Memasuki kelekatan yang tidak aman, anxious ambivalent adalah salah satunya. Biasanya rasa cemas ini muncul ketika anak kehilangan perhatian yang biasa ia dapatkan. Ia cemas jika ia tidak mendapatkan perhatian itu kembali. Reaksi umum yang diberikan anak biasanya sering marah dengan membentak jika ia ingin mendapat perhatian, sehingga disebut bertolak belakang. Anak dengan kecemasan yang bertolak belakang akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit di prediksi orang lain dan menjadi orang yang 'moody'.
- Anxious Avoidant (kecemasan dengan menghindar)
Jenis attachment ini masuk pada kelekatan yang tidak aman. Biasanya didapat dari kelekatan yang menakutkan bagi anak. Seperti pengasuhan orang tua yang ketat. Mungkin bagi orang tua pengasuhan yang ketat adalah yang terbaik, tapi tidak untuk anak. Pada usia perkembangannya ia mendapat banyak emosi baru dan butuh untuk di ungkapkan.Â
Terkadang orang tua dengan pengasuhan yang ketat tidak dapat menerima itu, sehingga memunculkan rasa takut bagi anak. Dengan itu, anak akan selalu menghindari rasa takutnya dan menghindari untuk mengungkapkan perasaanya. Hal ini terus berlanjut hingga ia tumbuh dewasa dan melahirkan pribadi yang negatif dan sulit membangun hubungan dengan orang lain. Â
- Anxious Disorganized (kecemasan yang tidak terorganisasi)
Kecemasan ini di dapat dari lingkungan anak yang menimbulkan kecemasan. Lingkungan yang terlalu banyak tekanan, stress, dan kasar memicu terjadinya anxious disorganized bagi anak. Ia akan mendapat rasa cemas yang berlebih dan mencari-cari orang yang bisa memberikan ia rasa aman. Konflik yang terjadi disekitarnya membuat pikirannya tidak terorganisasi. Bahkan saat ia merasa kesulitan, ia akan menghindari bersosial kaena rasa cemasnya. Anak dengan kecemasan ini akan tumbuh menjadi pribadi yang negatif dengan pikiran bahwa ia tidak berhak dan tidak layak mendapatkan rasa cinta.Â
Attachment manusia terbentuk mulai dari awal kehidupan. Jika sejak dini tidak dapat mengungkapkan kecemasan yang kita rasakan, maka kita akan tumbuh bersama rasa stress yang tinggi. Dari stress tersebut kita bisa menjadi orang yang toxic untuk lingkungan sekitar kita. Tentunya juga tidak baik untuk masa perkembangan otak anak usia dini. Kedekatan orang tua-anak berpengaruh dengan kondisi kesehatan di masa depan. Mereka yang tidak memiliki kelekatan yang aman, tidak mampu memahami diri sendiri.
Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H