Dibuku ini pula saya disadarkan akan ada sebuah jembatan belajar yang hilang. Pada tingkat pra-sekolah tidak boleh mengajarkan baca tulis. Namun jika sudah masuk ke sekolah dasar, maka di kelas 1, materinya sudah banyak yang merupakan materi tertulis, dan tentu saja membutuhkan kemampuan membaca dan menulis untuk pemula. Pertanyaan yang sama seperti dibuku ini adalah, lalu dimana dan kapan anak bisa mempelajari ketrampilan tersebut? Mustahil bukan, mereka mendapatkan ketrampilan tersebut hanya dengan sim salabim. Hal ini pula yang membuat orang tua dan guru pra sekolah dan guru kelas awal di sekolah dasar sering terjadi salah komunikasi.
Tantangan selanjutnya adalah kemajuan jaman. Dalam teknologi yang makin canggih, generasi sekarang makin familiar dengan banyak gadget. Dan kembali buku ini menyadarkan dengan sebuah pertanyaan; jika anak terbiasa dengan menatap layar yang bergerak dengan sangat cepat, mungkinkah dia bisa tahan menjalani proses belajar yang harusnya membutuhkan sebuah ketekunan dan konsentrasi yang pastinya memerlukan waktu dalam prosesnya?
Belum lagi dengan perkembangan komunikasi verbal, sebagai rangkaian anak dalam belajar berbahasa. Anak memerlukan pengalaman langsung dengan beragam komunikasi verbal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tatapan mata, anggukan, tepukan hangat, bercengkrama ringan. Buku ini menjelaskan pentingnya menstimulasi seluruh indera dan aspek motorik agar tercapai kemampuan akademis anak dalam membaca, menulis dan berhitung.
Membaca dengan Metode Montessori
Â
Dalam metode Montessori seorang anak dianggap telah dapat membaca ketika ia dapat mengkorelasikan rangkaian huruf yang ia baca dengan maknanya. Jadi, bukan sekedar membunyikan hurufnya saja. Dan Montessori mengenalkan tahapan-tahapan proses membaca tersebut di buku ini.
Yang harus dipahami oleh guru dan orang tua adalah pemahaman akan proses anak dalam belajar membaca. Prosesnya tidak instan. Perlu waktu. Mulai dari tahapan pra-membaca, dan tahap teknis membaca. Dan yang tak kalah penting, semua tahapan ini harus berada dalam suasana belajar yang menyenangkan. Jauh dari kesan tertekan dan dalam paksaan.
Ada juga unsur penting dari metode Montessori yang sangat baik untuk diikuti. Yaitu pentingnya Read Aloud. Sebuah proses membaca nyaring yang merupakan salah satu kunci utama suksesnya membantu perkembangan kemampuan membaca anak. Bila dilakukan konsisten setiap hari, minimal 15 menit. Ini adalah cara paling mudah dan sangat dipercaya untuk menaikkan prestasi akademis. Â
Pada tahapan teknis membaca, dibuku ini dijelaskan dengan detail. Mudah untuk mengikutinya step by step. Termasuk metode pengajarannya. Sekilas agak mirip dengan metode membaca tanpa mengeja yang bukan dari Montessori. Lalu bedanya dimana? Anda akan menemukan jika membaca buku ini hingga tuntas. Pada belajar membaca konvensional, seringkali anak dipaksa membaca tulisan. Tapi metode Montessori akan mengajak anak belajar membaca secara bertahap. Dengan bantuan objek konkrit, menuju abstrak.
Penutup
Â