Pada hari keempat outbound mobility, 23 Agustus 2024, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) melanjutkan kegiatan mereka dengan pembelajaran dalam kelas di Universiti Sains Malaysia (USM) dan eksplorasi lapangan di Queens Waterfront.
Pagi hari dimulai dengan keberangkatan pukul 08.00 waktu setempat menuju ruang kelas di USM. Di kelas, mahasiswa mendapatkan materi mendalam mengenai pariwisata dari Dr. Shida. Materi tersebut mencakup berbagai aspek pariwisata "tourist typologies ang segmentation" termasuk definisi turis, perhitungan terkait industri pariwisata, serta sistem pariwisata secara keseluruhan. Salah satu topik utama yang dibahas adalah Tourism Area Life Cycle Model, yang menjelaskan bagaimana minat turis berkembang dari waktu ke waktu hingga siklus perkembangan area pariwisata. Penjelasan ini berlangsung selama dua jam memberikan wawasan penting mengenai dinamika pariwisata dan bagaimana destinasi berkembang.
Setelah sesi pembelajaran di dalam kelas, para mahasiswa melanjutkan ke sesi pembelajaran lapangan di Queens Waterfront, yang dipandu oleh Dr. Arbina. Di sana, Dr. Arbina menjelaskan pentingnya pengembangan Waterfront sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah Mental Health. Waterfront dikenal sebagai area nyaman, indah, dan bersih, menyediakan ruang santai bagi para turis dan warga lokal untuk refleksi. Di lokasi ini, mahasiswa dapat menikmati pemandangan spektakuler seperti Penang Bridge, Pulau Jerejak, Jembatan Sultan Abdul Halim, serta melihat pesawat yang landing dan take off.
Dr. Arbina juga menekankan bahwa pariwisata tidak hanya untuk dinikmati bersama teman atau pasangan, tetapi juga sebagai waktu untuk diri sendiri. Pesan ini menjadi inti dari sesi lapangan, di mana mahasiswa diharapkan merasakan ketenangan dan refleksi pribadi selama berkeliling di kawasan pantai tersebut.
Para mahasiswa menikmati keindahan pemandangan dan suasana tenang di Waterfront, serta mendapatkan kesempatan untuk menyusuri pantai dan merasakan langsung manfaat dari lingkungan yang mendukung kesehatan mental. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka tentang pengembangan pariwisata, tetapi juga memberikan mereka kesempatan untuk merasakan langsung manfaat dari lingkungan yang dirancang untuk kesejahteraan individu.
Dengan kegiatan ini, diharapkan mahasiswa tidak hanya mendapatkan wawasan akademis tetapi juga merasakan bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi kesejahteraan pribadi, serta menerapkan konsep-konsep tersebut dalam studi dan praktik mereka selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H