Mohon tunggu...
Diana F Singgih
Diana F Singgih Mohon Tunggu... Lainnya - baru belajar menulis

Pensiunan yang saat ini hobinya merajut dan traveling

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Lingkaran Kecil, Lingkaran Besar

10 Agustus 2024   17:50 Diperbarui: 10 Agustus 2024   17:52 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya melihat kehidupan manusia ibarat lingkaran, bukan garis lurus. Ada lingkaran kecil, ada lingkaran besar.

Lingkaran kecil saya dimulai ketika saya menikah. Sepasang pengantin baru, hidup berdua, lalu saya hamil, melahirkan anak-anak, menyusui, membesarkan, mendidik, melihat pertumbuhan anak-anak dari bayi, masuk TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi, wisuda, bekerja, dan menikah. Anak-anak berumah tangga dan orang tuanya kembali berdua.

Di Indonesia, pada umumnya tugas orang tua selesai ketika anaknya menikah, sebagian lagi menganggap selesai setelah anaknya lulus kuliah. Yang dimaksud dengan selesainya tugas tentunya tugas membiayai. Ada juga sih yang masih membiayai meskipun anaknya sudah bekerja, bahkan sudah berumah tangga. Tidak seperti di Amerika misalnya, yang di film-film Hollywood kita lihat begitu seorang masuk college, dia keluar dari rumah orangtuanya dan sudah harus mandiri. Cari biaya kuliah sendiri dengan bekerja part time. Kalau saya, setelah anak bekerja tentunya kami tidak lagi memberi uang bulanan, tapi ketika anak menikah kami membantunya menyiapkan biaya pernikahan.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Lingkaran kecil kami, tugas saya dan suami sebagai orang tua selesai ketika si ragil dari 3 bersaudara, menikah 2 bulan lalu. Rumah kembali sepi, hanya ramai ketika anak-menantu-cucu berkumpul di akhir pekan. Saya kini merasakan apa yang dirasakan orang tua saya dan mertua saya dulu ketika anak-anak mereka berkumpul di bawah atap yang sama. Bahagia, ayem, content. Hanya melihat jajaran sepatu dan sandal di ruang depan saja rasanya senang, apalagi bisa sholat berjamaah, main Jenga rame-rame, mendengarkan celoteh cadel cucu kecil saya sambil kasih makan ikan.

Jika tugas sebagai orang tua yang membiayai anak selesai ketika anaknya dewasa dan mandiri, tugas sebagai muslim harus terus ditunaikan hingga tutup usia. Masih tetap harus mengingatkan agar anak dan keturunan menjalankan ibadah agama sesuai syariat dan menjauhi laranganNya. Supaya kami tidak hanya berkumpul di dunia tapi juga kelak di surga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun