Mohon tunggu...
Diana F Singgih
Diana F Singgih Mohon Tunggu... Lainnya - baru belajar menulis

Pensiunan yang saat ini hobinya merajut dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dinamika Manusia

3 Oktober 2024   12:54 Diperbarui: 3 Oktober 2024   12:54 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia itu dinamis, dapat berubah atau menyesuaikan diri seiring waktu. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Usia, pengalaman, lingkungan, dsb.

Es krim yang semasa kecil dulu terasa sangat nikmat, ketika dewasa kok rasanya biasa. Bisa jadi karena dulu es krim itu barang mahal jadi dikonsumsi hanya pada kesempatan tertentu yang ditunggu-tunggu. Sesuatu yang sulit dimiliki akan menjadi lebih bernilai. Kini ketika sudah mampu bisa membeli es krim tiap hari, es krim terasa biasa, sudah berkurang sensasi kenikmatannya.

Bisa terjadi juga misalnya guru yang di sekolah menengah kita idolakan sampai kita sendiri bercita-cita menjadi guru, setelah makin besar dan wawasan berkembang, cita-cita berubah.

Yang waktu muda suka kebut-kebutan, setelah punya anak berubah kalem dan tidak ugal-ugalan. Mungkin karena merasa bertanggung jawab akan masa depan anaknya jadi dia menjaga supaya tidak kecelakaan dan mati muda.

Semua perubahan menuju kebaikan adalah perubahan yang baik dan diharapkan semua orang.

Tapi sering terjadi juga ketika seorang yang baik tak sengaja masuk ke dalam lingkungan kurang baik dan lama-lama menjadi seperti lingkungannya. Konon sesuatu yang buruk itu lebih gampang ditiru. Misal membuang sampah. Seseorang yang terbiasa membuang sampah pada tempatnya kalau kemudian pindah ke tengah lingkungan orang yang tak disiplin, kebiasaan baiknya itu mungkin akan dicemooh, ditertawakan, diejek, sehingga lama kelamaan dia bisa ikut-ikutan buang sampah sembarangan. Kecuali orang ini punya karakter dan jiwa yang kuat.

Memilih lingkungan yang baik

Pada dasarnya manusia itu bisa dipengaruhi, oleh karenanya penting bagi kita untuk mencari lingkungan yang baik dan mendukung kita menjadi baik. Seperti kata orang bijak berteman dengan penjual minuak wangi kita akan tertular harumnya, sedangkan berkawan dengan tukang las mungkin kita akan ikut terpercik apinya.

Menyediakan lingkungan yang baik dan benar bagi anak-anak adalah tugas penting bagi orang tua. Selain itu orang tua juga harus bisa menjadi teladan bagi anaknya.

Anak-anak jaman sekarang sudah terpapar dampak teknologi informasi sejak kecil. Kalau mereka tidak memahami betul mengenai baik dan buruk, maka akan mudah dipengaruhi. Dan jika orang tua tidak memberi contoh yang baik jangan kaget kalau anak yang kritis akan berargumen. Walk the talk adalah yang paling baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun