Mohon tunggu...
Diana PutriArini
Diana PutriArini Mohon Tunggu... Psikolog - Diana Putri Arini

Penyuka filsafat hidup, berusaha mencari makna hidup agar dapat menjalani hidup penuh kebermaknaan

Selanjutnya

Tutup

Film

Keadilan Tokoh Adil yang Tak Pernah Ditemukan Hingga Akhir Hayat

1 Mei 2024   21:25 Diperbarui: 1 Mei 2024   21:29 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Ada adegan Adil berteriak ketika berada di dalam ruangan. Saya menafsirkan Adil tidak hanya mendapatkan pelecehan seksual, namun pemerkosaan serius. Ia dipaksa untuk menjadi pelampiasan nafsu laki-laki tua. Di luar ruangan itu ada orang yang menjaga, artinya perbuatan ini sudah sistematis, bahkan bukan kali pertama. 

Adil anak yatim piatu, tidak ada orangtua yang akan pasang badan untuk melaporkan kasus ini ke ranah hukum, tidak ada juga orang yang akan membelanya. Kepribadiannya pasif dan tidak berdaya, ia harus menunggu pertolongan yaitu adiknya yang ia paling percaya. 

Adegan berlanjut saat Adil dewasa dan menjadi petugas pemandi jenazah. Dari raut dan postur Adil, ia tidak kemayu lagi. Ia tumbuh dengan pria tinggi, brewok dan cukup pendiam. Ia bertengkar dengan istrinya, namun ia tak membantah hanya diam. Saat adiknya mau melakukan eksperimen membuktikan siksa kubur, Adil tidak kuasa untuk melarang adiknya. Ia kembali pasrah dengan keadaan. 

Sampai kematiannya, Adil tidak mendapatkan keadilan. Ketika ia tahu pelaku pemerkosanya ada berada di dekatnya, ia belum mampu melakukan konfrontasi. Bahkan ketika mau membunuh pelaku tersebut, ia tidak dapat melakukannya. Kepribadian Adil sudah menyimpang sejak awal, ia tak sempat untuk kembali menjadi normal dan memahami kondisi diri. Kehidupan yang gelap, kepribadian yang menyimpang, tidak ada orang dewasa yang memperbaiki diri membuat Adil hidup jauh dari agama juga. Ia juga mendapatkan siksa kubur menurut film. 

Sejujurnya , saya sangat simpati dengan kondisi Adil. Ia benar-benar korban dari perlakuan yang salah, ya saya tidak memungkiri bahwa Sita juga korban keadaan. Sebagai orang yang bekerja di perlindungan perempuan dan anak, kondisi Adil membuatku tersadar mengenai dampak penyimpangan perilaku yang signifikan tak terobati dari korban kekerasan seksual. 

Kasus kekerasan seksual anak laki-laki atau remaja laki-laki kurang menjadi perhatian. Mirisnya pelakunya adalah orang yang dihormati seperti guru, ustabdz, tokoh agama atau pejabat setempat. Ia seakan menjadi tumbal yang dikorbankan agar kestabilan do tempatnya berjalan lancar, sementara pelaku melalang buana dengan topeng orang baik atau orang suci. 

Tidak sedikit kasus ini tidak diadili karena stereorotip malu atau memang korban berasal dari kalangan yang rentan sekali, sehingga pelaporan akan berdampak pada kesejahteraannya secara ekonomi atau sosial. Belum lagi, ia mendapatkan stigma kenapa tidak mampu melindungi diri? kenapa dia tidak melawan ketika diperintahkan untuk menyentuh kelamin pelaku? 

Dalam tulisan ini, aku masih percaya bahwa Allah itu maha baik. Dalam agama Islam, kita diwajibkan menyebutkan basmallah sebelum beaktivitas. bismillahirrahmanirrahim  memiliki makna dengan menyebut nama Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Akankah mereka yang menjadi korban karena salah perlakuan orang dewasa juga mendapatkan kebaikan Allah? 

Aku pernah membaca cerita kebaikan Allah seperti ia mengampuni orang yang sudah membunuh 100 nyawa, ketika ia bertobat dan mencari guru, ia meninggal di jalan. Malaikat Ridwan penjaga surga dan Malaikat Malik berdebat untuk memasukkannya, lalu Allah menyuruh para malaikat untuk menghitung jarak yang akan ditempuhnya. Jika langkah kaki mayat ini dekat dengan tempat dituju maka, ia berhak masuk surga begitu pula sebaliknya. Ternyata jaraknya dekat. 

Saya tersentuh dengan kebaikan Allah dalam cerita itu. Saya berharap walau ini hanyalah sebuah cerita fiksi yang difilmkan, semoga ada keadilan dan kebaikan Allah untuk tokoh Adil dan Adil-adil lainnya yang menjadi korban kekerasan seksual. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun