Ada satu masa di mana selama hampir 5 tahun saya dan suami tinggal di apartemen. Unitnya kecil, 2 kamar dengan balkon imut yang kami gunakan untuk menjemur.Â
Kami tinggal di situ karena si bungsu diterima di SMAN 8 Jakarta sedangkan domisili kami di Bekasi. Dengan pertimbangan efisiensi waktu dan enerji maka kami putuskan untuk pindah sementara waktu ke apartemen.Â
Tinggal di apartemen punya banyak keuntungan terutama dalam sisi penggunaan waktu. Si bungsu tidak perlu bangun terlalu pagi untuk bersiap ke sekolah.Â
Dulu, waktu anak sulung diterima di sekolah yang sama, paling telat jam 5.30 kami sudah harus berangkat dari rumah supaya bisa sampai di sekolahnya sebelum jam 7. Dulu lalu lintas masih lebih bisa ditoleransi. 9 tahun kemudian, jauh berbeda.
Si bungsu nyaman dengan kondisi itu. Pergi ke sekolah jam 6.30 diantar naik sepeda motor, pulangnya naik angkot. Saya dan suami bisa sarapan dulu dengan tenang sebelum berangkat ke kantor masing-masing. Sebelumnya masih sempat berolah raga dulu di gym atau lari di seputaran Tebet. Sorenya sebelum magrib kami sudah berkumpul lagi di unit.
Saya jadi punya waktu luang. Waktu yang biasanya digunakan bermacet-macet dari Bekasi ke Sudirman pp, berkurang hampir setengahnya.Â
Maka saya mencoba hidroponik di balkon.Â
Saya pernah diajak ikut kelas belajar hidroponik yang diadakan oleh teman suami. Lalu ditambah dengan membaca dari internet, saya mencoba praktek sendiri.Â
Peralatan yang saya gunakan saya beli secara daring. Ada paket starter kit hidroponik untuk pemula, isinya sbb:
- Baki nutrisi
- Penutup Impraboard 9 lubangÂ
- Netpot + Kain Flanel
- Media Tanam Rockwool
- Nutrisi A dan BÂ
- Bibit (Sawi, Selada, Kangkung, bayam dll)
Yang pertama dilakukan adalah menanam benih. Letakkan rockwool di atas baki lalu dibasahi, setelah itu benih dimasukkan. Saya paling suka menanam kangkung, bayam dan sawi. Masing-masing jenis sayuran punya cara yang berbeda saat menanam benih. Pada 1 potong rockwool bisa dimasukkan 4-5 biji kangkung, tapi untuk sawi hanya 1 biji, sedangkan bayam di 1 potong rockwool jumlahnya adalah 1 ujung jari yang dibasahi air, atau ditaburkan di atas rockwool tsb.
Bayam
Biasanya saya gunakan baskom dengan keranjang untuk menanam bayam. Keranjang diletakkan di atas baskom, alasi keranjang dengan kain flanel atau kadang saya menggunakan tisu dapur. Taburkan biji bayam di atas flanel, basahi air lalu simpan di tempat tertutup (bisa ditutup dengan serbet) dan semprot dengan air secara rutin, jaga jangan sampai flanelnya kering.Â
Begitu bijinya pecah dan mulai berkecambah, tanaman butuh nutrisi dan sinar matahari. Beruntung balkon saya menghadap timur, jadi setiap pagi sinar matahari tumpah ruah. Baskom diisi campuran nutrisi A dan B lalu keranjang digantung di atas air nutrisi.Â
Kalau menggunakan rockwool, jaga agar rockwool tidak terendam air nutrisi karena bisa menyebabkan jamur. Karena saya menggunakan flanel maka ketinggian air nutrisi disesuaikan.Â
Begitu akar memanjang, maka ketinggian nutrisi bisa diturunkan, yang penting akar terendam di nutrisi. Kadar nutrisi ini harus disesuaikan dengan umur tanaman. Makin tinggi usianya, makin tinggi pula kadar PPM (part per million, satuan mengukur kepekatan suatu larutan).
Â
Kangkung
Kangkung adalah sayuran favorit kami. Dalam seminggu menu tumis kangkung bisa muncul 2 kali. Mudah didapatkan, cepat masaknya dan enak. Maka menanam kangkung secara hidroponik juga sering saya lakukan. Seperti saya tulis di atas, dalam 1 rockwool bisa ditanam 4-5 biji kangkung.Â
Biasanya dari 4-5 biji tsb ada saja yang tidak tumbuh bagus. Sebelum menanam kita bisa masukkan dulu biji kangkung ke dalam air, direndam beberapa saat untuk melihat apakah ada yang mengapung, yang mengindikasikan biji sudah kopong atau busuk.ÂSetelah berkecambah dan keluar 3 daun, pindahkan ke dalam netpot yang sudah dipasang flanel lalu gantungkan di impraboard di atas baki nutrisi. Cek kadar nutrisi dalam baki secara berkala. Kangkung bisa dipanen setelah 3 minggu.
Sawi putih/ Na bai
Selain kangkung, pakchoi dan sawi putih na bai ini termasuk favorit saya dalam bertanam hidroponik. Masa tanamnya lebih panjang dibanding kangkung, tapi begitu melihat daunnya yang hijau lebar, rasanya bahagia.
 Dalam 1 rockwool hanya bisa ditanam 1 biji pakchoi atau na bai, jika lebih maka netpot yang imut itu tidak bisa menampung 2 tanaman tumbuh besar dengan sempurna.
Selain jenis-jenis sayuran di atas, saya juga mencoba menanam kemangi. Tanaman ini bisa ditanam secara hidroponik.Â
Tidak mudah bertanam hidroponik, tapi jika telaten aktivitas ini menyenangkan dan beneficial. Yang paling membuat frustrasi adalah kalau teras atau halaman rumah tidak kena sinar matahari sehingga pertumbuhan tanaman tidak optimal.Â
Kandungan nutrisi juga harus diperhatikan secara reguler, untuk itu gunakan alat pengukur pH meter. Tanaman hidroponik relatif aman dari hama, jadi sayuran yang kita konsumsi bebas dari pestisida. Sehat dan enak.
Demikian pengalaman bercocok tanam kecil-kecilan di balkon. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H