Mohon tunggu...
Diana Faiqoh
Diana Faiqoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relations Student at University of Jember

Dibentuk untuk memenuhi tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Unraveling The Global Circular Flow: Sejarah Singkat Globalisasi Ekonomi dan Dampak Perdagangan Bebas

22 Maret 2024   05:25 Diperbarui: 22 Maret 2024   05:27 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era globalisasi ini, kompleksitas fenomena aliran ekonomi global semakin menarik perhatian, terutama karena fokus pada konsep aliran berputar global yang menjadi kunci dalam memahami dinamika ekonomi antar negara, dengan perdagangan bebas sebagai salah satu elemen utama. 

Artikel ini bertujuan untuk mencari tahu lebih dalam tentang sejarah singkat globalisasi ekonomi serta peran penting perdagangan bebas dalam mengatur arus ekonomi tersebut. Sumber informasi untuk artikel ini berasal dari pengalaman kelas kami pada tanggal 14 Maret lalu, di mana kami diberikan sesi untuk memperdalam pemahaman tentang topik aliran ekonomi global, perdagangan bebas, dan globalisasi ekonomi serta beberapa informasi didapatkan melalui hasil research dari studi literatur yang berkaitan dengan topik artikel ini.

Globalisasi didefinisikan sebagai peningkatan hubungan dan interdependensi antara masyarakat, pemerintah, dan lingkungan ekonomi. Ini adalah proses di mana ketergantungan antar negara-negara dan penduduknya semakin meningkat. Sedangkan, globalisasi ekonomi mengacu pada peningkatan interdependensi ekonomi antar negara-negara dan warga mereka. 

Periode globalisasi dimulai pada akhir abad ke-19 selama revolusi industri, bersamaan dengan ekspansi kerajaan di Eropa. Ini menjadi saksi kebangkitan kapitalisme, penyebaran industrialisasi, dan pertumbuhan perdagangan internasional. 

Organisasi internasional seperti World Trade Organization (WTO) dan International Monetary Fund (IMF) mendorong globalisasi dengan mempromosikan perdagangan bebas dan kerjasama ekonomi antarnegara. Pasca Perang Dunia II, percepatan globalisasi terjadi melalui Bretton Woods dan Marshall Plan, yang membantu membangun kembali perekonomian global. 

Perang Dingin juga berperan dalam globalisasi, karena persaingan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet meningkatkan pertukaran budaya dan ekonomi. Kemajuan teknologi, seperti internet dan jaringan komunikasi global, memfasilitasi koneksi dan interaksi lintas batas negara. Kebijakan ekonomi neoliberal yang mendorong pasar bebas, deregulasi, dan privatisasi juga meningkatkan globalisasi di berbagai sektor. 

Lalu apakah globalisasi sangat berkaitan dengan free trade? Free trade atau perdagangan bebas mengarah pada Kebijakan atau regulasi yang memungkinkan impor dan ekspor dengan biaya rendah tanpa hambatan perdagangan lainnya dalam perjanjian perdagangan bebas membuat kelompok negara setuju untuk mengurangi tarif atau hambatan lainnya, memfasilitasi pertukaran yang lebih besar dengan mitra dagang mereka. Ini memungkinkan semua negara untuk mendapatkan keuntungan dari harga lebih rendah dan akses ke sumber daya satu sama lain.

Ada dua konsep dalam model perdagangan bebas: merkantilisme dan keunggulan komparatif. Sebelum tahun 1800, perdagangan global didominasi oleh teori merkantilisme, yang menekankan keseimbangan perdagangan yang menguntungkan dan pengumpulan emas dan perak. 

Negara-negara sering menerapkan hambatan perdagangan seperti pajak dan tarif untuk mendorong konsumen memilih produk lokal dan mendukung industri dalam negeri. Di sisi lain, teori keunggulan komparatif yang diperkenalkan oleh David Ricardo menyatakan bahwa negara dapat memperoleh manfaat maksimal melalui perdagangan bebas. 

David Ricardo menunjukkan bahwa jika suatu negara dapat memproduksi barang dengan biaya lebih rendah daripada negara lain, negara tersebut akan mampu memproduksi lebih banyak barang secara keseluruhan dengan memperluas perdagangan.

Perdagangan bebas menghadirkan pro dan kontra dalam pandangan publik. Beberapa orang melihat kelebihannya, seperti akses konsumen terhadap barang dengan harga terendah di pasar global, memberikan pilihan yang lebih luas kepada konsumen untuk memilih barang sesuai kebutuhan mereka. 

Selain itu, negara-negara dengan tenaga kerja atau sumber daya yang relatif murah dapat mendapatkan keuntungan dari ekspor luar negeri, serta berdasarkan teori David Ricardo, perdagangan bebas memungkinkan negara-negara untuk memproduksi lebih banyak barang secara kolektif dengan memperdagangkan keunggulan masing-masing.

Di sisi lain, ada beberapa kontra, seperti persaingan dengan ekspor asing yang dapat menyebabkan pengangguran lokal dan kegagalan bisnis, serta potensi pindahnya industri ke yurisdiksi dengan peraturan yang longgar, yang dapat berdampak negatif pada lingkungan dan praktik ketenagakerjaan yang sewenang-wenang. Selain itu, ketergantungan negara-negara pada pasar global untuk barang-barang penting dapat membuat mereka rentan secara strategis saat krisis terjadi. 

Globalisasi dan perdagangan bebas saling terkait erat, karena globalisasi memungkinkan ekspansi perdagangan internasional dengan mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan kerja sama ekonomi antar negara. Globalisasi telah memicu peningkatan perdagangan lintas negara, dengan barang dan jasa bergerak lebih bebas melintasi batas-batas nasional. Ini memungkinkan negara-negara untuk fokus pada spesialisasi dalam produksi barang dan jasa berdasarkan keunggulan komparatif, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor.

Perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreements/FTA) merupakan elemen kunci dalam globalisasi karena bertujuan untuk menghapuskan hambatan perdagangan dan mendorong kerja sama ekonomi antarnegara. Pembentukan FTA telah mengarah pada pembentukan jaringan perdagangan regional, seperti Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dengan Uni Eropa (UE), yang mempercepat aliran barang, jasa, dan modal melintasi batas-batas negara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun