Mohon tunggu...
Diana F Singgih
Diana F Singgih Mohon Tunggu... Lainnya - baru belajar menulis

Pensiunan yang saat ini hobinya merajut dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Generasi Terjepit?

23 Oktober 2024   16:37 Diperbarui: 23 Oktober 2024   17:38 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Ilustrasi 3 generasi

Cucu sakit demam, sang nenek langsung memborehi dengan baluran bawang merah dan minyak kelapa. Sampai seluruh kamar beraroma bawang merah. Kalau si anak berani menolak, bisa jadi akan terjadi konflik sesaat dengan sang ibu. Atau si cucu tidak mau tidur siang dan sang nenek membiarkan, atau membebaskan cucu memilih snack di supermarket, membelikan mainan setiap cucunya merengek.

Tapi sekarang? Anak-anak jaman sekarang punya pedoman parenting yang tidak bisa diganggu oleh ibu atau mertua. Misalnya tidak boleh terlalu banyak makan roti, makanan manis, makanan gurih, jajan sembarangan. Jadi memberi cucu biskuit atau permen saja bisa keliru di mata anak menantu. Screen time diawasi, dll.

Ada kerabat yang menantu perempuannya strict sekali urusan makanan untuk 2 anak laki-lakinya. Tapi setiap mereka berkunjung ke rumah orangtuanya, diam-diam sang opa memberikan jajanan untuk para cucu. Saya tak pernah tanya bagaimana reaksi si menantu waktu mengetahui hal tsb.

Menengok ke belakang, saya beruntung ibu saya tidak pernah mengatur saya dan suami mengikuti gaya parenting beliau. Kami sering berbeda pandangan tapi mungkin karena sejak menikah kami langsung keluar dari rumah ibu, jadi pola asuh anak kami bebas dari intervensi. Berbeda dengan adik saya yang sampai beranak 4 masih tinggal dekat dengan ibu kami.

Mungkin betul sebagian dari generasi saya adalah generasi terjepit. Tidak sepenuhnya independen mengurus anak, dan tidak punya kendali untuk ikut mendidik cucu, meski semuanya atas dasar kasih sayang dan kebaikan sang cucu.

Tapi orang tua jaman sekarang memang pintar-pintar. Saya melihat perkembangan 2 cucu saya, 8 tahun dan 2 tahun, yang sangat membanggakan, membuat saya bersyukur. Privilege saya menjadi seorang nenek adalah menikmati punya cucu tanpa harus lelah mendidik dan mengajari disiplin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun