daun kari waktu suami mengajak saya makan di resto Aceh di bilangan Jl. Bendungan Hilir. Nama menunya ayam tangkap. Peristiwa itu sudah puluhan tahun lalu ketika suami masih berkantor di sekitar sana. Ayam Tangkap adalah satu dari banyak menu khas Aceh, yang sebagian besar mirip dengan masakan Padang, tapi lebih pekat dalam bumbu menurut saya.Â
Pertama kali saya berkenalan denganSaya penggemar hidangan ayam tapi cukup terkejut melihat ada potongan ayam goreng terkubur di bawah daun-daun kecil yang tadinya saya kira daun salam berukuran kecil. Tentunya yang saya santap lebih dulu adalah ayamnya. Tapi ketika ada daun terkunyah, lho kok ternyata enak dan aromanya tidak seperti daun salam. Jadi setelah itu setiap makan di warung Aceh, daun karinya saya makan.Â
Tanaman ini disebut daun kari karena biasa digunakan sebagai bumbu kari. Â Di Indonesia masing-masing daerah punya nama sendiri untuk daun kari yang bernama latin Murraya koenigii ini. Banyak dikenal sebagai daun salam koja atau temurui (Aceh), sicerek (Minangkabau), ki becetah (Sunda), korokeling (Jawa).Â
Selain jadi bumbu penyedap masakan, ternyata daun kari punya banyak khasiat, antara lain
- mencegah penyakit jantung, karena kandungan anti oksidannya tinggi
- mengurangi kadar gula dalam darah
- membantu mengatasi sembelit karena kandungan seratnyaÂ
- mengatasi anemia karena kandungan zat besi yang cukup tinggi
Cara mengolah daun kari menjadi teh herbal:
Siapkan 10 lembar daun kari, 1 ruas jahe digeprek, 3 gelas air, perasan lemon dan madu jika suka.
Rebus daun kari dan jahe dengan 3 gelas air sampai air berkurang menjadi 1 gelas. Matikan api dan diamkan hingga dingin.Â