Mohon tunggu...
Diana Christin
Diana Christin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Diana Christin Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Permasalahan Menggerakan Perkembangan Kurikulum Pendidikan IPS di Masa Pandemi Covid 19

30 Desember 2022   07:41 Diperbarui: 30 Desember 2022   13:51 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada penulisan dimuat dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menjadi metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan permasalahan yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung, dengan bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian apa saja yang telah terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan. Sumber data dalam penulisan ini menggunakan data sekunder guna menjadi sebuah kumpulan data yang mendukung dalam penulisan dengan memperoleh informasi data melalui artikel, buku dan jurnal-jurnal yang mendukung dengan mengakses dari internet.

PEMBAHASAN

Evaluasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS

Indonesia telah melakukan evaluasi dalam pembaharuan pada bidang pendidikan, salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan kurikulum yang senantiasa disinkronisasikan dengan kebutuhan peserta didik dengan perkembangan sosial, ekonomi, budaya dan politik. Kurikulum merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta didik ke arah tujuan pendidikan melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental.  Kurikulum yang diterapkan dalam pendidikan di Indonesia saat ini merupakan Kurikulum 2013 Revisi yang telah dikembangkan dari kurikulum sebelumnya untuk membawa perubahan dalam proses pembelajaran. 

Pengembangan Kurikulum 2013 dalam pendidikan IPS ini untuk mempersiapkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta peradaban dunia, sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pada Kurikulum 2013 Revisi terdapat perubahan dunia pembelajaran pendidikan yang diterapkan pada substansinya yaitu menjadi empat poin penting yang harus diterapkan selama kegiatan belajar dan mengajar, sehingga membutuhkan kreativitas pendidikan dalam meramunya. Pada Poin pertama adalah pengintegrasian Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam kegiatan belajar dan mengajar pendidikan berupa memiliki karakter yang paling utama yaitu religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Poin kedua terdapat upaya pengembangan kemampuan literasi dalam pembelajaran yang berguna untuk membantu peserta didik dalam memahami dan mengolah informasi dari konsep-konsep pembelajaran yang diajarkan. Poin ketiga adalah peserta didik dilatih untuk memiliki keterampilan 4C yaitu Creative, Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative yang kedepannya diharapkan  dapat membantu peserta didik untuk menyikapi fenomena-fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat di abad ke-21. Poin keempat memiliki integrasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pembelajaran sehingga peserta didik mampu berpikir tingkat tinggi dan menganalisis materi pembelajaran secara mendalam.

Implementasi penerapan kurikulum 2013 revisi ini dilakukan pada semua mata pelajaran di Sekolah, tak terkecuali dalam pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk mampu mencapai poin penting dari Kurikulum 2013 Revisi tersebut maka diperlukan pembelajaran IPS yang memfokuskan pada kaidah-kaidah pendekatan saintifik yang merupakan ciri khas dari kurikulum tersebut. Melalui pembelajaran pendekatan saintifik dalam IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir yang tinggi, membentuk kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan sosial, mampu mengemukakan ide untuk menjadi solusi yang dimiliki, meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mengembangkan karakter peserta didik. Oleh karena itu, melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat memenuhi poin-poin penting dalam Kurikulum 2013 Revisi dapat tercapai. Selain itu juga, pada pembelajaran IPS dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran yang aktif dan kooperatif yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan 4C pada peserta didik. 

Dalam Kurikulum 2013 Revisi mata pelajaran IPS tidak lagi diajarkan dengan cara tradisional yaitu dengan transfer of knowledge dan juga metode hafalan, namun melalui kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan interaksi peserta didik sehingga mampu meningkatkan partisipasi dan kreativitas peserta didik. Pembelajaran pendidikan IPS perlu dilakukan dengan pendekatan saintifik yang lebih nyata, dengan memanfaatkan lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik sebagai sumber dan media belajar. Pemanfaatan lingkungan sebagai media dan sumber belajar IPS diharapkan dapat mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik sehingga dapat mendapatkan pengalaman pembelajaran secara langsung yang lebih nyata dan bermakna. 

Dengan adanya pemberian tugas dan ujian evaluasi yang diberikan tidak lagi bertujuan agar peserta didik dapat menghafal materi, akan tetapi untuk diintegrasikan dengan konsep Higher Order Thinking Skill (HOTS) sehingga peserta didik diharapkan dapat menganalisis dan mengolah informasi secara mendalam dan menghasilkan suatu karya. Sebagai kesiapan kurikulum pendidikan IPS dalam menyambut segala perkembangan fenomena sosial terkini yaitu suatu konsep masyarakat yang memusatkan pengembangan aspek kehidupan pada manusia (human-centered) dengan basis teknologi yang digunakan terutamanya saat pandemi. Maka diperlukan langkah peralihan berdasarkan Kurikulum 2013 Revisi yang menekankan pembelajaran pendidikan pada integrasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi, Creative, Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative(4C) serta Higher Order Thinking Skill (HOTS). 

Langkah pertama yang harus diperhatikan adalah dengan menerapkan secara keseluruhan pembelajaran berlandaskan pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) terhadap peserta didik. Karakter tersebut diantaranya dengan menanamkan nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Karakter ini akan menjadi penyaringan untuk hasil  output lembaga pendidikan masuk dalam masyarakat. PKK akan menentukan langkah bagi peserta didik dalam memberikan keputusan untuk tetap berada di jalur yang benar. Globalisasi modernitas telah terus menerus masuk kedalam tatanan kemanusiaan dan nilai norma luhur yang berlaku dalam masyarakat Indonesia, karakter ini akan membawa mengajarkan dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan keharmonisan nilai-nilai dan norma-norma yang diharapkan di masyarakat. Selain itu, karakter ini akan menjadi bekal bagi peserta didik untuk tidak terseret dalam arus perubahan negatif dari modernisasi yang semakin bergesekan. Langkah kedua dalam menciptakan pembelajaran IPS yang memandang masa depan  dengan mengorientasikan peserta didik pada suatu permasalahan sosial yang sedang terjadi saat ini. Sehingga peserta didik sampai kepada tahap pemikiran tingkat tinggi, peserta didik perlu dibekali kemampuan literasi yang nantinya mempermudah mereka menganalisis dan mengolah informasi yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan sosial di masyarakat. Sumber literasi dapat diperoleh peserta didik dengan melalui berbagai akses secara langsung maupun secara online dengan berbagai media yang tersedia. Pembekalan peserta didik dengan kemampuan literasi akan sangat membantu untuk hasil output lembaga pendidikan dalam memahami beraneka ragam permasalahan dari fenomena fenomena sosial dengan mengumpulkan, memahami, dan mengelola informasi untuk menemukan solusi yang tepat. Selanjutnya pada langkah ketiga dapat diwujudkan dengan menerapkan kemampuan 4C yaitu Creative, Critical Thinking, Communicative, dan Collaborative dalam pembelajaran pendidikan IPS. Penguasaan kemampuan tersebut dapat direalisasikan dengan menerapkan metode dan model pembelajaran yang diberikan dari adanya kurikulum dengan memberi ruang kesempatan peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan melalui pembelajaran berbasis aktivitas. 

Permasalahan Pembelajaran IPS di Masa Pandemi

Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam menentukan perkembangan dan membentuk karakter individu. Pendidikan juga bertanggung jawab sebagai wadah pengembangan bakat dan kemampuan agar lebih optimal. Sehingga pendidikan memperoleh perhatian dari berbagai kalangan. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah. Pada umumnya proses pembelajaran dilakukan secara langsung atau tatap muka. Tetapi dengan adanya wabah yang terjadi saat ini mengakibatkan pendidikan menjadi tidak stabil. Pergantian pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring tentu membawa permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar karena sebagian besar guru dan siswa belum pernah melakukan pembelajaran daring. Permasalahan tersebut bukan hanya pada guru dan siswa, namun juga orang tua siswa juga mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran daring ini. Berikut berbagai permasalahan yang dialami selama pembelajaran daring: 

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun