Ada sebuah desa yang mengaku penduduknya selalu kehilangan uang. Entah berapa uang yang hilang, menurut kepolisian wilayah tidak ada warga yang melaporkan kecurian ataupun perampokan. Belum juga ada sensus yang jelas berapa kerugian yang dialami rata-rata warga, latar belakang warga yang kehilangan uang apakah berasal dari ekonomi tinggi, jam kehilangan serta variabel lainnya. Entah darimana kesimpulannya, seorang tokoh agama mengatakan ini ulah babi ngepet.Â
Babi ngepet adalah bentuk ritual sesat seorang manusia yang mencuri uang dengan menjelma sebagai babi dalam waktu beberapa saat. Entah apa alasan babi ngepet mau ngepet di wilayah tersebut. Apakah wilayah tersebut kaya? kenapa tidak mencuri di bank saja dengan keuntungan jauh lebih besar daripada ngepet di rumah warga. Pernyataan ini diperkuat oleh seorang perempuan yang sudah mengobservasi tetangganya beberapa hari. Menurutnya tetangganya ini tidak bekerja, dia hanya dirumah namun dia bisa membeli barang-barang mewah. Perempuan ini mungkin tidak tahu di zaman dengan internet banyak pekerjaan menghasilkan uang dengan cara bekerja di rumah.Â
Lebih konyolnya ketika mau menangkap babi, warga yang menangkap harus dalam kondisi telanjang. Aksi heroik dilakukan warga untuk menangkap babi hitam yang disangka babi ngepet dengan kondisi telanjang, katanya jika tidak telanjang si babi ini menghilang. Beberapa warga mengatakan melihat  perubahan dair manusia menjadi babi, hal ini diaminkan oleh warga lainnya, kabarnya saksi yang melihatnya ada sekitar 10 orang. Sang babi ditangkap, dibacakan doa.Â
Warga mengaku merasakan keanehan karena tubuh si babi menyusut mengecil secara panjang dan berat badan. Salah satu tokoh agama berteriak bagi keluarga si babi silahkan untuk menjemputnya. logika ini aneh sekali, siapa keluarga babi? apakah harus menunggu bapak babi dan induk babi datang? Dalam kondisi di kurung tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman, mengalami berbagai penyiksaan tentu saja menjadi stressor bagi babi. Masyarakat lupa untuk memberikan makanan, toh dipikirannya mereka ini adalah mahluk jadi-jadian.Â
Babi ini disembelih karena dianggap sesat tanpa diadili terlebih dahulu. Apakah sudah diselidiki lebih dalam pada hari itu siapa saja warga yang mengaku kehilangan uang? berapa kerugiannya? Tampaknya pertanyaan itu tidak terlintas dalam pikiran yang penting mereka bisa menumpas simbol kesialan dalam kampung. warga menunggu perubahan barangkali ketika disembelih terjadi keajaiban ala sinetron indosiar, sang babi kembali ke wujud asal manusia. namun tidak terjadi.Â
Kasus ini menarik perhatian kepolisian setempat karena warga melakukan kerumunan, lebih parah lagi sebelum dieksekusi sang babi sempat menjadi tontotan warga untuk memperlihatkan pemeluk ajaran sesat menjadi babi dengan harga 2000. Polisi melakukan pemeriksaan ulang bangkai babi yang ternyata selelah diteliti adalah benar-benar babi. Mahluk yang dianggap babi ngepet secara harfiah adalah babi sungguhan.
Penyelidikan dilakukan lebih dalam lalu terkuaklah dalang sesungguhnya.Â
Dia adalah tokoh agama yang menyerukan babi ngepet.Â
Tokoh agama mendapatkan keluhan dari warga yang kehilangan uang, ia memiliki ide untuk menyelesaikan permasalahan warga dengan cara menumbalkan kesalahan ini pada simbol tertentu. Ia membeli babi dari komunitas pencinta hewan, ia memasang kalung dengan bentuk tasbih berisikan tulisan arab untuk menyakinkan adanya ritual tertentu. Babi yang tidak tahu apa-apa langsung dilepas di daerah yang sudah disiapkan. Beberapa warga yang polos berseru ada babi dan menganggap babi itu dalangnya, untuk menumpas kejahatan, mereka rela melepaskan malu dengan cara telanjang menangkap babi.Â
Babi ini murni korban...Â
Dia mati dengan cara mengenaskan setelah mendapatkan penyiksaan.Â