamar dan memelukku dari belakang mesra.

“saaaayang” suamiku datang tiba tiba sambil meluk aku yang lagi nyuci piring. Beruntung nyucinya udah kelar. Tinggal mangkok bekas anakku makan tadi sore saja masih ada di atas lemari buku belum ku ambil. Seandainya cucian piring tadi masih banyak aduh rasanya risih banget di peluk dari belakang. 

Suamiku meletakkan handphonenya di sebelah kananku. Aku sengaja ga gubris pelukan dia. Soalnya tiba tiba aku keingetan waktu pacaran yang ga akan bisa aku dapatkan. Jadi kesel lagi deh. Akhirnya aku ambil handphonenya aku taruh di tangan kanannya yang sedang berada di pinggangku. 

Suamiku menolak memegang handphonenya dan meletakkan kembali di tempat sebelumnya. Akupun mengambil lagi handphonenya dan kupaksa dia memegangnya.

“udah napa yank. Jangan ngambek mulu” suamiku merajuk. Hihi. Lucu sih. Tapi gapapa. Tetap pada gengsi mode on. Sekarang di depan westafel cuci piring dia merajuk dan merayuku lagi. Dia menarik pinggangku dan memelukku dari depan lalu mengecup keningku.

“maafin papa sayang. Sabar yah. Papa juga ga tahu harus gimana sama anaknya kakak” 

Aku menghela nafas. Aku minta dia pergi dari hadapanku. Rasanya aku betul betul lagi ga pengen berhadapan dengan dia sekarang ini. Mumet pikiranku. Pusing. 

“yaudah iya. Sabar. Sabar banget malah” kataku kesal. Aku melepaskan pelukannya lalu pergi menyusul anakku. Aku ga tahu sekarang apa yang dipikirkan suamiku.

Aku lihat anakku Ril sedang naik mobil mobilannya. Dia mengayunkan kakinya ke lantai agar mobil tersebut jalan. Tiba tiba rindu bermain bersama anakku datang. Ya, hari ini dia lebih banyak menghabiskan waktu bersama sepupunya. 

“anak bunda. Udah dong mainnya. Bundanya kangen. Main sama bunda aja ya” bujukku. 

“engga!” dengan intonasi tinggi andalannya yang berarti ‘ga bunda. Aku masih mau main sama Cia’. Rasanya seperti tercabik. Sedih banget. Tapi aku juga paham sih saat ini prioritas utama dia adalah bersenang senang dengan Cia kakak sepupunya yang lebih muda dari Ril. Akupun memilih membiarkannya pergi dan duduk tak jauh darinya. Mencoba memperhatikannya agar dia sadar kalau aku merindukannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun