Batin yang terusik

Tiba - tiba terdengar teriakan dari pinggir jalan. Seketika itu juga semua berhamburan melihat ke sumber teriakan. Tidak terkecuali semua yang ada di tempat futsal. Aku langsung mencari adiku, tapi dia tidak ada. Aku mencari kesana kemari tapi tidak ada. Aku panik, pikiranku kacau. 

"Apa jangan - jangan suara ibu - ibu tadi yang berteriak itu ada kaitannya dengan adiku?" Pikiranku semakin panik. Akupun berlari menuju arah suara tadi. 

Betapa terkejutnya saat aku melihat sepeda motor yang tergeletak nyaris hancur di pinggir jalan. Banyak sekali orang - orang yang berkerumun di sana. 

"Cepat bawa ke puskesmas!" Teriak salah seorang lelaki setengah baya. Aku berlari ke kerumunan itu sambil berharap adiku bukan salah satu korban kecelakaan itu. 

"Radi?" Teriaku sambil menggoyang - goyangkan badannya. 

"Cepat bawa ke puskesmas!" Teriaku sambil panik. 

Kemudian warga menggotongnya masuk ke dalam mobil pak RT. 

"Kamu kenal dia Den?"

"Iya pak, dia temen sekelas saya waktu SMP." Jawabku pada salah seorang warga tetanggaku. 

Aku sendiri agak lega. Bukan adiku ternyata yang ada di situ. 

"Tapi kemana adiku?" Terus aku bertanya - tanya kebingungan. Aku mencari kesana - kesini belum juga ada. Menanyakan ke tetangga juga tidak ada yang mengetahui. Terus kucari dia namun belum juga ketemu. Aku pergi kerumah pun juga tidak ada.