Mohon tunggu...
Indi Diana Fakhriya
Indi Diana Fakhriya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Lets do it!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Social Awareness, Membaca Situasi Sekitar Kita

21 Desember 2021   20:46 Diperbarui: 22 Desember 2021   04:22 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: atlassian.com

Siapa sangka menjadi manusia ternyata tidak semenyenangkan itu. Dikatakan mudah memang mudah tapi dikatakan sulit ya memang sulit. Sebagai makhluk sosial tentu saja tidak terlepas dari manusia lain. Entah manusia jahat atau baik pasti dikirim Tuhan untuk kehidupan kita. 

Sejatinya setiap manusia yang ada atau pernah ada dalam hidup kita, lama atau sebentar singgahnya pasti memberikan satu bahkan lebih pelajaran tentang hidup dan perasaan baru yang sebelumnya belum hadir dalam benak. 

Pelajaran manis atau pahit semua tergantung pada kita menyikapinya. Seberapa sadar diri sendiri bahwa kita tidak dapat memaksa semua orang untuk menjadi seperti ekspektasi kita. 

Menjadi manusia baik atau jahat adalah sebuah pilihan. Tetapi tidakkah menjadi baik adalah pekerjaan terbaik selama menjadi manusia? 

Menolong orang lain, memberikan orang lain kenyamanan, menjadi pendengar yang baik, membantu orang lain saat kesulitan, dan perbuatan baik lainnya. 

Membangun hubungan yang baik dengan orang lain secara tidak langsung juga membangun kebaikan untuk diri sendiri. Sehingga alangkah pentingnya kesadaran sosial bagi kehidupan bersama.

Social-awareness

Social-awareness adalah perasaan, keprihatinan, emosional dan perspektif yang selaras dengan orang lain. Social-awareness atau kesadaran sosial merupakan bagian dari kecerdasan emosional. 

Ketika bicara tentang  social-awareness, maka kita sedang membicarakan kemampuan memahami sesama manusia dan bagaimana perasaan mereka. 

Dalam social-awareness pula kita menimba pengetahuan seputar kemampuan mengambil perspektif orang lain, berpikir bagaimana perasaan orang lain dalam keadaan tertentu, menghargai keberagaman, mengenali emosi, membaca bahasa tubuh dan segala yang berhubungan antar manusia satu dengan lainnya.

Mengenal social-awereness tidak jauh berbeda bahkan sepasang dengan empati. Menempatkan diri pada 'sepatu' orang lain bukanlah hal yang sederhana. 

Biasanya membutuhkan hubungan yang sudah terjalin lama dan dalam. Sepertinya masih banyak ditemui manusia bumi yang kurang menempatkan rasa empati terhadap sesama. 

Sedangkan empati dan perhatian menjadi akar perdamaian dibumi ini. Tetapi nyatanya tidak semua orang berinsitif untuk menumbuhkan dan membangun kemampuan berempati mereka. Mengapa bisa terjadi? Semua kembali kepada kadar social-awareness tiap perorangan. 

Implementasi Social-awareness

Besar orang menganggap kesadaran sosial merupakan hal yang menyulitkan diri sendiri. Belum juga memahami diri sendiri tetapi dituntut untuk memahami orang lain. Itulah mengapa social-awareness menjadi urutan ke empat dalam pembelajaran sosial emosional. 

Memang terlihat menyebalkan bagi mereka yang tidak mau berusaha memberikan yang terbaik untuk diri sendiri. Pada dasarnya berbuat kebaikan kepada orang lain juga menanam kebaikan untuk diri sendiri. Namun banyak orang malah menyerah di awal.

Sebelum implementasi memang harus paham teori. Setidaknya mengetahui apa saja yang ada didalam social-awareness. Langkah kecil untuk menerapkan dan membiasakan social-awareness bisa dimulai dari membangun hubungan. Tidak akan ada artinya sebuah kesadaran tanpa sosialisasi. 

Manusia yang tidak melakukan sosialisasi tidak dapat bertahan hidup karena rasa sepi. Manusia itu makhluk yang paling ingin dimengerti. 

Tetapi banyak manusia melewatkan prinsip "apa yang ditanam adalah apa yang akan dituai". Ingin dimengerti orang lain tapi tak mau mengerti orang lain. Ingin didengar namun tak pernah mendengar. Oleh sebab itu, membangun hubungan menjadi langkah utama dalam penerapan social-awareness.

Tanamkan dalam diri bahwa hidup ini tak ada artinya tanpa bersosialisasi. Keberagaman yang tersedia didunia ini membuat kita belajar tentang menghargai dan menempatkan diri. 

Tak lupa, hidup juga tentang timbal balik sehingga apa yang didapat adalah apa yang telah dilakukan. Ketika bertemu dengan orang yang kurang baik setidaknya memberikan kita pelajaran bahwa diperlakukan seperti itu tidaklah menyenangkan. Sehingga kita akan menghindari perilaku tersebut agar tidak menyakiti orang lain.

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun