Mohon tunggu...
dianaana
dianaana Mohon Tunggu... Guru - Mahasia unimuda sorong

Hobi/ Suka makan renang kemping membaca buku bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menunggu

24 Januari 2025   15:38 Diperbarui: 24 Januari 2025   15:38 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menepi...

Seperti senja jatuh di kaki langit

Lambat-lambat hilang tanpa pesan

Tidak kabarkan pulang

Pada deretan tunggu di dermaga waktu

Sekujur tubuh...

Menahan peluru kenangan

Bertubi-tubi menikam tajam

Tembusi selembar ingatan

Carik dan berlubang

Lalu...

Aku bagai angin

Terbiar melayang

Terkadang hangat dan dingin

Dipeluk sepi yang sering

Hanya bisa singgah di bukit

Menjenguk rindu

Menitip sedih di muka sore

Dan pulang...

Sesat di ranting kering

Mengayun putik-putik layu

Luruh ke masa lalu

Berharap bertemu lagi denganmu

Meski kita telah kehilangan cumbu

Pun rindu...

Masih menetap

Menjalani hari-hariku

Mengintip kisah kemarin

Mendengar hening

Dari suara angin yang menepuk dan lelah

Sementara aku...

Menunggu Tuhan menggantikan hati

Untuk air mata ini berhenti

Dan luka mati

Seperti semula kita tak pernah saling mencintai...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun