Mohon tunggu...
Diana F Singgih
Diana F Singgih Mohon Tunggu... Lainnya - baru belajar menulis

Pensiunan yang saat ini hobinya merajut dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Sistem Kerja Hybrid, menguntungkan atau merugikan perusahaan?

23 Desember 2024   15:25 Diperbarui: 23 Desember 2024   15:25 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paska pandemi, banyak perusahaan menerapkan sistem kerja hibrid, yaitu model kerja yang menggabungkan kerja di kantor dan kerja secara remote (di luar kantor).  

Istilah hybrid working adalah pengembangan dari sistem WFH (working from home) yang dijalankan perusahaan saat pandemi. Saat pandemi covid19 pemerintah mewajibkan perusahaan menerapkan kerja dari rumah untuk mencegah meluasnya penularan virus akibat kontak fisik, kecuali bagi mereka yang jenis pekerjaannya tidak bisa dikerjakan secara remote, seperti frontliner, teller bank, buruh pabrik, atau layanan kesehatan. Ketika terbukti bahwa produktifitas kerja masih bisa dicapai dengan bekerja secara remote, maka banyak perusahaan menerapkan sistem hybrid working setelah pandemi berakhir.

Perusahaan tempat saya bekerja juga menerapkan sistem ini. Di tengah masa pandemi, manajemen memutuskan untuk mengembalikan sebagian ruang sewa ke landlord karena membayar harga sewa dan service charge untuk ruangan yang tidak terpakai tanpa kejelasan kapan akan ditempati lagi hitungannya terlalu mahal. Dan ketika pandemi berakhir, jumlah karyawan masih sama sedangkan luasan area kantor berkurang, meja kerja tidak lagi sesuai dengan jumlah karyawan. Maka perusahaan memberlakukan sistem kerja hibrid, karyawan tidak harus pergi ke kantor tapi boleh kerja dari rumah. Bagi yang ingin kerja dari kantor harus melakukan prebooking workstation karena jumlah meja kerja yang tersedia tidak terlalu banyak. Dari sekian jumlah meja kerja tsb ada beberapa dedicated desk yang disediakan untuk karyawan yang memang harus masuk kantor setiap hari, sisanya disebut hot desk, boleh dipakai siapapun dengan sistem prebooking. Kalau mendadak harus masuk kerja dan tidak ada meja kosong maka pilihannya adalah menggunakan ruang meeting, atau kerja di meja pantry. Pantry kantor cukup besar dan nyaman. 

Hybrid working di mata karyawan

Buat karyawan tentunya lebih menyenangkan jika ada opsi kerja hibrid. Teman saya ada yang hanya masuk kantor 1 hari dalam seminggu. Hari lainnya semua dikerjakan secara remote. Kantor lain ada yang menjalankan sistem hybrid working meskipun semua karyawan masih tetap punya mejanya sendiri-sendiri. Mereka boleh memilih 1 hari dalam seminggu untuk WFH. Jadi ada yang memilih WFH di hari Jumat, atau hari Senin, di mana biasanya lalu lintas lebih padat dari biasa. Fleksibilitas ini bisa lebih produktif bagi sebagian orang. Tapi ada orang-orang yang lebih suka kerja dari kantor karena beberapa alasan, seperti suasana kerja yang lebih serius mendukung motivasi kerja. Bekerja dari rumah memang membutuhkan fokus dan konsentrasi lebih terutama jika ada anak-anak di dalam rumah.

Benefit lain bagi karyawan adalah bisa lebih menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga, dan mengurangi stres akibat kemacetan menempuh perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya.

Sedangkan kekurangannya, maka kekurangan ketika bekerja remote adalah jam kerja bisa menjadi tak menentu, bisa lebih panjang dari jam kerja normal.

Hybrid working dari kacamata perusahaan

Dari segi operasional bekerja secara hibrid bisa menghemat biaya sewa ruang kantor, biaya utilitas, bisa mempekerjakan karyawan di luar wilayahnya, dan bisa meningkatkan produktifitas dan kreativitas karyawan. 

Sedangkan sisi negatifnya adalah perusahaan mungkin tidak bisa mengawasi kedisplinan kerja karyawan, dan harus bisa menetapkan target dan goals untuk mengukur kinerja karyawannya.  Ada perusahaan yang mengharuskan karyawannya clock in/out di waktu pagi dan sore sesuai jam kerja melalui sistem. Bagian IT perusahaan juga harus stand by hingga di luar jam kerja untuk menyelesaikan trouble dan permasalahan yang terjadi pada jaringan yang diakses secara remote.

So Kompasianer, apakah perusahaan anda menjalankan sistem kerja hibrid atau masih konvensional? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun