Cukup sampai situ saja cerita singkat yang saya berikan, karena kalau saya lanjutkan maka artikel ini akan berubah jadi artikel gosip hehee.
Setelah mencerna obrolan yang diceritakan teman saya kepada saya tersebut memang sedikit mengetuk pikiran saya untuk bertanya pada diri sendiri, yakni "Sudahkah saya menjadi nyata di dunia maya ?"
Sebab bukanlah hal yang tak mungkin bahwa perspektif kebanyakan orang tentang saya adalah sebagai sosok wanita yang bijak, pintar, menyenangkan, dan baik hati, toh karena yang mereka lihat tentang saya di dunia maya adalah demikian.
Namun perspektif tersebut belum tentu benar sepenuhnya, karena saat ini kita memang sedang hidup di dunia yang serba membingungkan.
Ambillah contoh ketika sosok si A yang tak pernah mau memposting teman-teman main di lingkungan rumahnya. Hal tersebut bisa saja ia lakukan karena ada sebuah perspektif yang ia coba pertahankan. Yakni, di mana si A adalah sosok yang mewah di dunia maya dan teman-teman di luar lingkungan rumahnya memang percaya akan hal tersebut, kemudian apabila si A dengan sengaja memposting keadaan sebenarnya yang jauh dari kata mewah di dunia maya, maka apa kata teman-teman kuliahnya nanti ?
Pun sebenarnya kehidupan seperti ini bukanlah hal yang baru atau aneh lagi, dan semua orang memang punya gaya pemikiran serta hak menjalani hidupnya masing-masing. Entah ingin menjadi seperti apa ia tentulah itu menjadi urunsan masing-masing orang, termasuk dalam dunia maya. Bahkan sekalipun seseorang ingin tampil menjadi sosok yang jauh dari kenyataan sebenarnya.Â
Hanya saja dalam membentuk dan mempertahankan perspektif masyarakat tentang dirinya, tentulah tidak mudah. Misalnya saya yang mencoba untuk dikenal sebagai wanita baik-baik, maka sebisa mungkin saya harus tampil anggun, ramah tamah, dan menjaga bahasa yang baik di dunia maya. Padahal bisa saja sosok nyata saya jauh dari hal-hal seperti itu.
Pun bagi sosok si A yang terus berusaha menjadi sosok yang hidup dan berasal dari kalangan kelas atas. Hal itu adalah haknya, sekalipun ia perlu bersusah payah untuk membentuk dan mempertahankan perspektif kebanyakan orang di dunia mayanya, dengan menunjukan hal-hal yang sebenarnya sulit untuk ia dapatkan misalnya.Â
Tentu itu bukanlah masalah selama orang tersebut menyanggupi kehidupan yang memang ia inginkan di dunia maya. Namun satu hal yang pasti adalah menjadi nyata di dunia maya bukanlah sebuah kesalahan, melainkan mencoba menutupi apa yang menjadi kenyataan adalah hal yang memalukan nantinya.Â
Jangan terlalu asik menjadi sosok yang halu, sebab setelah berhasil menutupi satu kenyataan, maka akan ada banyak kenyataan yang perlu disembunyikan lagi, dan itu hanya akan menyulitkan saja. Salam.
Tangerang, 25 November 2018