Mohon tunggu...
Diana Apriani
Diana Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa fkip ppkn universitas pamulang

pantang menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pembelajaran pada Masa Covid-19

21 Juni 2021   14:00 Diperbarui: 21 Juni 2021   15:08 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

Pada akhir tahun 2019 virus COVID-19 ditemukan di Wuhan Cina. Lalu mulailah tersebar ke seluruh pelosok dunia. Awalnya kondisi ini bersifat epidemi lalu berubah menjadi pandemi. Tidak disangka penyebarannya begitu cepat. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Begitu juga pemerintah Indonesia, menetapkan kondisi ini menjadi bencana nasional pada bulan Maret 2020.           

Penyebaran virus ini sangat cepat karena melibatkan sosial. Kegiatan sosial tidak bisa dihindari. COVID-19 sudah banyak memakan korban jiwa dari ribuan menjadi jutaan karena masa inkubasi pandemi ini kurang lebih dua minggu menjadi penyebab kematian korban jiwa.

   Termasuk Negara Indonesia kena pandemi COVID-19. Pemerintah Indonesia membuat beberapa kebijakan nasional untuk menghentikan lajunya penyebaran COVID-19 ini. Kebijakan nasional ini dirumuskan dalam berbagai bidang terutama pendidikan. Salah satu kebijakan di bidang kesehatan adalah menerapkan protokol kesehatan untuk menekan membludaknya pasien pandemi di berbagai rumah sakit dan kewalahannya tenaga kesehatan. Protokol tersebut dilaksanakan di seluruh Indonesia oleh pemerintah dengan dipandu secara terpusat oleh Kementrian Kesehatan RI.

   Salah satu dampak pandemi COVID-19 menerpa di bidang pendidikan. Sejak ditetapkan sebagai bencana nasional, pemerintah Indonesia melalui menteri Pendidikan Nasional membuat kebijakan pendidikan melalui tatap muka menjadi pembelajaran di rumah. Artinya kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan di sekolah menjadi di rumah. Sistem inilah yang banyak dijumpai dan berkendala.

   Apalagi sistem pendidikan nasional selalu berubah--ubah. Beberapa tahun sistem pendidikan ini selalu berganti. Begitu juga ujian nasional ikut berubah yang semulanya ujian nasional berbasis kertas pensil menjadi ujian nasional berbasis komputer. Ini saja banyak kendala yang dijumpai. Belum lagi pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh baik luar jaringan (luring) maupun dalam jaringan (daring). Pada umumnya pembelajaran jarak jauh dikenal sebagai pembelajaran online.

     Kesiapan sekolah atau madrasah menjadi kunci keberhasilan perubahan sistem pendidikan online. Pemerintah pun memberikan kemudahan kepada sekolah di dalam memberikan penilaian. Tahun ini pemerintah menghapuskan ujian nasional dan memberikan keleluasaan kepada para guru di dalam penilaian siswa di saat darurat ini.

    Perubahan kebijakan pembelajaran online tentunya mengikuti perkembangan teknologi yang berkembang pesat. Penggunaan teknologi juga banyak mengalami masalah. Banyak faktor yang menghambat pendidikan daring ini seperti penguasaan teknologi, sarana prasarana, jaringan internet dan biaya.

   Pendidikan kita harus bisa mengikuti perkembangan kemajuan teknologi. Penguasaan teknologi harus dimiliki oleh setiap orang tua, siswa dan guru. Tidak semua orang tua, siswa dan guru melek teknologi. Pada umumnya guru senior belum mampu menguasai teknologi. Ada yang mau belajar penggunaan teknologi dan ada yang tidak mau belajar akan penggunaan teknologi. Masih banyak para guru yang belum bisa memahami tentang cara menggunakan teknologi yang semakin canggih.

  Hampir sama kendala yang dihadapi para siswa dan para guru di dalam pembelajaran online. Tantangan utama dalam pembelajaran online bagi guru ialah jaringan internet, jarangnya pelatihan dan kesadaran yang masih rendah. Arora dan Srinivasan dalam penelitiannya yang berjudul  Impact of pandemic COVID-19 on the teaching --learning process: A study of higher education teachers, yang dipublikasikan di jurnal  "Prabadhan: Indian Journal of Management" menyebutkan bahwa rendahnya kesadaran menyebabkan siswa tidak mengikuti pembelajaran daring diikuti oleh kurangnya minat dan keraguan tentang kegunaan pembelajaran daring, kurang kehadiran, kurangnya sentuhan pribadi, dan kurangnya interaksi karena masalah konektivitas ditemukan menjadi kelemahan signifikan dari pembelajaran daring.

   Di samping kelemahan, pembelajaran daring memiliki beberapa kelebihan. Guru sekali membagikan modul atau bahan ajar bisa mencapai beberapa kelas dalam satu tingkatan. Dari segi penilaian guru takkan mengalami kesulitan dan dalam waktu singkat mudah mencapai tujuan pembelajaran.

Setiap sekolah atau madrasah belum tentu memiliki sarana prasarana di dalam pembelajaran daring terutama sekolah yang berada di pelosok pedesaan. Apalagi para orang tua tidak bisa memberikan fasilitas teknologi ke anaknya untuk pembelajaran daring. Wabah pandemi membuat perekonomian orangtua terganggu. Belum orangtua yang kena PHK. Kemudian para siswa masih bingung juga di dalam pembelajaran daring mulai dari cara pembelajaran daring, materi yang disampaikan di dalam daring dan sebagainya.

   Jaringan internet juga menjadi kendala pada pembelajaran daring. Belum semua daerah memiliki jaringan internet karena geografi daerah berbeda--beda. Ada daerah yang kuat sinyal internet, lemah sinyal dan tidak ada sama sekali sinyal internetnya. Baik guru maupun siswa harus terlebih dahulu mencari sinyal internet terutama daerah pedesaan. Mereka harus meninggalkan rumah, berjalan kaki dan sebagainya guna mencari sinyal internet.

    Pembelajaran daring pasti membutuhkan kuota internet. Penyediaan kuota internet menjadi kendala. Tidak semua guru dan orang tua mampu membeli kuota internet. Pembelian kuota internet menjadi lonjak. Belum lagi mereka tidak siap untuk menambahkan anggaran belanja di dalam penyediaan kuota internet. Biaya yang harus dikeluarkan menjadi ekstra. Belum lagi perekonomian lagi sedang susah.

   Ada hikmah yang dapat diambil dari pandemi COVID-19 terutama di bidang pendidikan. Di mana kedepannya tidak bisa kita pungkiri perubahan mindset para stakeholder mulai dari siswa, orangtua, guru dan pemerintahan di dalam perubahan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun