Persis sebelum matahari terbenam kami sampai di puncak, dan pose di spot favorit dengan Gn Sindoro dan Gn Sumbing sebagai latar belakang. Rasa lelah dan pegal di paha dan betis langsung berkurang begitu melihat indahnya pemandangan.
Gunung Prau sangat diminati para pendaki. Ketika kami sampai di atas sudah banyak kemah berdiri di lokasi-lokasi yang strategis, yaitu yang cukup terlindung dari hembusan angin. Porter kami sudah memasang kemah untuk kami dan menyiapkan minuman panas.Â
Malam di atas gunung adalah momen yang ditunggu para fotografer. Teman serombongan yang hobinya memotret langsung mendirikan tripod begitu gelap jatuh. Meskipun tidak pintar saya ikut-ikutan mencoba memotret bintang.
Pagi-pagi sebelum matahari keluar dari balik gunung kami segera mencari spot untuk foto bersama. Hawa dingin menusuk kulit tapi kami tetap ceria bergantian foto dengan background langit yang indah.
Setelah sarapan nasi goreng dan telur mata sapi masakan porter, kami turun lewat jalur yang lebih landai. Jalurnya memutar cukup jauh tapi tidak terlalu melelahkan untuk lutut.
Untuk teman-teman yang ingin mendaki gunung tapi belum percaya diri bisa coba naik Gn Prau. Sebelum mendaki, latihan dulu naik tangga/steps 10-15 menit setiap hari  selama sebulan atau lebih. Latihan ini untuk menguatkan betis dan lutut. Pergi dengan teman-teman yang cocok akan menambah semangat, bisa saling menguatkan ketika rasa capek mendera. Setiap perjalanan membawa kenangan berbeda dan kelak bisa jadi bahan cerita kepada cucu-cucu.Â