Mohon tunggu...
Diana Arnita
Diana Arnita Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Akuntansi

Syukuri Jalani Nikmati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Nyatanya Masih Ada Kebaikan

16 Desember 2020   22:23 Diperbarui: 16 Desember 2020   22:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya hari yang kutunggu telah tiba. 24 November 2020, hari dimana aku akan melakukan upacara wisuda di kampus Universitas Terbuka. Hari ini udah direncanain sih jauh-jauh hari, aku bakal pergi ke kampus dianterin oleh seseorang yang bisa diaaminkan jika menjadi masa depan aku hhhe.

24 November 2020 pagi hari, di mana hujan turun tiba-tiba tanpa ada satu tanda bahwa dia akan turun pada saat itu. Aku udah bersiap sejak pukul 5 pagi, aku memakai baju yang dia belikan, aku memakai parfum kesukaan dia, aku bermake-up sesuai apa yang dia mau, dan semua aku lakuin buat dia karena aku pengen sekali terlihat sempurna di mata dia.

Pukul 6 pagi lebih 13 menit dia sepertinya sudah tak sabar untuk mengantarkan aku ke kampus karena begitu aku membuka Whatsapp di situ ada banyak banget chat dari dia menanyakan kapan berangkat? ayo dong berangkat dan dia aku segera membalas bahwa aku sudah siap untuk berangkat.

Dia sampai di rumahku. Sayangnya aku sampai gugup sampai lupa bawa helm terus aku mau pergi gitu aja sangking aku terlalu antusias sekali untuk untuk pergi sama dia. Dan ternyata di tengah perjalanan hujan turun lagi ya dia langsung puter balik mencari tempat untuk berteduh dan menyuruhku untuk memakai jas hujan.

Dia memastikan aku dan barang-barangku semua tidak kena air hujan sungguh dia sangat perhatian sekali. setelah dipastikan Aku memakai jas hujan dan semua barangku terlindungi dari air hujan dia berjalan mengendarai sepeda motornya menyuruhku duduk di boncengannya terus kita berjalan menembus derasnya air hujan.

Berulang kali aku merengek untuk sudahlah yuk di lepas aja jadi tujuannya buat apa pakai jas hujan kan nggak hujan. Tapi dia selalu bersikeras untuk tetap memakai jas hujan udahlah pakai aja jas hujannya siapa tahu di depan nanti turun hujan lagi. Dan tepat sekali beberapa meter kita berjalan hujan turun lagi setelah tadi sempat terhenti beberapa menit untuk beberapa meter perjalanan.

Ya benar sekali untungnya aku nurut apa kata dia. Namun hujan kembali reda untuk beberapa meter perjalanan di depan dan akhirnya kita memutuskan untuk melepas jas hujan karena dirasa hujan tidak akan turun lagi. Dan itupun setelah rengekan aku yang aku utarakan berulang kali ke dia. Sepanjang perjalanan terasa begitu seru entah apa alasannya tapi rasanya jalan ini milik berdua Hanya Aku dan Dia.

Setelah perjalanan panjang akhirnya kita sampai di kampusku Universitas Terbuka UPBJJ Jogja. Dan sayangnya begitu aku sampai di sana ternyata sudah telat untuk mengikuti acara wisuda ya otomatis aku berlari menaiki tangga berharap aku bisa menyusul teman-teman yang lain. Dan dia hanya mengikuti aku dari belakang tapi sayang seribu sayang satpam di kampus itu tidak mempersalahkan dia masuk ke ruangan wisuda. Dia hanya dipersilahkan duduk di ruang tunggu. tidak sesuai rencana.

Acara wisuda berlangsung sangat lama sekali hampir 3 jam lebih namun dia tetap sabar menunggu. Pada setiap kesempatan aku selalu bertanya apakah dia baik-baik aja atau apakah dia udah lapar atau apa dia bosen aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja dan tidak jenuh untuk menunggu aku yang begitu lama.

Akhirnya setelah berbagai drama entah itu kebelet pipis lah, entah itu kelaparan lah, entah itu ngantuk, kedinginan, bosen,  acara wisuda pun selesai dilanjutkan foto-foto dan wawancara testimoni perjalanan kuliah di UT.

Aku turun ke ruang bawah buat nemuin dia niatnya sih pengen ngajak foto tapi sayangnya keadaan tidak mendukung. Aku melihat ada kekecewaan dari raut wajah dia. Aku mencoba mengalihkan topik pembahasan dan aku mulai mengurus legalisir ijazah. Setelah itu kita pulang.

Selama perjalanan tuh dia selalu ngajak ngobrol berusaha bikin aku bahagia dengan cara apapun entah itu dengan sekedar menengok ke arahku atau memanggil namaku atau mempertanyakan sesuatu aku mau apa, aku pengen makan apa, aku mau beli apa.

Lalu kita melewati sebuah pertokoan, aku nggak tahu sih itu daerah mana, terus dia bertanya mau nggak tak beliin boneka, terus aku jawab buat apa boneka, sayang duitnya, aku nggak mau mas.

Di sepanjang jalan dia banyak sekali mengatakan bahwa dia sangat ingin bersama denganku lebih lama lagi, dia ingin menghabiskan hari-hari dia bersama aku, dia ingin ada didekatku, dia ingin selalu bisa duduk bareng sama aku, berpergian sama-sama, bercanda tawa, bersenda gurau atau semacamnya lah yang penting dilakukan bersama. Di situ aku merasa bahwa aku sangat spesial buat dia.

Sesampainya di rumah, aku mendapat teguran dari ibuku karena aku pulang terlalu sore dan aku terlalu merepotkan dia, sedangkan dia sedang di posisi yang sibuk. Dari situ aku merasa bersalah karena dia sudah banyak melakukan beberapa hal untuk aku sedangkan aku hanya bisa merepotkan dia, hanya bisa mengganggu waktu dia saja. Aku galau.

Jadi, begini ya rasanya diperlakukan dengan sangat spesial oleh seseorang yang kita sayang. Mungkin ini alasan kenapa almarhum kakak ku meninggalkan aku begitu cepat.

Mungkin pada saat itu almarhum sudah mempunyai firasat bahwa suatu hari nanti aku akan dijaga oleh seorang lelaki yang mampu benar-benar menjaga ku dengan baik, menjaga jiwa dan ragaku, menjaga cinta dan kasih sayang, menjaga pikiran dan perasaan ku, yaitu dia orangnya.

Dan sekarang aku baru mengerti bahwa memang dia lah lelaki yang memang harus aku pertahankan aku yakin semua kesalahan-kesalahan dia yang lalu hanya bagian dari pelampiasan kekecewaan dia terhadap hidup yang tidak sesuai dengan ekspektasi dia.

Dan aku coba untuk memahami bahwa cintanya, kasih sayangnya, setiap pengorbanannya dan perjuangannya memang hanya untuk aku, hanya untuk kebahagiaan aku, untuk membuktikan bahwa aku tidak sendiri. Mungkin sebelumnya mereka sudah kompromi bahwa, salah satu dari mereka harus pergi dan salah satunya harus menjaga aku dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun