Sang Alkemis
Â
Penulis       : Paulo Coelho
Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan      : Ketigapuluh, Agustus 2021
Tebal Buku   : 221 halaman
Buku ini membuat saya takjub. Nama besar pengarangnya, membuat saya harus berpikir keras untuk mengikuti alur ceritanya. Tak mudah memahaminya. Tapi bahasanya memikat hati. Memiliki kekuatan sastra tingkat tinggi. Kisah yang disajikan sangat sederhana, tapi menyimpan sejuta makna. Kisah seorang penggembala domba.
Apa sebenarnya yang istimewa dari seorang penggembala domba? Buku ini mengajak kita untuk mengenal lebih dekat, tentang tokoh utamanya. Seorang penggembala domba yang suka membaca. Berkelana dan menunggu domba-dombanya di padang rumput, dengan ditemani buku yang selalu setia mengiringi kisah perjalanannya. Siapa dia sesungguhnya?
Â
Menafsirkan Mimpi
Petualangan Sang Penggembala domba diawali dari mimpi-mimpinya. Datang berulang, dan membuatnya tergoda untuk menafsirkannya. Kata orang, mimpi adalah bahasa Tuhan. Dan karena mimpi itu pula, jalan hidup sang penggembala dimulai untuk berpetualang.
Dengan membawa misi untuk mewujudkan tafsir mimpinya, Sang Penggembala mengalami banyak peristiwa. Datang dari negeri Spanyol dan berangkat menuju Mesir, Afrika, tempat dimana Piramida berada. Sebuah daerah yang asing. Dengan lingkungan, orang, dan bahasa yang sangat berbeda dari asalnya. Namun di negeri baru itu, Â Sang Penggembala tertipu dengan manis. Harus kehilangan seluruh harta yang dibawanya dari tempat asal. Dan membuatnya tak punya apa-apa lagi. Â Ironis.
Berbeda dari perkiraan, ternyata Sang Penggembala tetap semangat dalam mengarungi hidup. Ia terus bekerja seiring dengan berjalannya waktu, dan perlahan-lahan mengubah hidup dan takdirnya. Dengan semangat yang sama ketika ia masih menggembalakan domba, ia memulai kehidupan baru di tanah orang dengan penuh ketekunan dan keyakinan. Percaya bahwa setiap usaha akan menghasilkan buah yang berbeda. Keberhasilan dan keberuntungan adalah hasil dari kerja keras dan ketekunan. Itulah esensi dari iman.
Maktub
Di buku ini, berulang kali kata ini disebut. Sebuah kata yang menjadi point penting di banyak fase. Rangkaian kejadian yang  terkadang terlalu sulit untuk dijelaskan. Dan harus berakhir dengan sebuah jawaban; itulah Maktub. Sang Penggembala yang notabene bukan orang Arab, harus berusaha mencari makna yang tepat agar mengerti maksudnya. Dan dari banyak kejadian tersebut, akhirnya sebagai seorang manusia biasa, hanya bisa memahaminya dengan makna "maktub". Sudah tertulis. Sebuah takdir. Â
Dan dengan keyakinan itu pula, Sang Penggembala kembali memulai perjalanannya untuk menuju tempat  Piramida. Nasib membuatnya bertemu dengan orang Inggris, yang sama-sama juga menuju Mesir.Â
Perjalanan yang membuatnya berbarengan dengan orang asing yang berkeinginan untuk menemukan dan menjumpai seorang Alkemis. Menuju daerah di mana juga terletak piramida berada. Lokasi yang juga tempat di mana Sang Alkemis konon bisa ditemukan. Perjalanan yang memang sudah ter-maktub.
Sang Alkemis
Siapa sesungguhnya sang Alkemis yang dicari ini? Sosok yang menurut cerita orang adalah seorang Alkemis Arab. Alkemis terkenal yang pernah berkunjung ke Eropa. Dan menurut mitos yang beredar, dia memiliki kekuatan-kekuatan yang luar biasa. Bahkan konon katanya bisa mengubah logam apa pun menjadi emas. Hal yang makin membuat sang penggembala makin tertarik pada ilmu alkimia. Mengikuti intuisi. Untuk bisa menemukan apa yang dicarinya selama ini.
Perjalanan panjang melintasi padang pasir, yang diyakini sudah ter-maktub, Sang Alkemis pun berhasil di jumpai. Melalui proses dan kejadian yang tak biasa. Sosok yang kata orang terlihat menakutkan. Yang akhirnya menjadi teman dalam perjalanan. Dan memberinya banyak pelajaran dan pengalaman. Membimbingnya melintasi padang pasir, untuk menemukan di mana Piramida berada.
Akhir Perjalanan
Sesaat sebelum  menemukan lokasi yang dituju Sang Penggembala mendaki sebuah bukit pasir. Mendengarkan hatinya berbisik. "Buka matamu di tempat yang membuatmu menitikkan air mata. Di situlah aku berada, dan di situ pula hartamu berada".  Akhir yang diidamkan adalah menemukan lokasi Piramida. Dan ternyata bisa diwujudkan. Membuat Sang Penggembala bersyukur pada Tuhan yang telah memberinya keyakinan untuk percaya pada takdirnya. Melihat sendiri keindahan Piramida-Piramida. Tapi dia juga harus menebusnya dengan kehilangan seluruh hartanya untuk kali kedua. Sudah ter-maktub.
Mempercayai takdir membuatnya masih mampu untuk melanjutkan kembali kisah hidupnya. Sekali lagi, kebijaksanaan Sang Alkemis menuntun dan membantunya untuk lanjut menjalani takdirnya. Meneruskan perjalanan, dan memaknai cara Tuhan yang terasa aneh dalam menuntunnya untuk menemukan apa yang dicarinya. Pencarian harta karun di Piramida itu menjadi sebuah  ke-bermaknaan akan hidupnya, dengan jalan panjang yang harus ditempuh. Â
                                                          ***
Hidup ini ternyata sangat murah hati pada orang-orang yang mau mengejar takdir mereka. Selamat membaca. Buku ini  luar biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H